Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali Mewabah, Kenali Gejala Virus Hog Cholera Pada Babi

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Tapanuli Utara
Seorang petugas memberikan vaksinasi untuk pencegahan menyebarnya hog cholera di Desa Hutaraja, Kecamatan Sipoholon, Tapanuli Utara.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Baru-baru ini, virus Hog Cholera atau kolera babi menyerang puluhan ekor babi di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Berdasarkan informasi yang diperoleh, ada sekitar 50 ekor babi mati karena terserang virus ini.

Kasus Hog Cholera di Tapanuli Utara bukanlah yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, wabah kolera babi sempat menyerang Pulau Flores.

Melansir pemberitaan Kompas.com (15/08/2018), Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat bahwa 10.000 ekor babi di Pulau Flores mati akibat wabah kolera babi pada 2017.

Hog Cholera sering disebut sebagai Classical Swine Fever  (CSF), yaitu penyakit yang serius dan seringkali menyebabkan kondisi yang fatal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 2017, Wabah Kolera Babi Serang Pulau Flores, 10.000 Babi Mati

Melansir dari Veterinary Diagnostic and Production Animal Medicine, CSF ini bersifat menular, yang dapat menyebabkan kerentanan tubuh dan kematian yang mendekati 100 persen.

Virus Hog Cholera hanya terjadi pada babi dan dapat menyerang semua kelompok usia. Penyakit ini seringkali terjadi di negara-negara dengan jumlah babi yang tinggi dan belum berhasil memberantas virus tersebut.

Infeksi CSF dapat dilakukan melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan babi yang terinfeksi maupun babi yang rentan terinfeksi.

Babi dengan infeksi akut dapat menyebarkan jumlah virus yang besar sebelum mereka benar-benar terlihat sakit, selama sakit, dan setelah pulih.

Babi hidup terinfeksi sebagai fetus yang menyebarkan virus pada sekresi dan ekskresinya.

Sisa makanan yang tidak dimasak dan mengandung daging babi terinfeksi yang kemudian diberikan sebagai pakan babi telah tercatat sebagai penyebab dari banyak kejadian mewabahnya virus ini.

Cara lain dari penyebaran virus CSF juga termasuk pada peralatan kebun (seperti gerobak, truk, traktor, mesin-mesin yang terkontaminasi), orang-orang, media yang terinfeksi, hewan peliharaan, burung, dan antropoda. Sementara itu, transmisi lewat udara memiliki signifikasi penyebaran yang kecil.

Gejala-Gejala

Berdasarkan keterangan pada laman World Organisation for Animal Health, pada jenis wabah yang akut, tanda-tanda klinisnya tidak bersifat spesifik. Gejala-gejala ini termasuk pada hal-hal berikut:

Baca juga: Puluhan Babi di Tapanuli Utara Mati Terserang Virus Hog Cholera

Sementara itu, gejala-gejala bada bentuk kronis (virus lebih lemah atau imun lebih kebal):

Selain bentuk akut dan kronis, ada pula gejala-gejala untuk bentuk bawaan atau congenital (bergantung pada kekuatan virus dan tahap kehamilan) :

Bentuk lainnya disebut sebagai mild form, biasanya diderita oleh babi-babi yang lebih tua. Gejalanya adalah sebagai berikut:

  • Kehilangan atau kurangnya nafsu makan
  • Pemulihan dan kekebalan yang rendah

CSF yang akut harus dicurigai berdasarkan riwayat, tanda-tanda klinis, suhu tubuh hingga luka-luka yang terjadi. Sejumlah pemeriksaan postmortem yang dilakukan dapat meningkatkan akurasi diagnoasa.

Kontrol terhadap virus Hog Cholera penting dilakukan. Selain merugikan karena menyebabkan kematian, virus ini juga memberikan kerugian ekonomi yang cukup besa.

Misalnya, pada kasus wabah Hog Cholera tahun 2017, Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT Dani Suhadi mengatakan bahwa akibat hama tersebut kerugian ekonomi mencapai Rp 2,5 miliar.

Kontrol terhadap virus ini dapat dilakukan dengan pencegahan paparan, vaksinasi, hingga pemberantasan.

Di beberapa negara, pencegahan paparan dilakukan melalui pelarangan atau pengaturan impor babi hidup, babi segar, produk babi yang tidak dipanaskan dengan baik, dan sumber-sumber lain yang mungkin mengandung virus.

Selain itu, melarang pemberian makan dari makanan sisa yang tidak dimasak dan pembuangan sampah dari kapal di pelabuhan juga dapat menjadi cara pencegahan mewabahnya virus ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi