Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Tahun Anies Pimpin Jakarta, Tanpa Wakil, Pencapaian, hingga Kontroversi

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/NURSITA SARI
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (26/9/2019).
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika


KOMPAS.com – Tepat hari ini, 16 Oktober 2019 Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 2 tahun bekerja, setelah dilantik pada hari yang sama di tahun 2017 di Istana Kepresidenan, bersama wakilnya Sandiaga Uno.

Pasangan nomor urut 3 dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 itu berhasil mengungguli pasangan Ahok-Djarot di putaran kedua.

Sementara pada putaran pertama, satu pasangan tersingkir karena mendapat suara yg lebih rendah dari 2 pasangan lain yang perolehannya hampir berdekatan, yakni AHY-Silvy.

Namun, belum genap setahun memimpin roda kepemimpinan harus ‘berjalan satu kaki’. Itu karena sang Wakil Gubernur memutuskan mundur dari jabatannya dan maju menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.

Kehilangan Wakil

Sandiaga secara resmi membacakan surat pengunduran dirinya pada 27 Agustus 2018 di Gedung DPRD DKI Jakarta.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Dicari, Wakil Gubernur DKI Pendamping Anies Baswedan...

Itu berarti, Anies bekerja seorang diri menjadi pemimpin Jakarta dalam usia kepemimpinannya yang baru menginjak kurang lebih 10 bulan. Hingga 2 tahun kepemimpinannya hari ini, 1 tahun 2 bulan di antaranya ia lalui tanpa sosok seorang wakil gubernur.

Pemilihan wakil gubernur pengganti berjalan begitu alot karena kurangnya komunikasi antara 2 partai pendukung, yakni PKS dan Gerindra. Padahal sosok wakil gubernur harus dibicarakan oleh kedua pihak partai politik tersebut untuk akhirnya diajukan ke DPRD.

Klaim pencapaian

Meskipun begitu, selama 2 tahun memimpin Jakarta, sejumlah kebijakan dan perbaikan wajah ibu kota diklaim telah dicapai oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.

Setidaknya terdapat 12 klaim keberhasilan pemerintahannya selama 2 tahun periode berjalan ini.

Di antaranya, peningkatan jumlah pengguna kendaraan umum, tingkat kemacetan yang menurun, revitalisasi ratusan trotoar, realisasi DP rumah 0 persen, aspal jalan kampung, penyediaan kapal cepat untuk warga pulau terluar Jakarta, membebaskan pajak bumi dan bangunan, dan lain-lain.

Baca juga: 12 Klaim Keberhasilan Anies Selama 2 Tahun Pimpin Jakarta

Kontroversi kebijakan

Semua pencapaian itu tentu tidak terlepas dari kontroversi dan pro-kontra yang timbul.

Misalnya saat gubernur menerapkan kebijakan penggunaan jaring hitam dan penyemprotan parfum untuk menutup hitam dan baunya Kali Sentiong.

Kali ini ditutup karena memiliki warna yang begitu hitam dan terkadang mengeluarkan bau tidak sedap, padahal di sampingnya berdiri Wisma Atlet yang dihuni oleh para atlet internasional ketika itu yang tengah mengikuti ajang Asian Games.

Baca juga: Gubernur DKI Beberkan Alasan Pemasangan Kain Waring di Kali Item

Banyak warga yang mempertanyakan mengapa kebijakan yang diambil justru penggunaan kain atau jaring hitam untuk menutup bau dan warna hitam sungai, bukan membersihkannya dan menyelesaikan masalah mendasar yang ada.

Terlebih ketika pemasangan jaring yang tak pendek itu memakan biaya hingga lebih dari 500 juta rupiah.

Atau seruannya untuk memasalkan penanaman tanaman Lidah Mertua di seantero Jakarta guna memperbaiki kualitas udara Jakarta yang sudah tercemar dan sempat menduduki posisi sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Baca juga: Di Balik Keputusan Pemprov DKI Pakai Lidah Mertua sebagai Solusi Polusi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi