Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film Frozen II Tayang, Ingat Tak Semua Kartun Cocok untuk Anak-anak

Baca di App
Lihat Foto
YouTube/Walt Disney Animation Studios
Cuplikan trailer film Frozen II.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Film animasi Frozen II mulai tayang di bioskop Indonesia. Tayangan kartun yang menceritakan kisah Putri Elsa, Anna, Olaf, Sven, dan Kristoff ini kembali dengan petualangan baru.

Sebelumnya, kartun Frozen sudah beredar dan digandrungi masyarakat. Tak hanya orang dewasa, dalam seri pertamanya, tayangan Frozen digandrungi anak-anak.

Namun ternyata, tidak semua jenis kartun cocok ditonton, khususnya bagi anak-anak di usia pra-sekolah.

Dalam studi berjudul The Immediate Impact of Different Types of Television on Young Children's Executive Function, yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics, dijelaskan efek menonton kartun tertentu pada anak berusia 4 tahun.

Baca juga: Studi: SpongeBob Squarepants Pengaruhi Fokus dan Kontrol Diri Anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian ini menjelaskan bagaimana dua buah tayangan animasi berbeda memengaruhi beberapa kemampuan anak-anak, seperti keterampilan dalam dalam memperhatikan, menyelesaikan masalah, fokus, dan kemampuan lainnya.

Adapun acara kartun yang harus ditonton anak-anak tersebut adalah SpongeBob Squarepants serta tayangan pendidikan berjudul Caillou.

Hasilnya, anak-anak yang menonton kartun dengan dengan yang berjalan lambat mendapatkan nilai tinggi dalam hal fokus dan pengendalian diri.

Para peneliti menyimpulkan bahwa hanya sembilan menit menonton kartun televisi yang bergerak cepat memiliki efek negatif langsung pada fungsi otak eksekutif anak berusia 4 tahun.

Ini karena, tayangan kartun Spongebob Squarepants mengalami perubahan adegan setiap 11 detik. Selain itu, animasi tersebut juga menyajikan gambar dengan degan yang cepat.

Perubahan adegan yang cepat ini disebuat tidak sesuai dengan perkembangan anak-anak, khususnya bagi mereka yang berusia 4 tahun.

Dengan demikian, perubahan adegan yang terlampau cepat pada tayangan animasi dapat memengaruhi fokus dan kontrol diri.

Hal ini kemudian menunjukkan, kebiasaan menonton televisi tidak menyebabkan gangguan, namun jenis tayangan yang ditonton.

Studi lain

Selain itu, publikasi lain berjudul Modifying Media Content for Preschool Children: A Randomized Controlled Trial yang diterbitkan di jurnal Pediatric mengungkapkan, kartun yang memperlihatkan konten kekerasan dan kartun pro-sosial dapat memengaruhi anak-anak bahkan di usia yang sangat muda.

Para periset meneliti lebih dari 500 keluarga yang memiliki anak-anak berusia antara 3 hingga 5 tahun dengan kebiasaan menonton televisi sekitar 4 jam per hari.

Kemudian para peneliti membagi keluarga tersebut secara acak menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi.

Baca juga: INFOGRAFIK: Efek Menonton Kartun Pada Anak

Adapun keluarga yang masuk ke dalam kelompok kontrol menonton kartun seperti biasa. Para peneliti menemukan, mereka biasanya menonton tayangan kartun yang menggambarkan kekerasan seperti Road Runner atau Scooby Doo.

Sedangkan keluarga yang masuk ke dalam kelompok intervensi disarankan untuk menonton tayangan animasi pro-sosial dan pendidikan seperti Dora the Explorer atau tayangan Curious George.

Penelitian ini berlangsung selama enam bulan. Selama itu pula, para keluarga menerima kunjungan rumah. Selain itu, setiap orangtua mengisi kuisioner mengenai perilaku anak-anak mereka.

Dalam kuisioner tersebut, para peneliti menanyakan apakah anak-anak memperlihatkan beberapa perilaku seperti mendorong, meneriaki, menindas, atau menghancurkan benda-benda. Para peneliti mengatakan, perangai ini merupakan awal dari perilaku agresif di kemudian hari.

Namun, beberapa perilaku positif yang dihasilkan juga tercatat, seperti peka terhadap masalah orang lain, bekerja sama, berbagi, dan berbagai perangai lainnya.

Hasilnya, setelah enam bulan, anak-anak yang menonton kartun pro-sosial dan non-kekerasan adalah anak-anak yang lebih ramah. Sedangkan mereka yang menyaksikan animasi dengan unsur kekerasan menunjukkan tanda-tanda agresi.

Baca juga: SpongeBob Disemprit KPI, Mengapa Kartun Dianggap Bisa Sangat Pengaruhi Audiens?

Selain itu, selama enam bulan kemudian, para keluarga tersebut kembali lagi pada kebiasaan lama. Akan tetapi, perangai anak-anak mereka tetap tidak berubah.

Dari riset ini, para peneliti mengatakan, anak-anak dididik dari apa yang mereka tonton dan dengar di lingkungan sosial, termasuk media.

Mereka meniru apa yang dilihat. Tak hanya itu, mereka juga bertindak berdasarkan apa yang mereka lihat.

Faktanya, rata-rata keluarga yang menjadi responden dalam penelitian ini sangat bergantung pada media sebagai sarana untuk mengasuh anak mereka.

"Anak-anak mereka tenggelam dengan menonton media, kebanyakan TV dan DVD, setidaknya selama empat jam per hari," tulis riset tersebut.

Pengaruh tontonan ini pada anak-anak dalam usia yang sangat muda ternyata cukup besar. Ini karena sekelompok neuron saat itu diaktifkan bersamaan di sistem saraf pusat anak.

Dengan demikian, ketika seorang anak melihat kekerasan digunakan sebagai sarana untuk memecahkan masalah, pelajaran ini menjadi terprogram dalam sistem saraf pusat.

Namun ketika pendekatan lain yang diberikan, seperti tayangan yang menerangkan konsep berbagi diberikan, maka hal ini juga tertanam dalam respons anak ketika menghadapi masalah. Proses ini berjalan dengan baik pada usia 4 tahun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi