Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Air Keras, Efek dan Bahayanya pada Tubuh Manusia...

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi air keras
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Teror penyiraman air keras belakangan ini marak terjadi di wilayah Jakarta.

Diberitakan Kompas.com (16/11/2019), aksi penyiraman air keras setidaknya telah terjadi di tiga lokasi, yakni di wilayah Jakarta Barat, tepatnya di Kebon Jeruk, Taman Aries dan Srengseng.

Selain menimpa para siswi di SMPN 229 Jakarta Barat, aksi penyiraman air keras tersebut juga mengenai seorang penjual sayur keliling bernama Sakinah (60) di Jalan Aries Utama, Meruya Utara, Jakarta Barat, pada 8 November silam.

Para korban teror tersebut mengalami luka bakar yang membuat mereka harus mendapatkan perawatan intensif.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air keras memang sangat berbahaya jika terkena kulit manusia.

Selain dapat menyebabkan luka bakar, efek siraman air keras juga menyebabkan nyeri yang hebat.

Baca juga: Mengenal Tawon Vespa Affinis dan Bahaya Sengatannya...

Lantas, apa itu air keras?

Air keras merupakan larutan asam kuat yang pekat.

Air keras, terdiri dari beberapa jenis, misalnya asam sulfat atau H2SO4, asam klorida atau HCL, dan asam fosfat H3PO4.

Pada dasarnya, semua jenis air keras bisa menyebabkan luka bakar.

Saat kita tak sengaja menyentuh air keras, misalnya, kulit tangan kita tentu akan terbakar.

Bahkan saat kita tak sengaja menghirupnya, hal tersebut akan menyebabkan erosi gigi dan iritasi saluran pernapasan.

Meminum air keras juga dapat membakar mulut dan tenggorokan bahkan mengakibatkan lubang di perut.

Bila bagian mata yang terkena, efeknya adalah luka bakar, mata bengkak, nyeri, dan penglihatan kabur.

Kita juga bisa mengalami kebutaan saat mata kita terpapar larutan air keras yang cukup banyak.

Salah satu jenis air keras, yaitu asam klorida, sangat mudah ditemukan di toko-toko.

Baca juga: Belajar dari Dewi Hughes, Ini Bahaya Kesehatan Berat Badan Berlebih

Pembersih Keramik

Berdasarkan investigasi Kompas.com di tahun 2017, asam klorida yang mudah ditemukan di toko tersebut berguna untuk membersihkan keramik yang kotor atau karat.

Padahal, Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat memasukkan asam klorida sebagai zat beracun.

Asam klorida bisa bersifat sangat korosif terhadap jaringan tubuh, dengan potensi kerusakan pada organ pernapasan, mata, kulit, dan usus.

Selain teror penyiraman air keras yang baru-baru ini terjadi, penyifik senior komisi pemberantasan korupsi (KPK) Novel Baswedan juga pernah mengalami penyiraman air keras jenis asam sulfat.

Akibat tragedi tersebut, Novel mengalami kerusakan permanen di kornea matanya.

Asam sulfat seringkali dipakai untuk keperluan terbatas, misalnya penelitian ilmiah atau industri.

Asam sulfat juga dijual bebas di pasaran, meski tidak bisa dipakai sembarangan.

Pertolongan pertama yang bisa ktia lakukan saat terkena air keras adalah dengan membasuh diri di bawah air mengalir untuk mengurangi bahan kimia yang masih ada di permukaan tubuh, sekaligus mengencerkan bahan kimianya.

Lalu, tutup bagian luka dengan plastik tipis untuk menghindari kontaminasi. Jika luka terdapat di bagian wajah, kita bisa mengoleskan Vaseline petroleum jelly.

Setelah melakukan pertolongan pertama, korban harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

Baca juga: Beragam Reaksi atas Tuduhan Rekayasa Kasus Novel Baswedan

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Jejak Kasus Penyerangan Novel Baswedan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi