Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Perempuan Lebih Sedikit, Ini Kata Peneliti Politik LIPI

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju berpose saat pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden RI Joko Widodo mengumumkan dan melantik menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala badan setingkat menteri.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo telah melantik 12 wakil menteri padan Jumat (25/10/2019). Sebelumnya, Presiden juga telah memilih serta melantika sejumlah menteri di yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Meski demikian, banyak orang menyayangkan berkurangnya peran perempuan dalam kabinet baru ini.

Pada periode sebelumnya, jumlah perempuan terwakili dengan adanya sembilan menteri yang masuk dalam jajaran kabinetnya.

Namun saat ini, jumlah perempuan berkurang menjadi lima orang saja.

Adapun kelimanya antara lain Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemudian ada pula Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah serta menteri Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak Gusti Ayu Bintang Darmavitri.

Rendahnya jumlah menteri perempuan dalam Kabinet Indonesia Maju ini dinilai menggambarkan rendahnya perhatian terhadap keterwakilan perempuan dalam politik.

Baca juga: Menteri Perempuan dalam Kabinet Indonesia Maju Lebih Sedikit Dibanding Kabinet Kerja

"Apalagi posisi menteri perempuan dapat menjadi role model yang baik bagi masyarakat tentang kehadiran perempuan dalam berpolitik dan struktur lembaga negara," ucap Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aisah Putri Budiatri kepada Kompas.com, Jumat (25/10/2019).

Aisah menilai, keterwakilan perempuan dalam kabinet juga bisa mengubah cara pandangan publik yang mayoritas masih menilai jika ruang politik tidak diperuntukkan bagi perempuan.

Meski demikian, Aisah memberi catatan. Dari aspek penempatan menteri perempuan kali ini, kabinet yang dibentuk Presiden Jokowi kal ini dapat mensinergikan menteri-menteri perempuan yang diposkan menjadi Menteri Luar Negeri, Menteri Pemberdayaan perempuan dan Anak, serta Menteri Ketenagakerjaan.

Menurut dia, penempatan sosok perempuan dalam pos-pos tersebut diharapkan dapat meenyelesaikan masalah tata kelola tenaga kerja wanita (TKW).

Aisah juga menilai, posisi menteri perempuan saat ini bisa bersinergi terlebih pada isu yang terkait dengan TKW di luar negeri.

Baca juga: Bambang Soesatyo: Presiden Jokowi Ingin Ada 8 Menteri Perempuan di Kabinet

"Hal ini penting karena problem terkait TKW selalu berulang tiap tahunnya, padahal jumlah TKW kita besar," tutur dia.

Namun meski diuntungkan dengan posisi tiga menteri perempuan yang dapat memberikan kontribusi lebih untuk isu TKW, tetapi tentu saja ada banyak isu lain terkait dengan kepentingan perempuan dan pengarusutamaan gender yang tak hanya bisa dilakukan oleh menteri perempuan, tetapi oleh semua menteri di kabinet.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi