KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menarik banyak perhatian publik di awal masa jabatannya.
Pasalnya, beberapa pernyataan dan kebijakan baru Edhy bertolak belakang dengan apa yang dilakukan pendahulunya, Susi Pudjiastuti.
Bahkan tak jarang Edhy mengkritik kebijakan pendahulunya itu. Berikut beberapa pernyataan Edhy Prabowo sejak ia menjadi nomor satu di KKP:
Masalah laut tak rumit
Satu minggu setelah dilantik menjadi menteri, Edhy mengaku percaya diri bisa mengatasi permasalahan laut dengan pengalamannya dan dukungan berbagai pihak.
Menurut Edhy, masalah laut tak serumit mendaratkan Apollo ke bulan.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat berkunjung ke berkunjung ke Pelabuhan Perikanan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (28/10/2019).
"Karena masalahnya bukan rumit kayak harus mendaratkan Apollo ke bulan, ini hanya simpel," kata Edhy, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (28/10/2019).
Baca juga: Beda Kebijakan Edhy Prabowo dengan Susi Pudjiastuti...
Mundur jika tak sanggup
Dalam kesempatan yang sama, Edhy juga menegaskan akan mundur jika tak sanggup menjalankan tugas sebagai menteri KKP.
"Kalau saya memang enggak sanggup, saya akan mundur. Tapi saya usahakan dulu. Saya yakin akan terus menyelesaikan masalah ini," ujar Edhy.
Tugas yang dimaksud Edhy di antaranya adalah memastikan seluruh anak buah kapal (ABK) mendapat asuransi mengingat besarnya risiko kerja di tengah laut.
Edhy juga menjelaskan jika dirinya akan menjalin komunikasi dua arah antara kementerian dan nelayan.
Kecil kalau sekadar menenggelamkan kapal
Edhy juga sempat mendapat sorotan ketika ia membicarakan tentang illegal fishing.
Menurutnya, ia memiliki cara berbeda dalam menindak kapal-kapal ilegal.
"Kalau hanya sekadar menenggelamkan, kecil buat saya. Bukannya saya takut, enggak ada (takut-takutan). Kita enggak pernah takut dengan nelayan asing. Tapi jangan juga semena-mena sama nelayan kita sendiri," kata Edhy, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (18/11/2019).
Dibandingkan menenggelamkan, Edhy lebih memilih untuk menghibahkan kapal-kapal ikan kepada nelayan sesuai kemampuannya.
Inisiatif tersebut berdasarkan koordinasinya dengan Menteru Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Kejaksaan Agung.
Ia menjelaskan jika penenggelaman kapal asing adalah program terdahulu dan menyiratkan bahwa program ini berpotensi tidak dilanjutkan.
“Tentang penenggelaman kapal, Pak Jokowi sudah sampaikan bahwa itu cukup dulu. Yang penting sekarang setelah ditenggelamkan, mau diapakan laut kita ini? Bukan berarti penenggelamannya tidak kita lakukan,” kata Edhy, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (15/11/2019).
Baca juga: Menteri KKP Edhy Prabowo: Kalau Sekadar Menenggelamkan, Kecil Buat Saya
Merasa janggal selama 5 tahun terakhir
Edhy Prabowo merasa ada sesuatu yang janggal yang tidak terkomunikasikan dengan baik dalam lima tahun terakhir di KKP.
Menurutnya, kejanggalan tersebut adalah komunikasi dengan nelayan. Edhy mengatakan ada banyak pelaku usaha di sektor perikanan yang aspirasinya belum didengar selama lima tahun belakangan.
"Saya merasa lima tahun ini ada sesuatu yang janggal, yang mungkin belum terkomunikasikan dengan baik. Saya tidak bermaksud men-down grade pendahulu saya," kata Edhy, dikutip dari Kompas.com (18/11/201).
Karenanya, Edhy menyambangi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) untuk membahas upaya sektor perikanan dan menampung aspirasi pelaku usaha.
Tak hanya itu, Edhy juga mengunjungi Kadin untuk menjalin komunikasi dan kolaborasi dengan para pelaku usaha.
Akan kaji pembatalan reklamasi Teluk Benoa
Di masa Susi, reklamasi Teluk Benoa telah dibatalkan dengan menetapkan teluk itu sebagai Kawasan Konservasi Maritim.
Akan tetapi, Edhy mengaku akan mengkaji ulang nasib reklamasi Teluk Benoa.
Pengkajian tersebut melibatkan stakeholder terkait, termasuk Menkomaritim Luhut Binsar Pandjaitan.
Seperti diketahui, Luhut sering bersitegang dengan Susi soal kebijakan, di antaranya terkait dengan Teluk Benoa.
Sumber: Kompas.com (Fika Nurul Ulya/Jimmy Ramadhan Azhari | Editor: Bambang Priyo Jatmiko/Yoga Sukmana/Jessi Carina/Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.