Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Video Prediksi BMKG tentang Kekeringan Panjang 2019-2022

Baca di App
Lihat Foto
Youtube
Tangkapan layar hoaks kekeringan panjang di Youtube
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Video yang diunggah sebuah akun Youtube menyebutkan akan terjadi kemarau panjang berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Dari video yang beredar itu, kemarau panjang ini disebutkan akan terjadi selama tiga tahun berturut-turut.

Namun, kemudian informasi ini dibantah oleh BMKG. BMKG menyatakan informasi itu tidak benar alias hoaks.

Narasi yang beredar

Sebuah akun Youtube mengunggah video dengan judul BMKG "Global Warming 2019 2022", Jika Benar Tahun Ini Maka Dajjal Tidak Lama Lagi Akan Keluar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut adalah narasi tentang kemarau panjang yang disebutkan lewat unggahan video tersebut:

Pada 2016, ada berita yang mengabarkan kenaikan suhu global bumi dan prediksi akan terjadinya kemarau panjang.

Kemarau ini akan melanda dunia setelah 2019 selama tiga tahun berturut-turut.

Kabar tersebut santer tersebar di jejaring media sosial, pesan berantai dan muncul juga dalam artikel di komunitas online.

Selain itu, juga tersebar lewat tulisan di blog hingga dokumentasi ceramah dan voice-over di Youtube.

Klaim kabar tersebut intinya adalah:

Badan Meteorologi dan Geofisika telah memperkirakan kekeringan panjang akan dimulai tahun 2019-2022. Klaim ini disebut bersumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

Ada pula yang menyebutnya bersumber dari BMKG Eropa.

Penelusuran Kompas.com

Melalui akun twitter @InfoHumasBMKG, BMKG memastikan bahwa informasi yang disebutkan pada video tersebut adalah hoaks.

Dalam keterangannya, BMKG menyampaikan, informasi yang beredar melalui salah satu akun Youtube tersebut dikaitkan dengan kekeringan panjang dan potensi El Nino tahun 2020.

Narasi ini dikhawatirkan dapat menimbulkan keresahan dan kepanikan masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, BMKG menjelaskan beberapa hal berikut:

  1. Informasi yang disampaikan tidak benar karena BMKG tidak memprediksikan kekeringan panjang bertahun-tahun. Kemudian, pada tahun 2020, tidak teridentifikasi akan terjadi El-Nino kuat.
    Lembaga NOAA dan NASA (Amerika) serta JAMSTEC (Jepang) juga memprediksikan hal yang sama.
  2. BMKG memprediksikan tidak ada potensi anomali iklim pada tahun 2020, baik di Samudera Pasifik maupun Samudera Hindia yang berdampak pada curah hujan di Indonesia.
    Curah hujan akan cenderung sama dengan pola iklim normal atau klimatologisnya.
  3. El Nino lemah tahun 2019 telah dinyatakan berakhir pada akhir Juli lalu. Kondisi netral masih berlanjut hingga akhir tahun 2019.
  4. Hal ini menandai tahun 2020 nanti diperkirakan tidak ada potensi anomali iklim yang berdampak pada curah hujan di wilayah Indonesia.
    November 2019, sebagian wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Selanjutnya, musim kemarau umumnya akan dimulai pada April-Mei hingga Oktober 2020.
  5. BMKG juga terus memantau perkembangan cuaca, iklim, gempa bumi dan tsunami selama 24 jam, serta menginformasikannya pada masyarakat dengan pemutakhiran.

Apabila terdeteksi adanya perkembangan fenomena atau gejala anomali, informasi akan segera disampaikan melalui kanal resmi BMKG.

Masyarakat diimbau tidak memercayai informasi yang beredar tanpa mengecek atau mengonfirmasinya kepada BMKG melalui kanal informasi resminya.

Baca juga: BMKG Bantah Video Youtube yang Sebut Prediksi Kekeringan Panjang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi