Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Bikin "Malu", Ini 5 Hal Tak Terduga tentang Kentut Manusia

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Meski terkesan memalukan, semua orang pasti pernah kentut atau buang gas.

Rata-rata manusia kentut sebanyak 10 hingga 20 kali per hari. Pada dasarnya, kentut merupakan reaksi normal tubuh yang harus dilakukan manusia demi kesehatan.

Saat kita tak bisa kentut, itu bisa menjadi pertanda adalah masalah kesehatan dalam tubuh kita.

Nah, agar kita lebih memahami apa yang terjadi dalam tubuh kita, berikut 9 fakta tentang kentut:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Viral Susah Kentut Bikin Usus Bengkak sampai Volvolus, Penyakit Apa?

1. Manusia kentut 10 hingga 20 kali sehari

Ahli gastroenterologi dari Mayo Clinic, Purna Kashyap, mengatakan manusia memproduksi sekitar 500 hingga 1500 mililiter gas per hari dan mengeluarkannya dalam 10 hingga 20 kali.

"Ada banyak karbohidrat yang kita konsumsi, terutama ada dalam sayuran, biji-bijian, dan buah-buahan. Sementara itu, tubuh kita tidak memiliki enzim untuk mencernanya," katanya.

Karbohidrat yang kita konsumsi akan bermuara di usus besar, di mana mikroba mengunyahnya dan menggunakannya untuk energi melalui proses fermentasi dan menghasilkan gas sebagai produk sampingan.

Selain itu, berbagai macam makanan mengandung karbohidrat kompleks yang tidak dapat kita cerna sepenuhnya.

Alhasil, ini mmebuat tubuh memproduksi sekitar 500 dan 1.500 mililiter gas setiap hari yang setara dengan setengah botol soda 2 liter soda.

2. Sekitar 99 persen gas yang dihasilkan tubuh tidak berbau

Sebagian besar gas yang dihasilkan tubuh tidak memiliki bau. Oleh karena itu, kita kerap tidak menyadari banyaknya gas yang dihasilkan oleh tubuh kita setiap harinya.

Sebesar 99 persen gas yang dihasilkan tubuh terdiri dari hidrogen, karbon dioksida, dan metana.

Semua gas tersebut tidak berbau, itulah sebabnya terkadang kentut kita tidak memiliki aroma.

Berdasarkan riset, hanya sekitar satu persen kentut manusia yang memiliki aroma busuk dan hal itu disebabkan oleh adanya senyawa sulfur di dalamnya.

Kentut yang berbau biasanya disebabkan karena kita mengonsumsi makanan yang mengandug belerang seperti kacang, bawang, kembang kol, kubis, brokoli dan susu.

3. Kentut adalah tanda tubuh yang sehat

Kentut kerap dipandang sebagai hal yang negatif. Padahal, hal tersebut menandakan sistem pencernaan yang sehat dan merupakan produk sampingan dari bakteri yang hidup di usus kita.

"Ini adalah ekologi yang kompleks, dengan berbagai organisme hidup berdampingan dan berkembang," kata Kashyap.

Ketika karbohidrat kompleks mencapai usus besar, menurut Kasyap, beberapa bakteri akan memecahnya terlebih dahulu.

Setelah itu, beberapa produk sampingannya akan menjadi makanan bagi bakteri lain.

Seluruh komunitas bakteri dalam pencernaan kita akan mendapat manfaat dari satu karbohidrat tunggal yang kita konsumsi.

Bakteri dalam pencernaan kita juga menghasilkan gas yang mengandung vitamin dan asam lemak untuk membantu menjaga lapisan usus serta mendukung sistem kekebalan tubuh kita.

Baca juga: INFOGRAFIK: Misteri Tubuh Manusia, Kok Bunyi Kentut Bisa Berbeda?

4. Menguyah permen karet bikin tubuh memproduksi gas berlebihan

Mengunyah permen karet membuat kita menelan lebih banyak udara. Gas yang tak sengaja tertelan itu bisa sampai ke usus kita dan keluar melalui anus.

Selain itu, permen karet juga mengandung sorbitol, xylitol, atau jenis alkohol gula lainnya yang tidak dapat diserap tubuh .

Saat gula yang tidak bisa dicerna ini dipecah, tubuh menghasilkan gas dan membuat perut terasa kembung.

5. Lokasi yang tinggi membuat kita sering kentut

Fenomena ini disebut dengan High Flatus Epulsion (HAFE) alias sindrom gastrointestinal yang melibatkan aliran spontan dari peningkatan jumlah gas yang keluar dari dubur saat berada ketinggian tinggi.

Fenomena ini sering terjadi di kalangan pendaki gunung, di mana mereka akan sering kentut saat melakukan pendakian.

Hal yang sama juga terjadi saat kita naik pesawat. Tekanan kabin dapat menyebabkan udara di usus mengembang, membuat kita kembung dan sering buang gas.

Kabar buruknya, sekitar 50 persen udara kabin didaur ulang, sehingga aroma kentut akan bertahan lebih lama di dalam pesawat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi