Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Layangan Putus, Ini Cara Sembuhkan Trauma Akibat Perselingkuhan

Baca di App
Lihat Foto
AntonioGuillem
Ilustrasi selingkuh
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com – Sebuah kisah yang dijuluki Layangan Putus ramai menjadi pembicaraan publik. Bahkan, cerita mengenai kasus perselingkuhan tersebut dijadikan tagar #LayangaPutus dan trending di Twitter Indonesia.

Sampai dengan Senin (04/11/2019) sore, tagar tersebut dibicarakan lebih dari 26,5 ribu kali.

Tagar tersebut terkait tentang cerita perselingkuhan. Dari cerita yang diupload tokoh dalam cerita merupakan sosok seorang istri yang memiliki 4 buah hati.

Namun dalam perjalanan pernikahannya suami dari sang istri tersebut melakukan perselingkuhan dengan menikah lagi tanpa persetujuan sang istri.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak hanya dari cerita tersebut, pada kenyataannya, perselingkuhan kerap kali menimbulkan trauma.

Melansir dari Psichology Today  trauma akibat perselingkuhan serupa Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Beberapa gejala yang muncul adalah pikiran yang merasa terganggu secara berulang, emosi tak stabil, perasaan mati rasa yang muncul bergantian dengan keinginan membalas, merasa tak berdaya dan hancur, serta kebingungan dan disorientasi.

Baca juga: Kisah Layangan Putus dan Perdebatan Pelakor, Bukti Masyarakat Masih Bias Gender

Lantas bagaimana cara mengatasi trauma akibat perselingkuhan?

Melansir dari Perspective Troy, ada beberapa cara yang bisa Anda coba untuk mengatasi trauma akibat perselingkuhan, diantaranya:

1. Normalisasikan pikiran Anda

Timbulnya pikiran obsesif setelah diselingkuhi adalah respons yang normal. Namun, sebaiknya Anda mencoba untuk menormalisasi pikiran dengan menerima beberapa realitas yang ada.

Mencoba menerima realitas yang terjadi bisa menjadi hal yang baik untuk mengobati perasaan trauma Anda.

2. Menulis

Menulis memberikan kesempatan untuk menuangkan pikiran dan perasaan seseorang.

Dengan membiarkan diri menulis apapun yang dirasakan akan membantu Anda untuk berpikir jernih dan mengontrol emosi.

3. Jadwalkan "Waktu Khawatir"

Anda mungkin perlu menjadwalkan "waktu khawatir”. Dalam waktu tersebut Anda bisa menuangkan perasaan khawatir, terobsesi, maupun membuat gambar-gambar frustasi.

Jika merasa cemas di luar jadwal "waktu khawatir”, Anda bisa mengingatkan diri sendiri untuk memenuhi jadwal yang sudah dibuat.

Tujuannya adalah, agar pikiran intuisif tersebut tidak mengambil alih waktu Anda sepanjang waktu. Seiring waktu, percayalah, intensitas "waktu khawatir” Anda akan berkurang.

Baca juga: Kisah Layangan Putus, Kenapa Orang yang Sudah Menikah Selingkuh?

4. Anggap pikiran seperti remote control

Anda bisa mencoba untuk membayangkan pikiran Anda layaknya TV yang bisa dikendalikan dengan remote control.

Saat teringat hal-hal yang membuat Anda merasa sakit hati, maka ubahlah saluran ke sesuatu yang lebih menarik. Anda mungkin bisa membayangkan memori positif tentang orang lain atau harapan masa depan.

5. Renungkan kembali apa manfaat Anda marah

Kadang kala ketika mengalami kasus perselingkuhan, terbesit rasa untuk marah, mengamuk, atau melakukan hal-hal negatif.

Jika hal tersebut muncul dalam bayangan Anda, maka bertanyalah kembali pada diri sendiri: “Apa manfaat dari dari sikap saya. Apakah ini mengatasi situasi ini?”

6. Lakukan beberapa hal yang bisa menenangkan diri

Saat merasa trauma akibat perselingkuhan, maka Anda bisa mencoba beberapa langkah untuk menenangkan diri.

Beberapa hal yang bisa Anda lakukan misalnya relaksasi otot progresif, berolahraga, mengobati penyakit fisik, makan-makanan seimbang, pijat, meditasi, serta berdoa.

7. Carilah dukungan yang tepat

Saat Anda merasa trauma, maka jangan mengisolasi diri dari orang lain.

Anda bisa mencari dukungan positif dari orang-orang terdekat untuk membantu keluar dari masalah atau sekadar berbagi tentang beberapa hal yang membuat resah.

Anda juga bisa mencari dukungan dengan mencari bacaan yang tepat.

8. Konseling dengan profesional

Anda juga bisa mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikiater untuk mengobati perasaan trauma Anda.

Ingatlah, bahwa bertemu psikiater bukan berarti Anda gila.

Hal ini memang masih menjadi sesuatu yang kerap kali disalahpahami masyarakat. Padahal, bertemu dengan psikiater bisa menjadi bantuan besar untuk mengatasi rasa trauma Anda.

Dengan bertemu psikiater, mereka bisa membantu mencarikan cara yang tepat untuk membuat Anda sembuh dari trauma.

Baca juga: Cerita Layangan Putus, Mungkinkah Pasangan Selingkuh Meski Seks Memuaskan?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi