Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merefleksikan Joker (2): Sisi Gelap dalam Diri Kita

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi Joker.
|
Editor: Heru Margianto


Artikel ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya. Sebelum membaca, silakan baca dulu tulisan pertama.

------------------------

KOMPAS.com - Film Joker (2019) tak sepenuhnya tepat menggambarkan pengidap gangguan jiwa. Di kehidupan nyata, gangguan jiwa tak jadi faktor utama penyebab orang melakukan kekerasan atau kejahatan.

Namun soal warga Gotham yang menjadi anarkistis, film ini mungkin menggambarkannya dengan tepat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apalagi, kegeraman masyarakat Gotham mengingatkan kita pada Indonesia. Aksi unjuk rasa rusuh hingga pengadilan jalanan kerap terjadi.

Bagaimana warga biasa, menjadi brutal ketika berkumpul bersama-sama?

Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia Muhammad Mustofa menyebut kerumunan massa atau mob bisa membuat orang tidak menjadi dirinya sendiri.

"Tingkah laku kolektif tindakannya tidak sama dengan kepribadian masing-masing pesertanya," kata Mustofa.

Mob biasanya terbentuk ketika orang yang saling berkumpul menghadapi suasana problematis. Misalnya ketika menangkap maling di jalan.

"Mereka tahu harusnya diserahkan ke penegak hukum. Namun mereka khawatir jangan-jangan proses hukumnya tidak memuaskan perasaan keadilan masyarakat. Oleh karena itu lebih baik hukum ditegakkan sendiri," ujar Mustofa.

Sisi gelap dalam diri kita

Selain karena pengaruh massa, perilaku kekerasan bisa muncul karena hal-hal negatif yang terpendam dalam diri.

Tidak ada manusia yang benar-benar baik dan benar-benar jahat. Percaya atau tidak, di dalam diri setiap kita ada sisi buruk.

Pikiran-pikiran jahat yang sering terlintas, muncul dari sisi itu. Tokoh psikologi Carl Gustav Jung menyebutnya sebagai shadow.

Dalam Four Archetypes (1972), Jung meyakini elemen mental manusia terdiri dari lapisan-lapisan. Lapisan pertama yakni persona adalah sisi terluar yang ditampilkan ke orang lain.

Di bawahnya, ada anima atau animus. Ini elemen maskulin dan feminin dalam setiap individu untuk memahami sifat lawan jenis dan bertahan hidup.

Makin dalam, ada shadow, yang merupakan bagian tergelap dari diri manusia. Ia mengandung hasrat dan perilaku yang bertentangan dengan moral. Sisi ini juga senang dengan hal-hal yang aneh.

Anda mungkin pernah tertawa dalam hati ketika melihat orang yang tidak disukai terluka.

Atau pernah membayangkan Anda bisa meledakkan bangunan dan mencabik-cabik orang ketika sedang kesal?

Itulah saat shadow bertindak.

Psikolog Kasandra Putranto mengatakan dalam kasus Joker, misalnya, sisi gelap itu dipupuk sejak dini.

Sebelum menjadi Joker, Arthur Fleck dibesarkan oleh ibu yang delusional dengan gangguan kepribadian.

Sejak kecil, Arthur disiksa oleh ibunya dan pacar ibunya. Ketika dewasa, Arthur dirundung oleh masyarakat.

"Layanan kesehatan yang terputus membuat halusinasinya kumat," ujar Kasandra.

Frustrasi atas kondisi-kondisi itu, membuat shadow dari Arthur Fleck tampil ke permukaan.

Kasandra mengatakan untuk mencegah pikiran-pikiran buruk muncul, penderita gangguan mental tidak boleh menghentikan pengobatan.

Pikiran-pikiran negatif ini bisa muncul sejak kecil, dan perlu pencegahan dari orang dekat.

"Pastikan anak tumbuh dalam lingkungan yang sehat," ujar Kasandra.

Bersambung. 

Baca juga: Merefleksikan Joker (3): 1 dari 10 Orang Indonesia Alami Gangguan Jiwa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi