Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Tes DNA, Ini Penjelasan Ahli Biologi Molekuler

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi gen
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kabar mengenai Ariel NOAH yang memiliki empat perpaduan DNA, yakni South Asian, East Asian, Asian Dispersed, dan Middle Eastern ramai dibicarakan di media sosial pada Selasa (15/10/2019).

Diketahui, Ariel menjadi salah satu relawan yang mengikuti tes DNA dalam riset Penelusuran Leluhur Orang Indonesia Asli di mana hasilnya dipamerkan dalam pameran ASOI: Asal-usul Orang Indonesia yang dihelat di Museum Nasional, Jakarta Pusat pada 15 Oktober-10 November 2019.

Tak hanya Ariel, produser film Mira Lesmana juga disebut memiliki asal usul DNA dari empat bangsa, yakni East Asian, South Asian, Asian Dispersed, dan Middle Eastern.

Menanggapi keramaian ini, seorang profesor biologi molekuler dari Lembaga Eijkman, Herawati Supolo Sudoyo menyampaikan bahwa DNA berasal dari autosom dan diturunkan dari orangtua di mana dalam DNA terdapat berbagai informasi mengenai genetik moyang atau leluhur kita.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ayah akan memberikan separuh informasi genetik, demikian pula ibu. Ibu mendapat DNA dari kedua orangtuanya, demikian pula bapak," ujar Herawati saat dihubungi Kompas.com, Rabu (16/10/2019).

Selain itu, ia juga mengungkapkan dengan merunut terus ke atas silsilah, kita dapat mengetahui percampuran atau pembauran genetik.

Namun, masalahnya hasil tes tersebut kadang terlalu sederhana, sehingga orang masih tetap bertanya dan perlu informasi yang jelas dari seseorang yang paham betul.

Hal ini dimungkinkan agar terhindar dari informasi yang salah.

"Beruntung kita (dunia) sudah memiliki DNA database untuk perbandingan, sehingga kita bisa membandingkan motif DNA dari Yunani maupun Asia Timur," ujar Herawati.

"Sebenarnya ada motif tertentu juga di Jepang yang bisa kita bandingkan," kata dia.

Di sisi lain, Herawati menjelaskan bahwa banyak informasi yang dapat diperoleh ketika melakukan peruntutan genom total.

Adapun tindakan peruntutan genom total yang dimaksudnya bukanlah tes leluhur seperti yang dilakukan oleh Ariel.

"Lebih ke arah kedokteran presisi, seperti manusia diobati maupun prediksi penyakitnya. Karena itu, kita bisa mencegah timbulnya penyakit dengan menghindari faktor-faktor yang memengaruhi gen," ujar Herawati.

Baca juga: Mengenal Jenis dan Gangguan Kesehatan Mental

Gen dan Kesehatan

Dilansir dari WebMD, seseorang penderita rheumatoid arthritis menanyakan mengenai kekhawatirannya mewariskan penyakit tersebut pada anaknya.

Lantas, dokter spesialisasi genetik medis dari University of California, San Francisco, Bryce Mendelsohn menyampaikan bahwa jika seseorang di keluarga Anda mengidap penyakit, bukan berarti Anda akan terkena penyakit yang sama.

Ia menjelaskan bahwa gen terdiri dari DNA, molekul yang memegang rancangan mengenai cara Anda tumbuh, berkembang, dan bertahan hidup.

Ada banyak hubungannya dengan kesehatan Anda. Demikian juga mengenai gaya hidup Anda dan hal-hal di dunia di sekitar Anda.

Di sisi lain, memiliki gen dengan tautan kuat ke suatu penyakit tidak selalu berarti Anda akan mengalami sakit itu.

Misalnya, penyakit Alzheimer yang nampaknya memiliki ikatan genetik. Tetapi, orang-orang yang memiliki gen tidak selalu mendapatkannya, dan beberapa orang yang mengalami penyakit tersebut justru tidak memiliki gen dengan riwayat penyakit yang bersangkutan.

Baca juga: 6 Cara Mudah Terapkan Pola Makan Sehat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi