Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TBC pada Anak, Kenali Gejala dan Cara Pengobatannya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi TBC, tuberculosis
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Selain dapat terjadi pada orang dewasa, Tuberculosis atau TBC dapat pula terjadi pada anak-anak.

Melansir laman University of Rochester Medical Center, Tuberculosis pada anak adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis.

Penyakit ini menyerang paru-paru.

Akan tetapi, organ-organ lain seperti ginjal, tulang belakang, hingga otak pun dapat terdampak.

Anak-anak biasanya tertular TBC dari bersin atau batuk, di mana bakterinya tersebar lewat udara. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahap-tahap TBC

Adapun penyakit TBC atau TB ini dapat dibagi menjadi tahapan berikut:

Faktor risiko

TBC dapat tumbuh dan menjadi penyakit aktif pada anak dengan sistem imun rendah. Faktor risiko ini meliputi anak-anak dengan penyakit berikut:

  • HIV
  • Diabetes
  • Menjalani perawatan dengan obat yang dapat melemahkan sistem imun seperti kortikosteroid atau kemoterapi

Selain itu, anak-anak yang lebih muda cenderung lebih mudah tertular TBC lewat aliran darahnya dan menyebabkan komplikasi seperti meningitis.

Gejala

Gejala-gejala yang terjadi pada setiap anak dapat berbeda-beda dan bergantung pada usia anak.

Namun, gejala-gejala yang umum dialami oleh penderita penyakit TBC aktif pada anak yang lebih mudah adalah:

  • Demam lebih dari 2 minggu
  • Kehilangan nafsu makan
  • Turunnya berat badan
  • Pertumbuhan yang buruk
  • Tubuh lemah
  • Batuk lama dan tidak kunjung sembuh, biasanya hingga lebih dari 3 minggu
  • Batuk darah
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Sesak nafas
  • Berkeringat di malam hari
  • Panas dingin

Diagnosis

TBC diketahui melalui tes tuberkulin. Selain itu, anak mungkin juga memerlukan tes rontgen dada dan tes sputum.

Tes darah yang dikenal sebagai interferon-gamma release assays (IGRA) juga mungkin dilakukan.

Tes tuberkulin sendiri disarankan untuk anak dengan kriteria berikut:

  • Mungkin telah terpapar TB dalam 5 tahun terakhir
  • Memiliki catatan rontgen seperti TBC
  • Tidak memiliki gejala apapun terkait TBC
  • Berasal dari negara dengan kasus TBC

Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah anak pernah terpapar bakteri TBC. Jika hasilnya positif, kemungkinan besar anak telah terinfeksi.

Tes tuberkulin juga disarankan untuk dilakukan tiap tahunnya bagi anak-anak yang mengidap HIV dan yang berada di lingkungan dengan fasilitas tidak baik.

Anak yang memiliki risiko tinggi harus diperiksa tiap 2 atau 3 tahun.

Pengobatan

Apabila anak terdiagnosa positif TBC, baik aktif maupun yang belum menunjukkan gejala, pengobatan tetap harus segera dilakukan.

Anak yang telah terpapar bakteri TBC dan belum menunjukkan gejala TBC aktif akan diberikan obat antituberkulosis (OAT) berupa isoniazid yang harus dikonsumsi setiap hari selama sembilan bulan.

Sementara, untuk anak yang sudah terdiagnosis TBC aktif, dokter akan memberikan pengobatan dalam tiga jenis OAT, yaitu isoniazid, pyrazinamid, dan rifampicin. Obat-obat tersebut harus dikonsumsi setiap hari selama 2 bulan.

Kemudian, di 4 bulan selanjutnya, hanya dua obat yang perlu dikonsumsi terus, yaitu rifampicin dan isoniazid.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi