Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Kunjungan Bersejarah Anwar Sadat ke Israel

Baca di App
Lihat Foto
Warren K. Leffler
Presiden Mesir Anwar Sadat, Presiden AS Jimmy Carter, dan PM Israel Menachem Begin bersalaman usai meneken perjanjian damai di Gedung Putih, Washington DC.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Hari ini 42 tahun yang lalu, Presiden Mesir Anwar Sadat melakukan kunjungan bersejarah ke Israel pada 19 November 1977.

Kunjungan itu sekaligus menempatkannya sebagai pemimpin Arab pertama yang mengunjungi Israel.

Ia bertemu dengan Perdana Menteri Israel Menachem Begin dan berbicara di depan parlemen Israel, Knesset untuk membicarakan rencana damai antara Mesir dan Israel.

Kunjungan tersebut juga menjadi cikal bakal terwujudnya perjanjian damai Camp David antara Mesir dan Israel pada tahun 1978.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagai ganjaran atas langkah damai yang dilakukan Sadat, Presiden Mesir itu pun meraih Nobel Perdamaian di tahun 1978, bersama dengan Menachem Begin.

Baca juga: Israel Klaim 1 Lagi Komandan Jihad Islam dan Keluarganya Tewas dalam Serangan

Anwar Sadat

Anwar Sadat, merupakan presiden ketiga Mesir, menggantikan posisi Gamal Abdel Nasser yang meninggal di tahun 1970.

Ketika menjabat sebagai presiden, Sadat menghadapi situasi kacau akibat kekalahan negara Arab dari Israel dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967.

Selain mengalami kerugian materi, perang 1967 membuat negara Arab mengalami krisis kepercayaan diri.

Akibat kekalahan itu, Mesir terpaksa merelakan Semenanjung Sinai jatuh ke tangan Israel, Suriah harus kehilangan Dataran Tinggi Golan, dan Palestina harus menyerahkan sebagian besar wilayahnya ke Israel.

Tak hanya itu, kekalahan itu juga menjadi ujian besar bagi nasionalisme Arab yang sedang mengalami masa keemasannya.

Dikenal sebagai orang dekat Nasser, sikap Sadat justru sangat bertolak belakang dengan Nasser.

Sikap Nasser yang sangat memusuhi Barat dan Israel, tak terlihat sama sekali di era Sadat.

Di awal kepemimpinannya, Sadat berinisiatif untuk mengambil jalur damai dengan Israel agar Semenanjung Sinai kembali ke pangkuan Mesir.

Namun, inisiatif itu pun ditolak Israel. Menanggapi penolakan itu, Mesir bekerja sama dengan Suriah untuk melancarkan serangan dalam Perang Yom Kippur pada tahun 1973.

Camp David

Meski mengalami kekalahan, kepercayaan diri negara Arab mulai kembali karena berhasil menguasai kembali beberapa wilayah di Semenanjung Sinai.

Setelah perang itu, Sadat kembali mengambil inisiatif damai dengan Israel untuk mengembalikan wilayah Semenanjung Sinai.

Kunjungannya ke Israel di tahun 1977 mendapat sambutan postif dari Barat, khususnya Presiden Amerika Serika Jimmy Carter.

Jimmy Carter pun menjadi mediator damai antara Anwar Sadat dan Menachem Begin yang menghasilkan Perjanjian Camp David.

Setelah perjanjian itu, Semenanjung Sinai secara bertahap kembali ke pangkuan Mesir.

Perjanjian itu mengubah peta politik di Timur Tengah dan status Mesir di mata negara Arab lainnya.

Akibatnya, Mesir sempat diusir dari keanggotaan Liga Arab pada tahun 1979 hingga 1989.

Sadat dianggap mengkhianati orang Arab yang berjuang melawan penjajahan Israel di Palestina.

Bumerang

Tak hanya soal sikap dengan Barat, hal berbeda yang dilakukan oleh Sadat adalah memberi ruang bagi kelompok kanan yang sebelumnya disisihkan oleh Nasser.

Namun, sikapnya itu justru menjadi bumerang baginya.

Anwar Sadat terbunuh di tangan kelompok al-Jihad yang menentang perjanjian Camp David.

Ia dibunuh pada saat menonton parade militer untuk memperingati Perang Yom Kippur 1973.

Empat orang pria bersenjata melompat dari kendaraan militer dan menuju ke arah Anwar Sadat.

Mereka memberondongnya dengan peluru dari jarak dekat. Sadat pun dinyatakan meninggal dua jam kemudian.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi