Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Jasad Stalin Dipindahkan dari Makam Lenin

Baca di App
Lihat Foto
AFP/JOHN MACDOUGALL
Para jurnalis menyaksikan saat patung diktator Uni Soviet Joseph Stalin setinggi 4,8 meter diangkat dengan menggunakan crane di Karl-Marx Allee, Berlin pada 23 Januari 2018. Patung ini berdiri selama 15 menit sebelum dipindahkan setelah digunakan sebaga alat promosi sebuah eksebisi soal Stalin bertajuk Stalin, Sang Tuhan Merah.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Selama tujuh tahun, jasad dua pemimpin Uni Soviet, Joseph Stalin dan Vladimir Lenin ditempatkan dalam satu mausoleum. Namun setelah itu, tubuh Stalin dipindahkan ke makam terdekat, tepatnya pada 31 Oktober 1961.

Peran Stalin

Stalin terlahir dengan nama Iosep Dzhugashvili di kota Gori, Georgia pada 18 Desember 1878. Sebelum menduduki kursi pimpinan di Uni Soviet, ia bekerja sama dengan Lenin untuk mengkudeta pemerintahan kelas menengah yang mendukung kekuasaan Tsar Rusia.

Setelah itu, Stalin dengan cepat menapaki karier politik hingga menjadi Sekretaris Jenderal. Jabatan inilah yang memberikannya jalan mulus untuk menguasai Partai Komunis dan memimpin Soviet.

Melansir laman History, ketika Lenin meninggal pada tahun 1924, pemimpin revolusi Bolshevik Rusia itu dibalsem dan ditempatkan dalam sebuah mausoleum khusus di depan tembok Kremlin. Bahkan jasad Lenin ditampilkan dalam sebuah kotak kaca yang dapat dilihat oleh semua orang.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Joseph Stalin Meninggal Dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepeninggal Lenin, negeri itu diperintah oleh Stalin selama tiga dekade. Stalin memerintah Uni Soviet dengan tangan besi. Jutaan orang mati dieksekusi mati karena dianggap menghalangi rencana politik dan ekonominya.

Di masa pemerintahannya, Stalin juga melakukan pembersihan lawan-lawan politiknya. Ia membuang mereka ke kamp-kamp kerja paksa atau Gulag dan menekan semua jenis perbedaan pendapat. Bukan itu saja, ia juga menyingkirkan segala pengaruh Barat.

Namun, Stalin juga merupakan sosok yang berhasil memimpin negaranya keluar dari penjajahan Jerman selama Perang Dunia II.

Hingga saat ini, Stalin dikenal sebagai tokoh yang membebaskan Uni Soviet dari penjajahan. Tetapi di sisi lain ia juga merupakan sosok yang merancang pembunuhan massal kepada 8-20 juta rakyatnya sendiri.

Pemindahan jasad Stalin

Pada 5 Februari 1953, Stalin meninggal dunia akibat serangan jantung. Ketika meninggalnya, jasad Stalin disemayamkan di makam Lenin.

Laman RTBH menyatakan, saat itu, Stalin mengenakan seragam generalissimo-nya yang didekorasi dengan kancing emas dan tanda pangkat dan pesanan negara terikat di dadanya.

Sementara Lenin masih mengenakan jas hitam sipil tanpa penghargaan maupun dekorasi.
Namun setelah beberapa tahun, Uni Soviet mengutuk apa yang telah dilakukan Stalin.

Ketika tampuk kepemimpinan berpindah ke pundak Nikita Khrushchev yang ingin memisahkan diri dari masa lalu Soviet yang suram, ia memerintahkan agar makam Stalin dipindah dari mausoleum Lenin.

Jasad Joseph Stalin yang telah diawetkan dengan cara pembalsaman diangkat dari makam Vladimir Lenin di Lapangan Merah, Moskwa.

Baca juga: Rusia Resmikan Patung Joseph Stalin di Crimea

Pemindahan jasad Stalin tersebut dilakukan pada malam hari, pada tanggal 31 Oktober. Pemilihan waktu ini dilakukan guna menghindari konfrontasi dengan pengikut Stalin yang masih setia.

Setelah dikeluarkan dari mausoleum, jasad Stalin kemudian dikeluarkan dari gedung dan dimakamkan di dekat tembok Kremlin.

Selain itu, banyak yang percaya jika waktu pemindahan jasad Stalin dilakukan setelah uji coba bom Tsar berhasil dan menjadi berita utama. Dengan pemilihan waktu ini, pemerintah Soviet berharap agar pemindahan Stalin tidak menimbulkan konflik di masyarakat.

Tak hanya itu, Khrushchev juga memerintahkan penghancuran monumen-monumen Stalin di seluruh penjuru Soviet. Pada pagi harinya, mausoleum dibuka kembali dengan hanya menampilkan jenazah Lenin di dalamnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi