Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menguak Laporan Penelitian Telur dengan Kandungan Dioksin Tinggi...

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/ZABUR KARURU
Tumpukan sampah kertas yang diimpor oleh sebuah perusahaan pabrik kertas sebagai bahan baku kertas di Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (19/6/2019). Berdasarkan data Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah Ecoton, masuknya sampah dengan merk dan lokasi jual di luar Indonesia, diduga akibat kebijakan China menghentikan impor sampah plastik dari sejumlah negara di Uni Eropa dan Amerika yang mengakibatkan sampah plastik beralih tujuan ke negara-negara di ASEAN.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sejumlah media internasional menyoroti kandungan polutan berbahaya pada telur dan tahu yang diproduksi di dua wilayah di Jawa Timur.

Pemberitaan-pemberitaan tersebut bersumber dari laporan yang diterbitkan oleh International Pollutants Elimination Network (IPEN), yang bekerja sama dengan lembaga lain seperti NEXUS3 Foundation, Ecoton, dan Arnika.

Dalam laporan berjudul Plastic Waste Poisons Indonesia's Food Chain atau Limbah Plastik Meracuni Rantai Makanan Indonesia tersebut, IPEN menyoroti kandungan dioksin tinggi yang dihasilkan oleh telur-telur ayam di dua lokasi yakni Desa Bangun dan Tropodo, Jawa Timur.

"Studi ini mengungkapkan kondisi di belakang layar, bagaimana sampah plastik membawa bahan kimia beracun ke dalam rantai makanan," ujar penulis laporan Jindrich Petrlik dari Arnika Association.

Baca juga: Pabrik Tahu Gunakan Sampah Plastik sebagai Bahan Bakar, Ini Rekomendasi IPEN

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengambilan sampel

Penelitian tersebut mengambil sampel dari telur ayam buras yang dilepas dari kandang.

Selain itu, telur-telur tersebut diambil dari area yang berdekatan dengan tempat pembakaran plastik dan pembuangan sampah di Desa Bangun dan Tropodo. 

Kedua desa ini merupakan lokasi yang terdampak dari aktivitas pembuangan sampah plastik. 

Sampah-sampah plastik berkualitas rendah baik berasal dari impor dan hasil pembuangan dalam negeri, berakhir di penimbunan terbuka, pabrik tahu, pabrik kapur, atau tempat-tempat di mana masyarakat membakar plastik sebagai bahan bakar.

Menurut data UN Comtrade, pada 2018, volume sampah plastik yang diimpor oleh Indonesia meningkat dua kali lipat menjadi 320.000 ton dibanding tahun sebelumnya.

Selain itu, timbunan plastik ini bukan hanya bersumber dari luar negeri namun juga dari dalam negeri.

Setiap tahunnya, Indonesia menghasilkan 9 juta ton sampah plastik. 

Laporan tersebut menyebutkan, ayam buras atau ayam yang dipelihara dengan cara tidak dikandang mengonsumsi makanan dari tanah dan debu-debu di sekitarnya.

Hal ini kemudian menjadikan ayam sebagai sampel aktif dari kimia-kimia di dalam tanah, kemudian dianalisa.

Baca juga: Partikel Sisa Sampah Plastik Ditemukan pada Telur Ayam di Jawa Timur

Kandungan zat berbahaya pada telur dan tahu

Selanjutnya, telur ayam kampung digunakan untuk mengungkap dan mengukur polutan organik yang persisten atau persistent organic pollutants (POPs).

Selain itu, sebagian besar zat kimia tersebut merupakan POPs.

Polutan ini larut dalam lemak dan berakumulasi dalam telur, yang memiliki kandungan lipid signifikan.

Lipid merupakan zat lemak yang tidak larut dalam air, tetapi umumnya larut dalam alkohol dan eter dan yang memberi rasa lemah.

Tak hanya itu, telur-telur ini juga mengandung bahan kimia lain seperti dioksin, bifenil poliklorinasi (PCB), dan eter difenil polibrominasi (PBDEs), dan parafin terklorinasi rantai pendek (SCCP).

SCCPs memiliki sifat racun bagi organisme perairan pada konsentrasi rendah.

Zat ini juga bisa mengganggu fungsi endokrin dan mampu diduga menyebabkan kanker pada manusia.

Sementara, zat PBDEs memberikan dampak pada kesehatan reproduksi dan pada perkembangan neurotoksik.

Adapun PFOS dapat menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi dan kekebalan tubuh.

Baca juga: Limbah Plastik Impor yang Dianggap Racuni Indonesia dalam Sorot Media Internasional...

Kandungan telur yang ditemukan di Desa Tropodo memiliki tingkat dioksin tertinggi kedua dalam telur dari Asia.

Dioksin pada sampel telur ini juga dinyatakan hampir sama dengan dioksin tertinggi yang terjadi di situs Bien Hoa di Vietnam.

Sampel telur tersebut dikumpulkan dari dekat pabrik tahu yang menggunakan limbah plastik sebagai bahan bakar.

Namun demikian, kandungan kimiawi pada tahu tidak diukur.

"Tetapi mengingat bahwa kemungkinan tanah di sekitar pabrik telah terkontaminasi oleh emisi udara, masuk akal bagi pihak berwenang untuk menguji tahu tersebut," tulis IPEN.

Sementara, kandungan dioksin pada sampel telur yang diambil di Desa Bangun tercatat empat kali lebih tinggi dari batas aman yang diatur oleh Uni Eropa.

Lembaga ini mencatat, perbedaan kandungan dioksin pada kedua tempat ini terjadi karena pembakaran sampah di Desa Bangun dilakukan dalam waktu yang bervariasi.

Meski demikian, Desa Bangun dan Tropodo hanyalah dua contoh dari situs serupa yang ada di Asia Tenggara.

Kedua tempat ini adalah wilayah yang terdampak dan berlokasi di dekat lokasi pabrik kertas, yang menerima lebih dari 50 ton plastik bermutu rendah setiap hari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi