Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecanduan Internet, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Baca di App
Lihat Foto
Thinkstock
Ilustrasi penggunaan internet
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Bagaimana interaksi keseharian Anda dengan internet? Urusan pekerjaan, hiburan, belanja, berkomunikasi, bisnis, dan lain-lain, menjadi alasan berselancar di dunia maya.

Ada pula yang seakan tak bisa melepaskan perangkat digital di tangannya dan menghabiskan hampir seluruh waktunya terkoneksi dengan internet, hingga dideteksi mengalami kecanduan internet.

Apa itu kecanduan internet?

Istilah kecanduan internet telah digunakan sejak tahun 1995 oleh Dr Ivan Goldberg.

Para ahli dan peneliti banyak yang menaruh perhatian pada kecanduan internet.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecanduan internet telah dianggap sebagai ganggauan mental, meski tidak diakui secara resmi.

Namun, kecanduan internet telah memengaruhi 38 persen penduduk di dunia ini.

Mari mengenali lebih jauh soal kecanduan internet.

Penyebab

Kecanduan internet digambarkan sebagai gangguan kontrol impuls, yang tidak melibatkan penggunaan obat yang memabukkan dan sangat mirip dengan gangguan pengendalian diri.

Hampir sama dengan kecanduan lainnya, mereka yang menderita kecanduan Internet menggunakan dunia fantasi virtual untuk terhubung dengan orang-orang melalui internet.

Tidak ada yang mengetahui penyebab pasti yang membuat seseorang mengalami kecanduan internet.

Beberapa bukti menunjukkan, susunan otak penderita kecanduan internet mirip dengan mereka yang menderita ketergantungan bahan kimia, seperti obat-obatan atau alkohol.

Menariknya, beberapa penelitian mengaitkan gangguan kecanduan internet dengan perubahan struktur otak secara fisik.

Khususnya, yang memengaruhi jumlah materi abu-abu dan putih di wilayah otak prefrontal.

Hal ini mengakibatkan penderita tidak bisa memprioritaskan mana tugas penting dalam hidup.

Mereka menjadi ketergantungan dengan internet dan menganggapnya lebih penting.

Pada dasarnya, perilaku adiktif memicu pelepasan dopamin untuk mempromosikan pengalaman menyenangkan.

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak kegiatan yang diperlukan untuk mendorong respons menyenangkan yang sama hingga menciptakan ketergantungan.

Hal ini pula yang terjadi pada penderita kecanduan internet.

Kadar dopamin dan serotonin penderita kecanduan internet biasanya lebih sedikit dibandingkan yang lainnya.

Kekurangan bahan kimia inilah yang membuat seseorang terus terlibat dalam penggunaan internet untuk menerima respons menyenangkan yang sama.

Kecenderungan kecanduan internet juga terkait dengan kecemasan dan depresi.

Seringkali, jika sudah menderita kecemasan atau depresi, mereka akan mengalihkannya pada penggunaan internet untuk meringankan kecemasan atau depresi tersebut.

Gejala

Tanda dan gejala gangguan kecanduan internet dapat muncul dalam manifestasi fisik dan emosional.

Beberapa gejala emosional gangguan kecanduan internet antara lain:

  • Depresi
  • Ketidakjujuran
  • Perasaan bersalah
  • Kegelisahan
  • Perasaan euforia saat menggunakan komputer
  • Ketidakmampuan untuk memprioritaskan atau menjaga jadwal
  • Mengisolasi diri
  • Lemah pertahanan diri
  • Menghindari pekerjaan
  • Agitasi
  • Perubahan suasana hati
  • Takut
  • Larut dalam kesendirian
  • Kebosanan dengan tugas rutin
  • Sering menunda.

Sementara itu, gejala fisik gangguan kecanduan internet di antaranya:

  • Sakit punggung
  • Sindrom terpal carpal
  • Sakit kepala
  • Insomnia
  • Nutrisi buruk (gagal makan atau makan berlebihan untuk menghindari komputer)
  • Kebersihan pribadi buruk (misal: tidak mandi untuk tetap online)
  • Sakit leher
  • Mata kering dan masalah penglihatan lainnya

Efek kecanduan internet

Kecanduan internet bisa mendatangkan masalah pribadi, keluarga, akademik, keuangan, dan pekerjaan.

Mereka yang menderita kecanduan internet menghabiskan lebih banyak waktu sendirian daripada berinteraksi dengan orang-orang dalam kehidupan nyata.

Bahkan, penderita kecanduan internet bisa saja mengubah indetitas mereka dan berpura-pura menjadi ornag lain di dunia maya karena merasa rendah diri.

Hal seperti inilah yang bisa mengarah pada depresi dan kecemasan.

Kecanduan Internet juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik atau masalah medis seperti sindrom carpal tunnel, mata kering, sakit punggung, sakit kepala parah, penyimpangan makan, dan gangguan tidur.

Cara mengatasi kecanduan internet

Langkah pertama mengatasi kecanduan internet adalah mengakui bahwa kita memang menderita kecanduan internet dan secara perlahan membatasi penggunaan internet.

Selain itu, bisa meminta bantuan seorang ahli untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Beberapa ahli berpendapat, obat-obatan efektif untuk mengatasi masalah ini.

Alasannya, penderita kecanduan internet diindikasi menderita kondisi yang mendasari kecemasan dan depresi.

Penelitian telah menunjukkan bahwa obat anti-kecemasan dan anti-depresan juga bisa membantu mengatasi masalah kecanduan internet.

Selain itu, aktivitas fisik bisa menjadi cara efektif dalam meningkatkan kadar serotonin dan mengurangi ketergantungan pada internet.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi