Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Berakhirnya Perundingan Linggarjati

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Kompas
Perjanjian Linggarjati
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini 73 tahun lalu, tepatnya 15 November 1946, perundingan Linggarjati antara Indonesia-Belanda berakhir.

Dengan ditandatanganinya perjanjian ini, secara de facto, Belanda mengakui Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura.

Kedua negara juga sepakat nantinya akan membentuk Republik Indonesia Serikat.

Proses perundingan

Selama enam hari, kedua delegasi Indonesia dan Belanda beradu diplomasi di meja perundingan yang berlangsung sejak 10 November 1946.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak Indonesia berusaha untuk mempertahankan "bayi republik" yang baru berumur satu tahun.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Peluncuran Apollo 12, Misi Pendaratan Kedua di Bulan

Sementara itu, pihak Belanda memperlihatkan bahwa pemerintahannya masih setengah hati melepas negeri bekas jajahannya.

Meski menjadi negara jajahan Belanda, delegasi Indonesia tak nampak seperti negara bekas jajahan di depan perundingan.

Yang ada hanyalah dua bangsa merdeka yang tengah beradu strategi diplomasi.

Dalam artikel "45 Tahun Lalu Perundingan Linggarjati" yang dimuat di Harian Kompas, 8 November 1991, yang ditulis Suganda, disebutkan bahwa Bung Karno dan rombongan datang ke Cirebon, kemudian Kuningan pada 10 November 1946.

Tidak diketahui secara pasti alasan Syahrir memilih Linggarjati, Kuningan, sebagai tempat pertemuan bersejarah itu.

Namun, disebutkan bahwa panorama indah dan udara sejuk kaki Gunung Ciremai diharapkan bisa meredam otak yang tengah memanas.

Delegasi Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir, sedangkan Belanda diwakili oleh Wim Schermerhorn dengan anggota HJ van Mook.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Letusan Nevado del Ruiz Mengubur Kota di Kolombia

Pada akhirnya, naskah perundingan itu disebut "Persetujuan Linggarjati" karena baru memaraf naskah itu.

Menurut Abdurrachman Surjomihardjo dalam artikelnya "Makna Sejarah Perjanjian Linggarjati" yang dimuat di Harian Kompas, 20 Maret 1992, perjanjian ini dapat dipandang sebagai waktu "istirahat untuk bernapas" bagi Indonesia yang tengah menghadapi pergolakan dahsyat.

Bagi Belanda, persetujuan Linggarjati digunakan untuk melaksanakan kebijaksanaannya sendiri setelah tentara Inggris pergi.

Akan tetapi, dugaan mereka salah karena persetujuan Linggarjati adalah antara dua negara yang merdeka dengan disaksikan Inggris.

Naskah Perjanjian Linggarjati baru ditandatangani kedua belah pihak pada 25 Maret 1947.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Berakhirnya Perang Dunia I

Perdebatan

Syahrir mengakui bahwa naskah perjanjian itu melahirkan sikap pro dan kontra. Banyak yang menganggap keputusan itu justru melemahkan Indonesia.

Selain itu, keberadaan Indonesia harus menjadi bagian federasi dari Kerajaan Belanda dan tentu saja akan membatasi ruang gerak Indonesia.

Sebaliknya, Belanda berusaha membuat kesulitan-kesulitan baru dengn mencabut pernyataan-pernyataan dalam pertemuan.

Bahkan, Belanda memaksakan kehendaknya dengan kekerasan seperti yang dilakukan mereka dalam serangan umum pada Juli 1947 (Aksi Polisionil), empat bulan setelah perjanjian ditandatangani.

(Sumber: Harian Kompas | Kompas.com/Aswab Nanda Pratama | Editor: Bayu Galih)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi