Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Meningitis, Ini 4 Macam Infeksi yang Bisa Menyerang Otak

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Penyanyi istri Anang Hermansyah, Ashanty pernah didiagnosa mengidap meningitis pada 2013.

Ketika itu dirinya mengaku sempat drop ketika pertama kali divonis menderita penyakit tersebut.

Saat 2-3 hari didiagnosa penyakit tersebut ia mengalami perang batin. Bahkan ia merasa akan kehilangan karirnya akibat penyakit ini.

Namun akhirnya ia memasrahkan kepada sang maha kuasa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melansir dari US Department of Health and Human Service, meningitis sendiri merupakan peradangan atau pembengkakan selaput pelindung yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang.

Biasanya, pembengkakan tersebut dikarenakan adanya infeki bakteri atau virus dari cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.

Namun rupanya selain meningitis, ada beberapa infeksi yang bisa menyerang otak manusia. Berikut ini ulasannya:

1. Encephalithis

Melansir Medical News Today, penyakit Encephalitis adalah pembengkakan akut yang kebanyakan disebabkan oleh infeksi virus ataupun sistem imun yang mengalami kelainan dan membuatnya justru keliru karena menyerang jaringan otak.

Penyakit ini cenderung muncul tiba-tiba dan berkembang dengan cepat. Sehingga butuh ditangani segera.

Gejala awal penyakit ini adalah demam, fotofobia, serta sakit kepala.

Penyakit ini paling sering menyerang anak-anak. Pada orang dewasa umumnya hanya terjadi pada mereka yang sistem kekebalannya lemah.

Komplikasi penyakit ini bisa menyebabkan seseorang kehilangan memori.

Encephalitis bisa mengancam jiwa, tapi jarang terjadi. Tergantung sejumlah faktor, termasuk tingkat keparahan penyakit dan usia.

Beberapa jenis enchephalitis adalah Encephalitis Jepang, Encephalitis kutu, serta Rabies. Serta terdapat pula encephalitis primer dan sekunder.

Baca juga: Mengenal Penyakit Meningitis yang Diidap Ashanty...

2. Abses Otak

Abses otak adalah kumpulan nanah yang berkembang sebagai respons terhadap infeksi atau trauma.

Saat abses disebabkan infeksi bakteri atau jamur, maka parasit menginfeksi bagian otak, setelahnya peradangan dan pembengkakan terjadi.

Kondisi ini merupakan kondisi serius yang bisa mengancam jiwa.

Tengkorak kepala tidak fleksibel dan tak bisa mengembang. Saat tekanan abses menghalangi pembuluh darah, maka oksigen bisa kesulitan mencapai otak, akibatnya bisa timbul kerusakan pada jaringan otak yang halus.

Akibat kondisi ini beberapa akibat bisa timbul, tergantung seberapa parah ukuran abses dan di mana ia terbentuk dalam otak.

Beberapa gejala abses otak di antaranya adalah: sakit kepala, demam, kejang serta mual dan muntah.

Kejang merupakan tanda awal terbentuknya abses, sedangkan mual dan munah terjadi ketika tekanan terbentuk dalam otak.

Nyeri biasanya timbul mulai di sisi abses.

Abses otak bisa menyebabkan masalah mental pada 65 persen kasus. Kesulitan neurologis terjadi pada 50-65 persen orang dengan abses otak.

3. Neurotoxoplasmosis

Neurotoxoplasmosis, atau dikenal pula dengan cerebral toxoplasmosis adalah infeksi oportunistik pada otak yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii.

Biasanya penyakit ini menyerang mereka yang memiliki HIV/AIDS.

Pada beberapa penderita dengan kondisi ini biasanya mengalami kelumpuhan sebelah badan karena kerusakan otak akibat infeksi ini

Penderita harus segera diobati ketika diagnosis ini diketahui. Deteksi dini dan terapi yang tepat akan menampakkan hasil setelah dua minggu, seperti berkurangnya nyeri kepala, serta penderita yang menurun kesadarannya bisa pulih kembali.

Baca juga: Penyakit yang Perlu Diwaspadai Saat Musim Pancaroba

4. Cerebal Malaria

Melansir dari Medscape, Malaria serebral adalah komplikasi neurologis paling parah dari malaria akibat infeksi Plasmodium flciparum.

Mereka yang selamat dari penyakit ini, umumnya mengalami defisit neurologis dan kognitif, kesulitan perilaku, serta epilepsi. Beberapa juga mengalami kecacatan saraf.

Meskipun 40 persen dari populasi di dunia berisiko, namun kebanyakan penularan terjadi di Afrika sub-Sahara dengan penderita paling banyak anak usia 5 tahun. Pada Asia Tenggara, kasus justru lebih sering terjadi pada orang dewasa.

Komplikasi malaria umumnya adalah anemia, hipoglikemia, asidosis metabolik, kejang berulang, koma ataupun kegagalan organ mulitipel.

Malaria cerebral adalah komplikasi neurologis paling parah dari malaria berat. Ciri klinis dari malaria serebral adalah adanya gangguan kesadaran sampai koma.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi