Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Bantu Menteri ATR Sofyan Djalil, Ini Profil Surya Tjandra

Baca di App
Lihat Foto
Screen shoot Kompas TV
Surya Tjandra berbicara kepada wartawan usai menemui Presiden Joko Widodo terkait jabatan wakil menteri yang ditugaskan kepadanya
|
Editor: Sari Hardiyanto


KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil sejumlah tokoh ke Istana Kepresidenan jelang pelantikan wakil menteri, Jumat (25/10/2019) pagi.

Salah satu yang dipanggil Jokowi yakni Surya Tjandra.

Surya datang memenuhi panggilan Jokowi pada pukul 08.00 WIB.

Menurut Surya, dirinya diminta Presiden Jokowi untuk membantu tugas Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Sofyan Djalil.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya diminta membantu tugas Pak Sofyan Djalil menjadi Wakil Menteri ATR dan Wakil Kepala BPN," kata Surya.

Lalu siapakah Surya Tjandra?

Berdasarkan data forlap.ristekdikti.go.id, Surya Tjandra tercatat sebagai dosen tetap di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Surya lahir pada 28 Maret 1971.

Orangtuanya bekerja sebagai pedagang ayam potong di pasar Jatinegara, jakarta.

Dikutip dari laman resmi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Surya menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia di tahun 1990 dan lulus pada tahun 1995.

Pria berusia 48 tahun tersebut kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang magister di School of Law, University of Warwick, Inggris.

Tak berhenti di situ, ia melanjutkan pendidikan doktor di Universitas Leiden, Belanda.

Baca juga: 7 Menteri Jokowi yang Dianggap Kontroversi, Siapa Saja Mereka?

Pendampingan Hukum

Kariernya dimulai dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta untuk melakukan pendampingan hukum bagi masyarakat sejak lulus dari UI.

Selain itu, politisi PSI tersebut juga tercatat sebagai Wakil Presiden Internasional Centre for Trade Union Rights, Inggris.

Ia juga menjabat sebagai komisioner Internasional Commission for Labour Rights, organisasi buruh internasional di New York.

Di tahun 2015, Surya mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan (capim) Komisi Pemberantasan Korupsi.

Dikutip dari Kompas.com (15/12/2015), ia bersaing dengan beberapa nama lain, seperti Agus Rahardjo, Johan Budi SP, Saut Situmorang, Alexander Marwata, dan laode M Syarif.

Dalam fit and proper test, Surya menekankan bahwa pimpinan KPK tidak boleh tunduk terhadap lembaga kenegaraan, termasuk presiden.

Menurutnya, KPK perlu menghormati presiden sebagai kepala negara. Namun KPK wajib menindak kasus korupsi, jika hal itu melibatkan presiden.

Meski sampai ke tahap fit and proper test, namanya tak masuk dalam lima pimpinan KPK terpilih.

Di tahun 2017 lalu, Surya Tjandra mendapat penghargaan dari Fakultas Hukum UI dalam kategori sosial politik, seperti dikutip dari laman resmi FHUI.

Saat ini, Surya menjadi juru bicara Partai Solidaritas Indonesia

Baca juga: Istri-istri Menteri Jokowi yang Jadi Sorotan, Siapa Saja Mereka?

(Sumber: Kompas.com/Abba gabrillin | Editor: Bayu Galih, Inggried Dwi Wedhaswary).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi