Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Usus Besar yang Dipenuhi Gas, Ini Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@GiaPratamaMD
Tangkapan layar sebuah usus besar yang penuh dengan gas.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial Twitter diramaikan oleh sebuah gambar yang memperlihatkan usus besar yang dipenuhi gas pada Selasa (5/11/2019).

Adapun unggahan itu dibagikan oleh akun Twitter bernama @GiaPratamaMD.

Sampai hari ini, Sabtu (9/11/2019) pukul 07.00 WIB, unggahan tersebut sudah mendapat 18,2 ribu retweet, 1,6 ribu komentar, dan 23,9 ribu like.

Dalam unggahan tersebut dijelaskan, bahwa gambar usus besar yang nampak dipenuhi gas tersebut dinamakan dengan kondisi volvulus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam postingannya, akun tersebut menuliskan "Ini adalah Usus besar yang penuh dengan gas, karena terpuntir di segmen descenden, dalam sebuah kondisi yang disebut Volvulus.

Ga usah menunggu kaya, bisa kentut lega setiap hari tanpa hambatan sudah merupakan kenikmatan yang pantas kita syukuri."

Konfirmasi Kompas.com

Kompas.com mencoba menghubungi pemilik akun Twitter tersebut yang diketahui seorang Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta Selatan bernama dr. Gia Pratama.

Ketika dikonfirmasi, Gia mengatakan gambar tersebut memang benar ia unggah di akun Twitter pribadi miliknya.

Baca juga: Mata Berwarna Kuning? Waspada Penyakit Kuning

Ia menjelaskan bahwa gambar yang memerlihatkan gambar usus besar tersebut benar bernama volvulus atau suatu kondisi di mana usus terpuntir.

"Itu karena volvulus. Dapat menyebabkan sulit untuk kentut hingga tidak bisa buang air besar," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (9/11/2019) pagi.

Menurutnya, di Jakarta kejadian seperti itu sangat sering ditemukan.

Ketika ditanya apakah semua orang dapat terkena volvulus, Gia membenarkannya.

"Semua orang dapat terkena volvulus, walaupun sangat kecil kemungkinannya," jelasnya.

Penyebab

Gia mengatakan, ada beberapa penyebab dari volvulus itu sendiri.

Pertama adalah karena idioptik atau benar-benar tidak diketahui penyebabnya.

Lalu, dapat juga karena memang sudah kelainan bawaan atau kongenital.

Penyebab lain yang dapat mengakibatkan terjadinya volvulus adalah diet tinggi serat, konstipasi kronis, adanya massa di kavum pelvis, serta penyakit chagas dan hisprung.

Penyakit chagas itu adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit yang ditemukan dalam tinja dari serangga triatomine.

Sedangkan hisprung ialah kelainan yang terjadi pada usus besar (kolon).

Selain itu imbuh Gia, adanya penyakit saraf pada psikiatri seperti parkinson.

Parkinson merupakan sebuah penyakit yang terjadi karena degenerasi sel saraf dan hilangnya sel-sel yang memproduksi dopamin di otak.

"Tapi menurut statistik, lebih mungkin besar peluang kena serangan jantung dibandingkan kena volvulus," terang dia.

Menurutnya, volvulus susah untuk dicegah. Tetapi dapat dimulai dari jangan sampai susah buang air besar dalam waktu yang lama, minum air putih yang cukup, serta makan buah sayur yang cukup serat.

Baca juga: Mengenal Radang Otak, Penyakit yang Sebabkan Alfin Lestaluhu Meninggal

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi