Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Pindahnya Pabrik Sepatu dari Banten ke Jawa Tengah...

Baca di App
Lihat Foto
Greg Baker/AFP/Getty
Para buruh di pabrik sepatu di Huajian, pabrik yang bisa menghasilkan sekitar 100,000 pasang sepatu bermerek bagi Ivanka Trump.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Rencana kepindahan pabrik sepatu yang ada di Tangerang Banten ke Jawa Tengah mencuat ke publik.

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri mengatakan sejak Juni 2019 sudah ada 25 pabrik yang berinvestasi di Jawa Tengah.

Dari data sementara, ada 10 pabrik dari Banten yang pindah ke Jawa Tengah, sisanya merupakan pabrik yang berasal dari Jawa Barat dan Jawa Timur.

Relokasi pabrik dari Banten ke Jawa Tengah dikhawatirkan memunculkan banyaknya pengangguran.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Satu pabrik bisa (merumahkan karyawan) sampai 100.000, jadi serapan tenaga kerja alas kaki sangat besar sekali sebenarnya," ujar Firman seperti diberitakan Kompas.com, Senin (18/11/2019).

Baca juga: 10 Pabrik Sepatu Pilih Hengkang ke Jateng, Ini Kata Gubernur Banten

Ia menilai, kepindahan pabrik sepatu ke Jawa Tengah terjadi karena UMK Banten lebih tinggi, berbeda dari Jateng yang kompetitif sehingga mampu memberikan dampak terhadap biaya produksi.

"UMK-nya tinggi dan UMSK (Upah Minimum Sektoral Kota) juga (tinggi)," kata dia.

Keprihatinan Gubernur Banten

Gubernur Banten Wahidin Halim mengaku prihatin setelah mengetahui adanya kepindahan pabrik sepatu dari provinsi yang dipimpinnya.

"Banyak yang enggak sanggup, biaya produksi tinggi, ekspor juga, prihatin. Makanya kami berharap pada buruh untuk memahami kondisi sekarang," kata Wahidin Halim di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Rabu (20/11/2019).

Meski demikian, melansir dari pemberitaan Kompas.com, Rabu (20/11/2019), Wahidin menyebutkan, hengkangnya pabrik sepatu dari Banten dibarengi dengan sejumlah investasi yang juga akan masuk ke Banten.

"Kami investasi paling tinggi, Rp 36 triliun mau digelontorkan tahun 2019/2020 ini," ujar dia.

Baca juga: 10 Pabrik Sepatu Ramai-ramai Angkat Kaki dari Banten, Apa Sebabnya?

Bantahan Disnaker

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Tangerang, Rakhmansyah, membantah informasi itu.

Ia menyebutkan, dari 19 pabrik yang terdata dalam Disnaker Tangerang, hanya satu pabrik yang ekspansi ke Jawa Tengah.

Kepindahan satu pabrik itu juga karena perluasan cabang.

"PT Panarub ini sudah ke Brebes, di sini tetap (beroperasi) ada. Karyawan ada 8.400, dia akan terus melanjutkan di sini," ujar Rakhmansyah, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (19/11/2019).

Akal-akalan Pengusaha

Rencana kepindahan Pabrik Sepatu dari Banten ke Jawa Tengah ini kemudian menimbulkan banyak tanda tanya.

Presidium Aliansi Buruh Banten Bersatu (AB3), Maman Nuriman menduga, hal itu akal-akalan pengusaha untuk mempekerjakan buruh dengan upah sekecil-kecilnya.

"Itu hanya kamuflase saja. Sesungguhnya (pengusaha) masih mampu (membayar upah tinggi)," ujar dia seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (20/11/2019).

Menurut dia, sepatu bermerek mahal yang di produksi di Banten selama ini bisa dijual mahal di luar negeri.

"Ini dijual di negara luar cukup tinggi, satu pasang saja bisa satu juta lebih," kata dia.

Oleh karena itu, menurut dia, perusahaan seharusnya masih sanggup membayar buruh degan upah paling tinggi di angka Rp 150 ribu per hari.

Perusahaan yang hengkang karena alasan UMK dinilainya sama saja dengan memeras keringat buruh dengan bayaran sesedikit mungkin.

"Karena melihat di daerah (Jateng) upah buruh sangat rendah sehingga mencari daerah untuk mencapai upah yang sangat rendah," jelas dia.

(Sumber: Kompas.com/Singgih Wiryono, Acep Nazmudin | Editor: Sabrina Asril, Egidius Patnistik, Aprilia Ika, Jessi Carina, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi