Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Marshanda, Bisakah Bipolar Terjadi karena Faktor Genetik?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/IRA GITA NATALIA SEMBIRING
Penyanyi dan pesinetron Marshanda melayat Cecep Reza di rumah duka di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (19/11/2019). Cecep Reza meninggal dunia di usia 31 tahun.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Bintang sinetron Andriani Marshanda didiagnosis mengidap gangguan mental bipolar pada 2009.

Bipolar merupakan gangguan yang berhubungan dengan perubahan suasana hati, mulai dari posisi terendah depresif hingga tertekan ke posisi tertentu.

Pada awalnya, Marshanda pun mengaku tak mau menerima kenyataan bahwa ia mempunyai penyakit mental.

Bahkan, sosok ayah Marshanda sendiri juga mengalami penyakit serupa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, apa itu bipolar? Bisakah bipolar disebabkan oleh faktor genetik?

Gangguan bipolar, juga dikenal sebagai penyakit manik-depresi, adalah gangguan otak yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, tingkat aktivitas, dan kemampuan yang tidak biasa untuk melakukan tugas sehari-hari.

Tipe bipolar

Ada tiga jenis utama gangguan bipolar, yakni:

- Bipolar I

Jenis bipolar ini ditandai dengan adanya episode manik yang berlangsung setidaknya tujuh hari, atau oleh gejala manik yang begitu parah sehingga orang tersebut membutuhkan perawatan rumah sakit segera.

Biasanya, episode depresi berlangsung setidaknya dua minggu. Namun, bisa juga munculnya campuran episode depresi dan manik yang terjadi secara bersamaan.

- Bipolar II

Orang dengan jenis gangguan bipolar ini mengalami satu episode depresi besar yang berlangsung setidaknya dua minggu.

Mereka juga memiliki setidaknya satu episode hipomanik yang berlangsung sekitar empat hari.

Jenis gangguan bipolar ini dianggap lebih umum terjadi pada wanita.

- Cyclothymia

Penderita cyclothymia memiliki episode-episode hypomania dan depresi, dengan gejala yang lebih pendek dan kurang parah daripada mania dan depresi yang disebabkan oleh gangguan bipolar I atau bipolar II.

Kebanyakan orang dengan kondisi ini hanya mengalami satu atau dua bulan gejala pada saat suasana hati mereka stabil.

Baca juga: 5 Makanan yang Baik untuk Menurunkan Risiko Penyakit Jantung

Bipolar dan keturunan

Gangguan bipolar memang bisa disebabkan oleh faktor keturunan, tetapi faktor lingkungan juga bisa memicu terjadinya gangguan mental ini.

Kita juga bisa mengalami bipolar jika memiliki kondisi kesehatan mental lain, seperti depresi atau skizofrenia.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa risiko seumur hidup gangguan bipolar pada orang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini adalah lima hingga 10 persen untuk kerabat dekat dan 40 hingga 70 persen untuk saudara kembar.

Namun, para ilmuwan tidak sepenuhnya memahami peran gen dalam gangguan bipolar.

Menurut National Institutes of Health (NIH), beberapa penelitian menunjukkan, penyimpangan dalam banyak gen juga meningkatkan peluang seseorang mengalami gangguan bipolar.

Jadi, kecenderungan genetik bukan satu-satunya hal yang memicu perkembangan penyakit ini. Faktor lingkungan turut berkontribusi seseorang mengalami bipolar.

Selain itu, hanya karena seseorang memiliki peluang lebih besar untuk mengalami gangguan bipolar, bukan berari mereka akan terus mengembangkan penyakit ini.

Baca juga: Mengenal Radang Otak, Penyakit yang Sebabkan Alfin Lestaluhu Meninggal

Penyebab lain bipolar

Selain faktor genetika, ada beberapa faktor lingkungan yang tampaknya berperan dalam memicu gangguan bipolar pada orang yang rentan, antara lain sebagai berikut:

1. Periode stres tinggi

Contoh kejadian stres yang dapat memicu gejala gangguan bipolar antara lain kematian keluarga, menjadi korban perkosaan, pelecehan, atau pengalaman traumatis lainnya.

2. Cedera kepala traumatis

Gegar otak atau jenis cedera otak lainnya dapat menyebabkan timbulnya gejala.

3. Penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan

Penyalahgunaan zat adalah penyebab umum yang memicu gangguan bipolar, dan kondisinya dapat memicu satu sama lain dalam beberapa kasus.

Minum alkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang juga dapat memperburuk gejala mania dan depresi.

Baca juga: Mata Berwarna Kuning? Waspada Penyakit Kuning

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi