Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Penting Peran Wakil Menteri?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO - DINO OKTAVIANO
Kolase foto memperlihatkan 12 wakil menteri Kabinet Indonesia Maju, saat diumumkan dan diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (25/10/2019).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Peneliti Departemen Politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai, seharusnya ada sejumlah tahapan yang perlu dilakukan sebelum penunjukan wakil menteri.

Menurut dia, tahapan itu semacam assessment yang dilakukan terhadap job desc atau ruang lingkup pekerjaan.

Dengan demikian, akan diketahui apakah posisi wakil menteri di sebuah kementerian menjadi penting atau tidak.

"Tentu assessment tersebut dilakukan oleh menteri, sehingga menteri mengetahui seberapa butuh dia (menteri) terhadap posisi wakil menteri," ujar Arya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/10/2019) malam.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal itu disampaikan Arya menanggapi penunjukan dan pelantikan 12 wakil menteri oleh Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Jerry Sambuaga, Doktor Muda yang Jadi Wakil Menteri Perdagangan

Arya menduga, karena para menteri baru dilantik, belum ada kajian soal kementerian yang membutuhkan wakil menteri.

"Pasti kan idealnya seharusnya basis penambahan wakil menteri itu sudah berdasarkan suatu kajian yang dilakukan mungkin oleh tim tujuh, atau oleh tim dari kementerian yang bersangkutan," kata dia.

"Sehingga, ketika ditambah bisa di jelaskan alasan penambahannya, kita kan tidak tahu apakah pemerintah sudah melakukan assessment terhadap job desc menteri-menteri itu sehingga perlu ditambah, dan kenapa menambah," sambung dia.

Menurut dia wajar jika sebagian orang menduga penunjukan wakil menteri bagian dari politik akomodatif untuk partai-partai.

"Karena kalo kita lihat polanya, yang pertama muncul beberapa pos itu adalah reaksi Presiden terhadap dinamika yang terjadi dalam dua hari terakhir," kata dia.

Misalnya, lanjut dia, kontroversi Menteri Agama, soal relawan Pro Jokowi (Projo) dan alasan lainnya.

Baca juga: Resmi Dilantik Presiden Jokowi, Apa Saja Tugas Wakil Menteri?

Selain itu, penambahan pos-pos wakil menteri di kementerian yang memiliki pos anggaran besar.

"Apakah Presiden ingin melakukan kontrol ketat di sana, atau apa?," ujar dia.

Misalnya di Kementerian Pertahanan, Kementerian PUPR, dan Kementerian Desa.

Soal 12 wakil menteri

Melihat komposisi wakil menteri, Arya berpendapat, partai-partai politik juga ikut berkompetisi dalam mendapatkan posisi wakil menteri.

"Jadi ketika ada akomodasi ke partai besar, misalnya PDI-P dan Golkar juga ikut mendapatkan jatah," terang dia.

Selain itu, dari partai non parlemen yang tidak terakomodasi kursi menteri, juga mendapatkan jatah wakil menteri, misalnya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Perindo.

Baca juga: Berdasarkan Aturan, Wakil Menteri Bukan Bagian dari Kabinet

Sementara, untuk posisi Wakil Menteri Luar Negeri yang ditempati Mahendra Siregar, ia mengapresiasinya.

Menurut dia, Mahendra memiliki pengalaman serta seorang birokrat yang senior, dan memiliki kapabilitas bila diperbantukan untuk memperkuat Kementerian Luar Negeri.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi telah mengumumkan dan melantik 12 nama-nama wakil menteri (wamen) dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Pelantikan wakil menteri tersebut dilakukan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/10/2019).

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 12 Wakil Menteri Kabinet Indonesia Maju

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi