KOMPAS.com - Selain dapat terjadi pada orang dewasa, Tuberculosis atau TBC dapat pula terjadi pada anak-anak.
Melansir laman University of Rochester Medical Center, Tuberculosis pada anak adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis.
Penyakit ini menyerang paru-paru.
Akan tetapi, organ-organ lain seperti ginjal, tulang belakang, hingga otak pun dapat terdampak.
Anak-anak biasanya tertular TBC dari bersin atau batuk, di mana bakterinya tersebar lewat udara.
Tahap-tahap TBC
Adapun penyakit TBC atau TB ini dapat dibagi menjadi tahapan berikut:
- Paparan
Tahap ini terjadi saat anak mengalami kontak dengan orang yang mengidap TBC. Anak akan memiliki hasil tes kulit negatif, hasil rontgen dada normal, dan tidak adanya gejala.Pada beberapa kasus TBC anak, tahap infeksi bakteri TBC hanya sampai pada paparan, terutama pada anak yang sudah lebih besar.
Pada kasus-kasus tersebut, anak tidak akan mengalami keluhan apa pun meski pemeriksaan menunjukkan bahwa ia pernah terpapar bakteri TBC.
- Infeksi TBC Laten
Tahap ini terjadi ketika anak memiliki bakteri TBC di tubuhnya, tetapi tidak mengalami gejala apa pun.Sistem imun pada anak yang terinfeksi menyebabkan bakteri TBC menjadi tidak aktif.
Bagi kebanyakan orang yang terinfeksi, TBC akan menjadi laten atau tersembunyi sepanjang hidupnya.
Anak ini juga mungkin akan menunjukkan hasil tes tuberkulin positif dengan hasil rontgen dada yang normal. Ia tidak dapat menularkan infeksi TBC kepada orang lain.
- Penyakit TBC
Tahap ini dialami ketika anak menunjukkan tanda-tanda dan gejala dari infeksi aktif. Anak tersebut akan memiliki hasil tes tuberkulin positif dengan hasil rontgen dada yang positif pula.Oleh karena itu, anak dengan kondisi ini dapat menularkan penyakit ini apabila tidak diobati.
Faktor risiko
TBC dapat tumbuh dan menjadi penyakit aktif pada anak dengan sistem imun rendah. Faktor risiko ini meliputi anak-anak dengan penyakit berikut:
- HIV
- Diabetes
- Menjalani perawatan dengan obat yang dapat melemahkan sistem imun seperti kortikosteroid atau kemoterapi
Selain itu, anak-anak yang lebih muda cenderung lebih mudah tertular TBC lewat aliran darahnya dan menyebabkan komplikasi seperti meningitis.
Gejala
Gejala-gejala yang terjadi pada setiap anak dapat berbeda-beda dan bergantung pada usia anak.
Namun, gejala-gejala yang umum dialami oleh penderita penyakit TBC aktif pada anak yang lebih mudah adalah:
- Demam lebih dari 2 minggu
- Kehilangan nafsu makan
- Turunnya berat badan
- Pertumbuhan yang buruk
- Tubuh lemah
- Batuk lama dan tidak kunjung sembuh, biasanya hingga lebih dari 3 minggu
- Batuk darah
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Sesak nafas
- Berkeringat di malam hari
- Panas dingin
Diagnosis
TBC diketahui melalui tes tuberkulin. Selain itu, anak mungkin juga memerlukan tes rontgen dada dan tes sputum.
Tes darah yang dikenal sebagai interferon-gamma release assays (IGRA) juga mungkin dilakukan.
Tes tuberkulin sendiri disarankan untuk anak dengan kriteria berikut:
- Mungkin telah terpapar TB dalam 5 tahun terakhir
- Memiliki catatan rontgen seperti TBC
- Tidak memiliki gejala apapun terkait TBC
- Berasal dari negara dengan kasus TBC
Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah anak pernah terpapar bakteri TBC. Jika hasilnya positif, kemungkinan besar anak telah terinfeksi.
Tes tuberkulin juga disarankan untuk dilakukan tiap tahunnya bagi anak-anak yang mengidap HIV dan yang berada di lingkungan dengan fasilitas tidak baik.
Anak yang memiliki risiko tinggi harus diperiksa tiap 2 atau 3 tahun.
Pengobatan
Apabila anak terdiagnosa positif TBC, baik aktif maupun yang belum menunjukkan gejala, pengobatan tetap harus segera dilakukan.
Anak yang telah terpapar bakteri TBC dan belum menunjukkan gejala TBC aktif akan diberikan obat antituberkulosis (OAT) berupa isoniazid yang harus dikonsumsi setiap hari selama sembilan bulan.
Sementara, untuk anak yang sudah terdiagnosis TBC aktif, dokter akan memberikan pengobatan dalam tiga jenis OAT, yaitu isoniazid, pyrazinamid, dan rifampicin. Obat-obat tersebut harus dikonsumsi setiap hari selama 2 bulan.
Kemudian, di 4 bulan selanjutnya, hanya dua obat yang perlu dikonsumsi terus, yaitu rifampicin dan isoniazid.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.