Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Heran Impor Cangkul, Ini 10 Barang Lainnya yang Masih Impor

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi impor
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com- Presiden Joko Widodo atau Jokowi heran akan impor cangkul.

Jokowi menyayangkan kenapa barang sejenis cangkul yang dapat diproduksi di Indonesia saja masih harus didatangkan dari luar negeri.

"Misalnya urusan pacul, cangkul, masa masih impor?" kata Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun 2019, Rabu (6/11/2019).

Sebab, kendati barang impor lebih murah, dari sisi penyediaan lapangan kerja, impor merugikan. Impor akan melambatkan pertumbuhan lapangan kerja.

Jokowi pun meminta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk memprioritaskan barang produksi dalam negeri daripada barang impor.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Jokowi: Cangkul Masa Masih Impor? Kebangetan!

Lantas, seberapa besar nilai impor di Indonesia dana apa saja komoditas yang diimpor?

Badan Pusat Statistik (BPS) membukukan nilai impor pada September 2019 yang mencapai 14,26 miliar dolar AS.

Meskipun ada kenaikan dari bulan Agustus, namun jika dibandingkan dengan tahun lalu terjadi penurunan nilai impor sebesar 2,41 persen.

Impor tersebut terdiri dari 1,59 miliar dolar AS migas dan 12,67 miliar dolar AS non-migas.

Baca juga: Jokowi Ingatkan Prabowo Jangan Banyak Impor di Bidang Pertahanan

Impor non-migas September 2019 naik 1,02 persen dibanding Agustus 2019. Sedangkan, nilai impor migas September 2019 turun 2,36 persen dibanding Agustus 2019.

Peningkatan impor non-migas terbesar September 2019 dibanding Agustus 2019 adalah golongan serealia atau biji-bijian sebesar 125,5 juta dolar (67,58 persen).

Sedangkan penurunan terbesar adalah golongan gula dan kembang gula sebesar 66,0 juta dolar (37,04 persen).

Tiga negara pemasok barang impor non-migas terbesar selama Januari-September 2019 dikuasai oleh China (32,35 miliar dolar AS), disusul Jepang (11,82 miliar dolar AS) dan Thailand (7,06 miliar dolar AS).

Baca juga: Jokowi: Tingkatkan Investasi, Kurangi Ketergantungan pada Barang Impor

Dari sisi penggunaan barang yakni konsumsi, bahan baku, atau barang modal, kenaikan dan penurunan fluktuatif.

Pada September 2019, nilai impor konsumsi mengalami kenaikan 6,09 persen dibanding September tahun lalu. Sementara bahan baku/penolong mengalami penurunan 5,91 persen, dan barang modal naik 8,91 persen.

Berikut 10 besar barang luar negeri yang masuk ke Indonesia per 15 Oktober 2019 dan persentasenya terhadap nilai impor:

  1. Mesin-mesin/pesawat mekanik (18,10 persen)
  2. Mesin/peralatan listrik (12,96 persen)
  3. Besi dan baja (6,92 persen)
  4. Plastik dan barang dari plastik (5,97 persen)
  5. Kendaraan dan bagiannya (4,89 persen)
  6. Bahan kimia organik (4,03 persen)
  7. Benda-benda dari besi dan baja (2,41 persen)
  8. Serealia (2,24 persen)
  9. Perangkat optik (1,86 persen)
  10. Berbagai produk kimia (1,78 persen)

Lihat Foto
Lihat Foto

 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi