Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Diidap oleh Orang Indonesia, Ini 5 Hal Penyebab Penyakit Asma

Baca di App
Lihat Foto
catinsyrup
Ilustrasi asma
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Kesulitan bernapas adalah salah satu gangguan kesehatan yang cukup menyebalkan. Pasalnya, ketika kita sulit bernapas, banyak kegiatan jadi terbengkalai.

Di antara banyak gangguan pernapasan, penyakit asma salah satu yang menjadi banyak perhatian orang. Itu karena asma merupakan penyakit kronis bersifat episodik, artinya dapat datang dan pergi.

Dengan kata lain, penyakit ini punya episode "kambuhan". Kabar buruknya lagi, tak ada obat pasti bagi penyakit ini.

Dilansir dari lung.org, meski tidak ada obat asma, namun penyakit ini dapat dikelola dan diobat sehingga penderita dapat hidup normal.

Sebagian besar penderita asma mengalami tegang di dada, batuk atau mengi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kombinasi genetika dan eksposur terhdap unsur-unsur tertentu dilingkungan menempatkan orang pada risiko terbesar terkena penyakit asma untuk pertama kalinya.

Asma membutuhkan diagnosis profesional kesehatan dan pemantauan sepanjang hidup.

Baca juga: Lawan Asma, Zaskia Adya Mecca Sedih Nebulizer Langka di Puskesmas

Perawatan yang diberikan akan ditentukan berdasarkan tingkat keparahan seseorang terhadap penyakit ini.

Untuk mendiagnosisnya, dokter akan mengevaluasi gejala dan meminta riwayat kesehatan lengkap seseorang.

Setelah itu akan dilakukan pemeriksaan fisik dan melihat hasil tes tersebut.

Perawatan kesehatan secara rutin dapat membantu mengendalikan penyakit asma.

Diberitakan sebelumnya, dokter spesialis paru, Budhi Antariksa menyampaikan, setiap penderita asma biasanya telah mengetahui gejala saat serangan asma datang.

Ciri-cirinya, saat tenggorokan mulai gatal, nyeri dada dan batuk.

Ketika merasakan ciri-ciri tersebut, penderita asma dapat langsung menyemprotkan obat pelega napas yang dibawanya, sebelum mengi atau nafas berbunyi "ngik ngik" timbul.

Penderita asma disarankan membawa obat pelega napas kapan pun dan kemana pun bepergian.

Dilansir dari Health.com, pemicu serangan asma berbeda-beda pada setiap orang.

Terdapat berbagai hal lain yang bisa memicu serangan asma. Apa saja?

1. Bulu hewan

Bulu hewan peliharaan seperti kucing dan anjing dapat memicu serangan asma pada beberapa orang. Meskipun begitu, hal ini tak berarti jika Anda tak bisa memelihatnya.

Anda tetap dapat memelihara hewan-hewan tersebut, dengan catatan rajin mencuci tangan setelah membelai hewan peliharaan Anda.

2. Asap rokok

Asap rokok bisa mengiritasi saluran pernapasan. Akibatnya, orang yang memiliki asma rentan mengalami serangan.

Orang yang memiliki asma sebaiknya tidak merokok dan menghindari asap rokok.

Baca juga: Asma, Penyakit Tidak Menular yang Paling Banyak Diidap Orang Indonesia

3. Tungau debu

Tungau debu yang menempel di sofa atau karpet rumah dapat memicu reaksi alergi, dan serangan asma.

Sebaiknya, rutinkan perabotan rumah menggunakan alat vakum yang dapat membasmi tungau atau pembersih lainnya.

4. Jamur

Pertumbuhan jamur di tempat-tempat lembap dalam rumah dapat menyebabkan serangan asma bagi beberapa orang.

Sehingga, menjaga kelembapan rumah untuk menghindari pertumbuhan jamur menjadi hal penting.

5. Udara dingin

Beberapa orang yang memiliki asma juga rentan mengalami serangan saat udara dingin.

Udara dingin dapat membuat saluran udara pernapasan sempit, terlebih bagi orang yang mempunyai penyakit asma.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi