Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Panjang Merpati Airlines, Mengudara pada 1962, Sempat Mati Suri, dan Coba Bangkit Lagi...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA
Merpati Nusantara Airlines di Bandara Sultan Kaharuddin di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Kabar gembira datang dari Maskapai Merpati Nusantara Airlines (MNA).

Maskapai berpelat merah ini akan bangkit kembali setelah sempat berhenti beroperasi di tahun 2014.

Kebangkitan MNA ini tak lepas dari suntikan dana dari 10 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Pertama mengudara pada 1962, ini perjalanan panjang Merpati Nusantara Airlines...

Awal berdiri

Dikutip dari Harian Kompas, 31 Oktober 1978, berdirinya Merpati Nusantara Airlines berkat serangkaian usaha rintisan yang dilakukan oleh Angkatan Udara (AU) dan dwi-fungsi ABRI pada September 1962.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa perwira senior menggabungkan diri mereka dalam PN MNA, sebuah sarana perhubungan serbaguna antar-daerah dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat.

Modal dananya kala itu sebesar Rp 10 juta, dua pesawat Dakota, dan empat pesawat Otter/DHC 3.

Baca juga: Dapat Dukungan BUMN, Merpati Airlines Bangkit dari Mati Suri

Pada awal pengoperasiannya, MNA hanya menghubungkan lima kota besar.

Pada tahun 1974, kepakan sayap Merpati merambah ke 175 kota. Beberapa di antaranya adalah kota kecil, kota/kabupaten, bahkan kecamatan.

Pada 1975, perusahaan negara itu berubah menjadi persero, dengan Direktur Utama Ramli Sumardi.

Jadi anak perusahaan Garuda

Tercatat, sejak 26 Oktober 1978, Merpati Nusantara Airlines menjadi anak perusahan Garuda Airways.

Dengan demikian, terjadi pengalihan penguasaan modal negara dari MNA kepada Garuda.

Pengalihan ini ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1978 tanggal 26 Oktober 1978.

Spekulasi mengenai latar belakang pengalihan MNA menjadi anak Garuda ini mencuat.

Baca juga: Utang Merpati Airlines Turun Rp 4,4 Triliun, Kok Bisa?

Banyak pihak mengatakan, Merpati Nusantara Airlines terus mengalami kerugian, sehingga membutuhkan subsidi dari pemerintah.

Dugaan itu bukan tanpa alasan. Beberapa kalangan pejabat MNA di daerah sejak lama mengeluhkan keadaan perusahaan itu.

Secara pintas, penambahan pesawat yang berasal dari penyertaan modal pemerintah merupakan suatu perkembangan.

Namun, dalam operasinya, perolehan muatan (load factor) terus mengalami penurunan sejak tahun 1972.

Berhenti beroperasi

Dikutip dari Harian Kompas, 1 Februari 2014, kinerja MNA semakin memburuk.

Hal ini bertolak belakang dengan induknya, Garuda, yang tengah berada di masa keemasannya.

Pembatalan layanan penerbangan MNA ke sejumlah tujuan diyakini merupakan puncak gunung es dari problem yang dihadapi oleh maskapai penerbangan ini.

Baca juga: Nasib Merpati Bisa Kembali Mengudara Belum Jelas

Akhirnya, Merpati Nusantara Airlines resmi berhenti beroperasi pada 1 Februari 2014 akibat masalah keuangan dan berbagai utang.

Tercatat, MNA menanggung utang sebesar 10,95 triliun.

Jumlah itu terdiri dari Rp 1,09 triliun tagihan kreditur preferen, Rp 5,99 triliun tagihan konkuren, dan 3,87 triliun tagihan separatis.

Batal pailit

Pemberitaan Kompas.com, 14 November 2018, menyebutkan, Majelis Hakim Pengadilan Niaga Surabaya mengabulkan proposal perdamaian yang diajukan PT MNA kepada kreditornya.

Dengan adanya putusan itu, Merpati Airlines batal pailit.

"Mengabulkan permohonan PKPU PT Merpati Nusantara Airlines. Dengan syarat Merpati harus melunasi utang ke semua kreditor," kata Ketua Majelis Hakim Sigit Sutriono saat membacakan amar putusan di Pengadilan Negeri Surabaya.

Menurut Sigit, MNA mempunyai tanggungan kepada 85 kreditor konkruen.

Baca juga: Menteri BUMN Minta Bos Garuda Selamatkan Merpati Airlines

Dari semua kreditor itu, empat kreditor menolak proposal perdamaian.

Coporate Secretary PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) Edi Winarto menyebutkan, dengan diterimanya proposal perdamaian ini, MAN bisa kembali beroperasi.

Namun, Edi belum bisa memastikan secara pasti kapan Merpati akan kembali beroperasi.

Bangkit dari mati suri

Setelah sebelumnya mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 6,4 triliun dari Intra Asia Coropora, MNA kembali mendapat bantuan adri 10 perusahaan BUMN.

Sepuluh BUMN tersebut adalah:

  • PT Garuda Indonesia
  • PT Semen Indonesia (Persero) Tbk
  • PT Pertamina (Persero)
  • Perum Bulog
  • Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero)
  • PT PLN (Persero)
  • Himbara yang terdiri dari Bank BTN, Bank Mandiri, Bank BNI, dan Bank BRI.

Meski demikian, Merpati belum bisa beroperasi seperti sedia kala karena belum mendapatkan izin untuk melayani penumpang.

MNA untuk sementara diberi tugas melayani pengantaran kargo untuk wilayah Indonesia bagian timur.

Kondisi armada yang tak lagi layak terbang membuat maskapai yang berdiri pada 1962 ini harus meminjam pesawat milik Garuda Indonesia.

Garuda rencananya akan meminjamkan tiga pesawatnya 2020 dengan syarat harus menanggung biaya operasional pesawat tersebut.

(Sumber: Harian Kompas, Kompas.com/Akhdi Martin Pratama/Achmad Faizal)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi