Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Astigmatisme, Penyakit karena Bentuk Kornea Mata Tak Teratur

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
ilustrasi mata lelah
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Astigmatisme merupakan kondisi kaburnya penglihatan. Ini dapat terjadi saat kornea berbentuk tidak teratur.

Kornea atau lensa yang bentuknya tidak beraturan mencegah cahaya untuk fokus dengan benar pada retina, suatu permukaan yang peka terhadap cahaya di bagian belakang mata.

Akibatnya, penglihatan menjadi kabur pada jarak berapapun dan membuat mata tidak nyaman, bahkan sakit kepala.

Dilansir dari American Optometric Association, astigmatisme sering terjadi dengan kondisi penglihatan lain, seperti miopia (rabun jauh) dan hiperopia (rabun dekat).

Kondisi penglihatan ini disebut sebagai kesalahan bias karena mempengaruhi bagaimana mata menekuk atau membiaskan cahaya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Astigmatisme dapat diturunkan atau ada sejak lahir, di mana seiring waktu dapat menurun atau meningkat.

Baca juga: Menghilangkan Kantung Mata Secara Alami agar Lebih Percaya Diri

Pemeriksaan optometric komprehensif mencakup pengujian untuk astigmatisme.

Jika merasa diperlukan, dokter mata dapat memberikan kacamata atau lensa kontak yang membantu penderita dengan mengubah cara cahaya masuk ke mata.

Pengobatan lainnya yaitu prosedur kornea atau orthokeratology (ortho-k). Prosedur noninvasif tanpa rasa sakit, pasien memakai serangkaian lensa kontak kaku yang dirancang khusus secara bertahap membentuk kembali kelengkungan kornea mata.

Operasi laser juga dapat mengobati beberapa jenis astigmatisme. Laser akan mengubah bentuk kornea dengan menghilangkan sejumlah kecil jaringan mata.

Penyebab

Lengkungan kornea dan lensa membengkokkan cahaya yang masuk ke mata agar fokus secara tepat pada retina di belakang mata.

Penderita astigmatisme mempunyai permukaan kornea atau lensa dengan kelengkungan yang agak berbeda.

Permukaan kornea lebih berbentuk seperti bola daripada bulat, dan mata tidak bisa memfokuskan sinar cahaya ke satu titik.

Selain itu, kelengkungan lensa di dalam mata dapat berubah, menghasilkan peningkatan atau penurunan astigmatisme.

Perubahan lebih sering terjadi di usia dewasa dan dapat mendahului perkembangan katarak yang terjadi secara alami.

Terkadang, astigmatisme dapat terjadi setelah cedera mata atau operasi mata.

Astigmatisme juga dapat terjadi lantaran keratoconus, di mana kornea menjadi semakin tipis dan berbentuk kerucut.

Kondisi tersebut membuat penglihatan yang buruk dan tidak dapat dibantu dengan kacamata.

Orang dengan keratoconus biasanya membutuhkan lensa kontak untuk penglihatan yang jelas, dan kemungkinan memerlukan transplantasi kornea.

Baca juga: 5 Jenis Makanan yang Paling Baik untuk Menjaga Kesehatan Mata

Astigmatisme dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata yang komprehensif.

Pemeriksaan mengukur bagaimana mata memfokuskan cahaya dan menentukan kekuatan lensa optik apapun yang diperlukan untuk meningkatkan penglihatan.

Anda akan menjalani sejumlah pemeriksaan. Setelah itu, dokter mata akan memberikan opsi perawatan yang tepat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi