Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF
Petugas memberikan penjelasan terkait gempa bumi yang terjadi di Pulau Bali, di Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah 3 Denpasar, Bali, Selasa (16/7/2019). BMKG memutakhirkan data gempa bumi tektonik yang awalnya memiliki kekuatan M 6 menjadi M 5,8 di laut dengan jarak 80 km arah Selatan Negara, Jembrana, Bali, pada kedalaman 104 kilometer yang mengakibatkan sejumlah bangunan dilaporkan mengalami kerusakan. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Gempa bermagnitudo 7,1 dirasakan di Manado, Sulawesi Utara, pada Kamis (14/11/2019) sekitar pukul 23.17 WIB.

Gempa tersebut membuat panik warga sekitar. Bahkan terjadinya gempa tersebut sempat memunculkan peringatan dini tsunami yang akhirnya dicabut.

Dua hari sebelumnya, atau pada Selasa (12/11/2019) sekitar pukul 19.10 WIT, gempa berkekuatan 5,1 mengguncang Kota Ambon dan sekitarnya.

Selain di Kota Ambon, getaran gempa juga dirasakan warga di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah; dan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, mengapa wilayah Indonesia kerap diguncang gempa bumi?

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, Indonesia kerap diguncang gempa bumi karena dampak dari banyaknya sumber gempa.

"Kita itu saat ini memiliki enam zona subduksi lempeng. Kemudian kalau dirinci, masih 13 segmen megathrust. Itu generator atau pembangkit gempa dahsyat," ujar Daryono saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/11/2019).

Adapun beberapa segmen megathrust ada di barat Sumatera, selatan Jawa, utara Sulawesi, laut Maluku yang kemarin diguncang gempa, utara Papua, dan lain sebagainya.

"Dan itu potensi terjadinya tsunami sangatlah tinggi," katanya.

Ia mengatakan, tak hanya zona megathrust, terdapat pula zona sesar aktif yang merupakan lempengan yang patah dan bergeser.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan, zona sesar aktif tersebut ada lebih dari 295 titik dan siap terjadi secara bergantian.

Baca juga: [HOAKS] Tsunami dan Gempa Besar Terjadi di Ambon

Dengan demikian, imbuhnya, bila menjumpai terdapat kejadian gempa yang berdekatan lokasi dan waktunya, hal itu  bukan karena saling picu atau saling menjalar.

"Itu hanya kebetulan saja, jadi sampai saat ini pun secara empiris untuk membuktikan sebuah gempa dapat memicu gempa lain, itu masih sulit untuk dibuktikan," papar dia.

Daryono pun kembali memastikan bahwa Indonesia berada di kawasan sesar aktif dan kompleks.

Aktif artinya kejadian gempa sangatlah tinggi, sedangkan kompleks artinya berbagai macam sumber gempa ada di Indonesia.

"Kalau di Indonesia itu banyak terjadi gempa, ya wajar-wajar saja. Karena banyak sumber gempa itu tadi," terangnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) serta Humas Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menambahkan, penyebab kerapnya Indonesia diguncang gempa bumi, yakni selain letak Indonesia yang berada di cincin api, wilayah Indonesia berada di antara pertemuan tiga lempeng bumi.

Adapun ketiga lempeng tersebut adalah lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.

Ia menekankan, bencana bisa terjadi kapan saja dan masyarakat yang harus bersiap.

"Memang karakteristiknya alami. Sekarang yang menjadi masalah adalah orang harus menyesuaikan, bukan bencana yang disuruh berhenti," kata Agus kepada Kompas.com, Jumat (15/11/2019).

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk dapat selalu siap dan siaga ketika terjadi bencana.

"Masyarakat harus memiliki kesadaran hidup di kawasan rawan bencana," ucapnya.

Baca juga: Soal Karhutla dan Kabut Asap, Walhi: Ini Bencana Ekologis

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi