Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Ini Analisis Kerusakan Mata yang Dialami Novel Baswedan, Seperti Apa?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Penyidik KPK Novel Baswedan tiba di gedung KPK, Jakarta, Kamis (22/2/2018). Novel kembali ke Indonesia setelah sepuluh bulan menjalani operasi dan perawatan mata di Singapura akibat penyerangan air keras terhadap dirinya.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kasus penyiraman air keras yang dialami oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan belum menemukan titik terang.

Adapun setelah kejadian penyiraman air keras yang terjadi pada April 2017 silam ini, Novel mengalami gangguan penglihatan pada mata kirinya.

Bahkan, menyebabkan mata kiri Novel menjadi buta.

Menilik dari kasus tersebut, salah satu dokter lulusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Belva Prima Geniosa, MMR, menjelaskan bahwa gangguan mata yang diderita Novel dinamakan Corneal Opacity.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia pun menuliskan penjelasan mengenai Corneal Opacity dalam akun Twitter-nya, @BelvaGeniosa pada 28 Oktober 2019.

"Saya dokter umum, tapi saya berminat sekali pada bidang mata. Mungkin akan mendaftar spesialis mata. Maka saya ingin menjelaskan terkait kornea ini kepada orang awam, dengan bahasa yang mudah, supaya tidak banyak informasi keliru yang bertebaran," ujar Belva saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/11/2019).

Menurutnya, Corneal Opacity merupakan warna keputihan yang terdapat pada kornea yang menyebabkan gangguan pada media refrakta (penglihatan).

"Mata itu memiliki media refrakta, dan non refrakta. Jika ada msalah di media refrakta, maka visus (tajam penglihatan) akan menurun," ujar dokter yang bekerja di Puskesmas Patuk 1," Kabupaten Gunungkidul ini.

Selain itu, warna putih tersebut terbagi menjadi tiga macam, yakni nebula yang sulit dilihat, makula yang sudah mulai nampak dan batasnya tegas, dan leukoma yang dari jauh sudah terlihat warna putihnya.

Dari macamnya, Belva mengategorikan warna putih yang ada pada kornea Novel termasuk jenis leukoma.

Baca juga: Beragam Reaksi atas Tuduhan Rekayasa Kasus Novel Baswedan

Mengenai cairan asam yang disiramkan ke bagian wajah Novel, Belva menjelaskan, cairan yang bersifat asam maupun basa berpotensi merusak kornea.

Untuk cairan asam, dapat menyebabkan nekrosis (kematian jaringan) dan penggumpalan massa yang mencegah cairan asam tersebut tembus ke kornea.

Sementara jika cairan basa, dapat mengakibatkan adanya reaksi saponifikasi, sehingga kornea mata mengalami likuefaksi (meleleh) dan masuk ke bola mata.

Dampak Air Keras pada Wajah Novel

Lalu, saat tersiram air keras, warganet mempertanyakan mengenai mengapa kerusakan hanya terjadi pada mata sebelah kiri Novel?

Belva menyampaikan, terlambatnya refleks berkedip yang dilakukan Novel, sehingga masuknya air keras lebih cepat ke mata.

"Sebenarnya mata itu kan jika ada benda yang masuk, akan ada refleks berkedip ya. Namun, saat suatu kejadian terjadi secara tiba-tiba dan tidak diduga, kadang refleks berkedipnya terlambat," ujar Belva.

Hal inilah yang menyebabkan cairan yang disiramkan ke wajah Novel masuk terlebih dulu, daripada dia gerak melindungi diri dengan cara berkedip.

"Untuk mata kanan dan kirinya, bisa jadi saat penyiraman memang lebih mengarah ke kiri, dan derajat kerusakannya lebih parah yang sebelah kiri. Maka jaringan kornea kiri tidak bisa memperbaiki diri," ujar Belva.

Baca juga: Mengapa Kasus Novel Baswedan Selalu Jadi Perhatian Publik?

Adapun derajat keparahannya dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni pH zat kimia, kepekatan zatnya, lamanya waktu saat kejadian hingga dilakukan tindakan penyelamatan, dan jumlah cairannya.

Tak hanya itu, Belva mengatakan bahwa tindakan pertolongan pertama jika terkena air keras, yakni langsung mencari air mengalir untuk meminimalisir luka pada kulit.

Setelah dibasuh menggunakan air, ia menyarankan agar pasien langsung dibawa ke rumah sakit yang memiliki dokter spesialis mata.

Di sisi lain, terkait kulit wajah Novel yang sembuh dari efek air keras, sementara kornea Novel tetap terluka, Belva menjelaskan bahwa hal ini dikarenakan kornea tidak memiliki pembuluh darah.

"Karena kulit kaya akan vaskularisasi (pembuluh darah), sedangkan kornea tidak. Kornea tidak punya pembuluh darah, dia dapat nutrisi dari endotel saja," ujar Belva.

Atas penjelasan yang ia tulis dalam twitnya, Belva mengungkapkan jika beberapa penjelasan bersumber dari situs kesehatan, seperti ncbi.nlm.nih.gov, springer.com, dan journals.lww.com.

Baca juga: Jalan Panjang Novel Baswedan, dari Sarang Burung Walet hingga Tudingan Tukar Guling Perkara

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Jejak Kasus Penyerangan Novel Baswedan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi