Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

16 November Hari Toleransi Internasional, Bagaimana Sejarahnya?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi Hari Toleransi Internasional
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini, Sabtu (16/11/2019), merupakan peringatan Hari Toleransi Internasional.

Hari Toleransi Internasional diperingati setiap tahun pada 16 November.

Peringatan ini dilakukan satu tahun sekali dan dideklarasikan pertama kali oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Melansir laman United Nations, Hari Toleransi Internasional diperingati untuk meningkatkan kesadaran tentang prinsip-prinsip toleransi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu, untuk menghormati budaya, kepercayaan-kepercayaan, tradisi-tradisi, dan memahami risiko-risiko yang disebabkan oleh intoleransi.

Sejarah Hari Toleransi Internasional

Pada ulang tahun ke-50 UNESCO, 16 November 1995, negara-negara anggota UNESCO mengadopsi Deklarasi Prinsip-Prinsip Toleransi.

Deklarasi tersebut mengajak orang-orang untuk memperingati hari internasional ini.

Tujuannya, lebih mengedukasi orang-orang tentang nilai-nilai toleransi.

Deklarasi ini menegaskan toleransi bukanlah perbedaan.

Toleransi adalah bentuk penghormatan dan apresiasi kepada kekayaan budaya yang ada di dunia dan bentuk ekspresi sebagai manusia.

Toleransi mengakui hak asasi manusia secara universal dan kebebasan fundamental antar manusia satu dengan lainnya.

Secara alami, orang-orang berbeda satu sama lainnya.

Oleh karena itu, hanya toleransi yang dapat memastikan keberlangsungan masyarakat yang beraneka ragam di seluruh dunia.

Deklarasi ini menyoroti toleransi bukan hanya sebagai tugas moral, tetapi juga prasyarat politik dan legal bagi individu, kelompok, maupun negara.

Deklarasi tersebut menempatkan toleransi dalam hubungannya dengan instrumen-instrumen hak asasi manusia internasional yang disusun selama lima puluh tahun terakhir.

Selain itu, deklarasi prinsip-prinsip toleransi juga menekankan bahwa negara harus membuat rancangan undang-undang baru jika diperlukan.

Upaya ini dinilai harus diperhatikan untuk memastikan kesetaraan perlakuan dan kesempatan yang sama bagi semua kelompok ataupun individu di masyarakat.

Peringatan yang digagas oleh UNESCO ini juga berlatar belakang dari terjadinya ketidakadilan dan kekerasan, diskriminasi dan marginalisasi, yang merupakan bentuk umum dari intoleransi.

Pendidikan toleransi yang diinisiasi melalui peringatan Hari Toleransi Internasional bertujuan untuk melawan pengaruh yang mengarah pada ketakutan dan pengucilan pada orang lain.

Selain itu, untuk membantu generasi muda mengembangkan kapasitas independen, pemikiran kritis, serta penalaran etis.

Keberagaman yang ada seperti agama, bahasa, budaya, dan etnis bukan alasan untuk terjadinya sebuah konflik, tetapi harta yang memperkaya semua.

Atas dasar deklarasi tersebut, 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional setiap tahunnya.

Lantas, bagaimana intoleransi dapat dilawan?

Melansir dari laman Tolerance Day United Nations, ada empat hal yang harus diperhatikan dalam melawan intoleransi sebagai berikut:

  1. Melawan intoleransi membutuhkan hukum
    Setiap pemerintahan bertanggung jawab untuk menegakkan hukum-hukum hak asasi manusia, untuk melarang atau menghukum kejahatan-kejahatan dan diskriminasi terhadap minoritas, baik yang dilakukan oleh pejabat negara, organisasi privat ataupun individu.

    Negara harus memastikan kesamaan akses pada pengadilan, komisioner hak asasi manusia maupun Ombudsman sehingga orang-orang tidak main hakim sendiri atau menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan permasalahan atau perselisihan yang dihadapi.

  2. Melawan intoleransi membutuhkan pendidikan
    Hukum dibutuhkan, tetapi belum cukup untuk melawan toleransi pada sikap individu.

    Umumnya, intoleransi berakar pada keacuhan dan ketakutan, baik karena budaya lain, negara lain, ataupun agama lain.

    Selain itu, intoleransi juga berhubungan erat dengan rasa harga diri yang berlebihan, baik secara personal, nasional, atau agama.

    Hal-hal seperti ini tumbuh dan dipelajari pada usia muda. Untuk itu, dibutuhkan pendidikan tentang toleransi dan hak asasi manusia sedari anak-anak.

Pendidikan ini tidak hanya perlu dilakukan di bangku sekolah, tetapi juga di kehidupan sehari-hari.

  • Melawan intoleransi membutuhkan akses informasi
    Intoleransi sangat berbahaya ketika dieksploitasi untuk tujuan politik tertentu, baik oleh individu maupun kelompok.

    Untuk membatasi kemungkinan tersebut, perlu dikembangkan kebijakan yang menghasilkan dan mempromosikan kebebasan pers agar publik dapat membedakan antara fakta dan opini.

  • Melawan intoleransi membutuhkan kesadaran individu
    Intoleransi yang terjadi di masyarakat merupakan gabungan dari intoleransi yang terjadi di individunya.

    Kefanatikan, stereotype, stigma, penghinaan maupun candaan rasis adalah contoh dari ekspresi individu terkait intoleransi sehari-hari.

    Untuk melawan dan mengurangi hal tersebut, setiap individu harus sadar dengan hubungan antara perilaku yang dilakukan dengan lingkaran setan dari ketidakpercayaan dan kekerasan dalam masyarakat.

  • Melawan intoleransi membutuhkan solusi lokal
    Solusi-solusi atas masalah-masalah global dapat pula berupa solusi lokal, bahkan individual.

    Jika menghadapi kasus intoleransi, seseorang tidak perlu menunggu aksi dari pemerintah ataupun institusi. Sebab, masing-masing individu adalah bagian dari solusi tersebut.

    Aksi-aksi yang dapat dilakukan untuk melawan intoleransi harus tidak melibatkan kekerasan, misalnya adalah untuk mengatur jaringan akar rumput, untuk mendemonstrasikan solidaritas dari korban intoleransi, untuk mendiskreditkan propaganda kebencian.

    Hal-hal tersebut dapat dilakukan untuk menyudahi intoleransi, kebencian, dan kekerasan.

  • Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Halaman Selanjutnya
    Halaman
    Tag
    Artikel berhasil disimpan
    Lihat
    Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
    Oke
    Artikel tersimpan di list yang disukai
    Lihat
    Artikel dihapus dari list yang disukai
    Oke
    Artikel dihapus dari list yang disukai
    Oke
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Kompas.com Play

    Lihat Semua

    Terpopuler
    Komentar
    Tulis komentar Anda...
    Terkini
    Lihat Semua
    Jelajahi