Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Ton Apem Siap Disebar pada Tradisi Saparan Yaa Qowiyyu di Klaten

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/LABIB ZAMANI
Gunungan apem dibawa ke pendapa kompleks makam Kiai Ageng Gribig dalam perayaan tradisi Yaqawiyyu di Klaten, Jawa Tengah, Jumat (26/10/2018).
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Ada yang berbeda di Desa Jatinom, Kabupaten Klaten pada bulan Sapar dalam penanggalan kalender Jawa. Pada bulan Sapar, para warga Jatinom sibuk berkutat dengan persiapan tradisi yang disebut Saparan Yaa Qowiyyu.

Setiap tahunnya, tradisi turun temurun ini dilaksanakan pada minggu kedua di bulan Sapar penanggalan Jawa. Uniknya, dalam setiap perayaan, terdapat tradisi melempar apem kepada warga.

Keunikan tradisi ini sempat terekam sebagai salah satu trending di Twitter pada Minggu (13/10/2019) pagi. Tagar #SaparanYaaQowiyyuJatinom bertengger di antara tagar lainnya di trending topic Twitter Indonesia.

“(Acara ini) dilaksanakan selalu di bulan Sapar biasanya dilihat waktunya yang kira-kira biasanya di minggu kedua,” ucap Ketua panitia perayaan, Dachliana, kepada Kompas.com, Minggu (13/10/2019).

Dachliana menuturkan, untuk tahun ini, sebanyak tujuh ton apem akan disebarkan. Adapun proses penyebaran tersebut akan dilakukan pada perayaan puncak yakni pada tanggal 18 Oktober 2019 mendatang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 6 Ton Apem Disebar dalam Perayaan Tradisi Yaqawiyyu di Klaten

“Saparan ini menjadi tradisi dari Jatianom, ini biasanya (ditandai) dengan penyebaran apem,” ucap Dachliana.

Dia mengungkapkan, apem yang disebar merupakan sumbangan dari warga Jatianom. Kemudian sebelum disebarkan, sebuah gunungan yang terbuat dari apem akan dikirab menuju ke Masjid Agung Jatianom dan akan disebarkan di kompleks Sendang Klampeyan.

Di kompleks ini, juga terdapat makam dari Kiai Ageng Gribig yang merupakan tokoh penting dalam penyebaran agama Islam bagi masyarakat Jatinom.

Selain penyebaran apem, perayaan yang dilangsungkan selama satu minggu (12-18 Oktober 2019) ini juga akan dimeriahkan oleh berbagai pertunjukan budaya, karnaval, dan hingga pameran foto Jatinom.

Adapun perayaan tahunannya sudah masuk ke dalam tradisi yang dilestarikan. Untuk tahun ini tradisi Saparan Yaa Qowiyyu mengambil tema Bhinneka Tunggal Ika dengan mengundang sejumlah penari dari beberapa daerah lain.

“Tahun ini ada perbedaan, kita bukan hanya menggunakan budaya jawa tetapi juga memasukkan unsur Bhinneka Tunggal Ika,” ucap dia.

Selain itu, perayaan ini juga dimeriahkan dengan pasar warga. Pada saat perayaan berlangsung, masyarakat menjajakan berbagai dagangan termasuk apem kepada para pengunjung.

Dengan demikian, Dachliana melanjutkan, perayaan tradisi ini bukan hanya melestarikan budaya nenek moyang namun juga mampu mengangkat perekonomian warga setempat.

“Untuk konsepnya, keluarga kepada warga, jadi kita mau melihat potensi warga yang bisa dikembangkan untuk perekonomian dari warga itu sendiri,” tutur dia.

Tradisi berkumpul dengan sanak saudara

Adapun tradisi Saparan merupakan perayaan berkumpulnya para anggota keluarga di Jatinom. Pada tradisi ini, Dachliana menuturkan, warga berkumpul dan saling bersilaturahmi.

Bahkan, ada pula warga yang sengaja pulang dari perantauan untuk mengunjungi sanak keluarga.

“Jadi masing-masing warga dikunjungi oleh keluarga. Jadi masing-masing pada sibuk untuk menerima tamu dari keluarga sanak saudara,” ucap dia.

Baca juga: Tradisi Unik Sambut Ramadhan, Gerebeg Apem Simbol Minta Ampunan di Jombang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi