Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Konjungtivitis, dari Penyebab hingga Penanganannya...

Baca di App
Lihat Foto
Thinkstock
Ilustrasi
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Media sosial tengah diramaikan dengan kabar seorang anak kecil yang mengalami sakit mata diduga karena terlalu sering menatap layar ponsel baru-baru ini.

Unggahan tersebut dibagikan oleh akun Facebook bernama Syahryani Aras pada Rabu (23/10/2019).

Sang ibu bersikukuh bahwa gangguan yang dialami anaknya tersebut akibat dari pemakaian ponsel yang berlebih.

Dalam unggahannya, anak perempuan Syahryani tersebut mengeluarkan cairan mirip nanah dan darah dan diklaim karena terlalu sering menatap layar ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun, hal itu dibantah oleh spesialis mata bidang retina di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, dr Grimaldi Ihsan, SpM.

Ia menjelaskan bahwa penyakit tersebut bernama konjungtivitis.

Lantas, apa itu penyakit konjungtivitis?

Konjungtivitis merupakan suatu peradangan atau infeksi yang terjadi pada selaput bening mata.

Adapun penyakit ini dapat dibedakan berdasarkan jenisnya, yakni dapat ditularkan dan tidak dapat ditularkan.

"Konjungtivitis yang menular di antaranya yang disebabkan oleh bakteri dan virus, sementara yang tidak menular biasanya disebabkan karena alergi," ujar Grimaldi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (3/11/2019).

Baca juga: Mengenal Radang Otak, Penyakit yang Sebabkan Alfin Lestaluhu Meninggal

Tak hanya itu, Grimaldi mengungkapkan bahwa konjungtivitis juga termasuk salah satu penyakit mata belekan. Namun, belekan merupakan penyakit mata konjungtivitis yang tidak normal atau saat kondisi mata mengeluarkan kotoran berwarna kekuningan hingga kehijauan.

Hal tersebut juga dibenarkan oleh dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center (JEC), Florence Meilani Manurung, SpM.

"Ya (belekan sama dengan konjungtivitis), namun dengan kondisi mata merah," ujar Florence saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Minggu (3/11/2019).

Ia juga menjelaskan, jika belekan tidak menular dengan menatap mata penderita secara langsung. Melainkan, dari cairan yang dikeluarkan oleh tubuh penderita.

"Gampang sekali tertular melalui cairan atau kotoran mata. Bukan melihat secara langsung ke mata," kata dia.

Ciri dan gejala

Selain itu, konjungtivitis dapat diketahui ciri-cirinya, yakni adanya belek berwarna kehijauan.

Untuk gejalanya, ungkap Grimaldi, sangat bergantung dari penyebabnya.

"Yang paling sering akibat bakteri dengan gejala sekret (cairan) banyak berwarna kuning sampai kehijauan disertai mata merah," ujar Grimaldi.

"Kalau akibat virus, gejala didominasi mata agak perih, berair, namun sekret tidak dominan," lanjut dia.

Sementara itu, untuk konjungtivitis yang disebabkan karena alergi, gejala yang dapat dirasakan, yakni munculnya rasa gatal yang dominan disertai mata berair.

Untuk konjungtivitis jenis ini tidak terdapat sekret yang dikeluarkan oleh mata.

Baca juga: Mata Berwarna Kuning? Waspada Penyakit Kuning

Penularan dan pencegahan

Di sisi lain, konjungtivitis yang dapat menular paling sering ditularkan melalui kontak langsung dari sekret penderita.

Misalnya, ada teman atau orang terdekat yang tengah menderita penyakit mata konjungtivitis, kemudian kita bersalaman dengan orang tersebut dan tidak sengaja mengucek mata kita.

Maka, saat itu kita dapat tertular konjungtivitis dari penderita.

"Oleh karena itu, hindari penggunaan handuk bersama, bantal, serta tempat tidur bersama. Harus sering mencuci tangan untuk meminimalisir kontaminasi," ujar Grimaldi.

Menurutnya, penyakit mata konjungtivitis jarang menimbulkan penurunan tajam pada penglihatan, kecuali sudah berkomplikasi lebih lanjut.

Tetapi, jika sudah terlanjur tertular, sebaiknya diobati dengan obat tetes mata yang dijual di apotek.

"Kalau masih 1-2 hari pertama boleh dicoba menggunakan tetes air mata buatan yang banyak terdapat di pasaran," ujar Grimaldi.

Sementara, jika penyakit tersebut tidak lekas membaik, segera konsultasikan kepada dokter spesialis mata terdekat.

Baca juga: Mengenal Penyakit Autoimun seperti yang Dialami Ashanty

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi