Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Orangutan Kembali Dilepasliarkan Setelah Jalani Rehabilitasi

Baca di App
Lihat Foto
AFP/HANDOUT/INTERNATIONAL ANIMAL
Orangutan bernama Mama Sifa dilepaskan ke hutan di wilayah Ketapang, Kalimantan Barat, Jumat (11/10/2019). Sifa dan induknya, Mama Sifa, sebelumnya diselamatkan dari dekat lokasi kebakaran hutan dengan kondisi dehidrasi dan kurus akibat kekurangan nutrisi selama beberapa hari.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - 17 orangutan kembali dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) Kalimantan Barat.

Seluruh orangutan tersebut telah menuntaskan proses rehabilitasi panjang di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng yang dikelola Yayasan BOS.

Pelepasliaran ini disebutkan atas kerja sama BKSDA Kalimantan Tengah, Balai TNBBBR, USAID Lestari, dan Yayasan BOS.

"Ini merupakan pelepasliaran orangutan yang ke-18 kalinya ke TNBBBR, Kabupaten Katingan sejak pelepasliaran pertama oleh Yayasan BOS di taman nasional itu bulan Agustus 2016 lalu," kata CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite kepada Kompas.com, Selasa (19/11/2019).

Dari 17 orangutan ini 4 di antaranya pernah tinggal di Gugusan Pulau Salat di Kabupaten Pulang Pisau. Gugusan pulau ini adalah bagian dari lahan konservasi seluas 2.089 hektar hasil kemitraan antara PT. Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Tbk. dan Yayasan BOS.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sejumlah wilayah beberapa waktu lalu memunculkan tingkat kekhawatiran bagi para penggiat lingkungan.

Baca juga: Misteri Kera Raksasa Setinggi 3 Meter Terkuak, Masih Kerabat Orangutan

Berkat kerja sama berbagai pihak, orangutan yang notabene berstatus sangat terancam punah berhasil diselamatkan dan dikembalikan ke hutan.

“Upaya pelestarian lingkungan hidup itu perlu didukung semua orang. Anda juga bisa berpartisipasi dengan melaporkan upaya memburu, menangkap, membunuh, atau memelihara satwa yang dilindungi Undang-undang seperti orangutan," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah Adib Gunawan.

"Orangutan sebagai spesies kunci di hutan, sangat berperan dalam ekosistem hutan. Kita wajib melindungi hutan kita dan keanekaragaman hayati di dalamnya,” sambungnya.

Survei yang dilaksanakan sebelum pelepasan liar menunjukkan bahwa TNBBBR mempunyai seluruh potensi yang dibutuhkan guna menunjang populasi orangutan secara berkelanjutan, ditambah aspek keamanan dan pengelolaan yang baik.

Disebutkan, kegiatan patroli dan pengamanan di wilayah TNBBBR dilakukan secara rutin.

Sehingga, diharapkan tindakan pengamanan ini membuat orangutan yang dilepasliarkan hidup aman dan membentuk populasi orangutan liar yang mandiri dan lestari.

Jamartin menjelaskan, terdapat beberapa titik pelepasliaran dengan maksud membantu persebaran populasi orangutan hasil rehabilitasi.

Pelepasliaran di TNBBBR, lanjut Jamartin, membantu mengurangi tekanan di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng akibat terus bertambahnya jumlah orangutan yang siap dilepasliarkan.

Jamartin menekankan, pemilihan lokasi pelepasliaran harus memenuhi syarat.

"Kita harus menghentikan deforestasi yang mengakibatkan orangutan keluar habitatnya, karena upaya pelestarian ini akan berhasil jika kita bisa menjaga baik-baik habitat alami dan populasinya," ujarnya.

"Namun, ini harus didukung semua pemangku kepentingan. Konservasi hanya bisa berhasil jika semua pihak berpartisipasi aktif sesuai kapasitasnya,” tambah Jamartin.

Baca juga: Kabar Baik, 3 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan Timur

Ia menambahkan, seluruh orangutan dibawa dalam tiga kali pemberangkatan pada 19 November 2019 ke DAS Demban, 26 November 2019 dan 28 November 2019 ke DAS Hiran.

"Semua orangutan yang telah menjalani rehabilitasi dan dilepasliarkan kali ini berasal dari pulau pra-pelepasliaran," tutur Jamartin.

Pulau pra-pelepasliaran adalah habitat semi liar yang dipantau secara ketat oleh tim dari Yayasan BOS dan menampung orangutan semi-liar yang diselamatkan dari wilayah konflik, atau yang telah menyelesaikan tahap rehabilitasi di Sekolah Hutan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi