Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar 13 Staf Khusus Presiden, dari Milenial, Politisi hingga Aktivis

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A
Staf khusus Presiden Joko Widodo yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Maruf, Peraih beasiswa kuliah di Oxford Billy Gracia Yosaphat Mambrasar dan Pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia menjawab pertanyaan wartawan saat diperkenalkan di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11/2019). Ketujuh stafsus milenial tersebut mendapat tugas untuk memberi gagasan serta mengembangkan inovasi-inovasi di berbagai bidang. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nz
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo baru saja menunjuk 7 anak muda sebagai staf khususnya.

Mereka adalah Putri Indahsari Tanjung, Adamas Belva Syah Devara, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, Andi Taufan Garuda Putra, dan Aminudin Ma'ruf.

Presiden Jokowi memperkenalkan tujuh staf khusus baru ini di Beranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11/2019).

Sebelumnya, Jokowi sudah menunjuk 6 orang staf khusus dari berbagai kalangan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada yang politisi, ada juga yang mantan aktivis. Dengan demikian, total ada 13 staf khusus presiden.

Ini daftar 13 staf khusus presiden dan profil singkatnya:

1. Putri Indahsari Tanjung

Anak pertama Chairul Tanjung ini lahir di Jakarta, 22 September 1996, dan menempuh pendidikan di Academy of Arts, San Francisco, Amerika Serikat.

Sebelum menjadi stafsus Presiden, Putri Tanjung menjabat sebagai CEO dan Founder Creativepreneur Event Creator.

Creativepreneur Event Creator merupakan sebuah event organizer (EO).

Melaui EO tersebut, ia sering membuat acara yang bertemakan kewirausahaan serta anak muda berkonsep milenial.

Baca juga: Jadi Stafsus Jokowi, Putri Chairul Tanjung Bicara soal Lepas dari Bayang-bayang Ayahnya

2. Adamas Belva Syah Devara

Belva, Chief Executive Officer sekaligus Co-Founder Ruangguru, juga ditunjuk Presiden Jokowi menjadi salah satu stafsusnya.

Majalah Forbes pernah menganugerahi Belva sebagai satu dari 30 pengusaha milenial berusia di bawah 30 tahun yang paling berpengaruh di Asia.

Pada 2007, Belva mendapatkan beasiswa penuh ketika menempuh pendidikan di Nanyang Technological University Singapura.

Ia terbilang berprestasi ketika menempuh pendidikan di universitas tersebut.

Salah satu prestasinya adalah masuk dalam Double Dean’s List sebagai salah satu dari 5 persen mahasiswa berprestasi tinggi selama tiga tahun.

Pafa 2013, ia melanjutkan pendidikan master dan berhasil mendapat gelar double degree di Standford University dan harvard University.

Baca juga: Belva Syah Devara, CEO Ruangguru yang Ditunjuk Jadi Stafsus Presiden

3. Ayu Kartika Dewi

Ayu Kartika Dewi yang merupakan Perumus Gerakan Sabang Merauke.

Ia masih berusia 36 tahun dan memiliki misi mulia untuk merekatkan persatuan di tengah kebinekaan.

Selain itu, ia juga berhasil meraih gelar MBA du Duke University di Amerika Serikat.

Baca juga: Ayu Kartika Dewi, Pejuang Toleransi dan Keberagaman yang Jadi Stafsus Presiden

4. Angkie Yudistia

Angkie dikenal sebagai perempuan penyandang disabilitas berpengaruh di Indonesia.

Selain itu, perempuan berusia 32 tahun ini juga mendirikan Thisable Enterprise bersama teman-temannya untuk membantu mereka yang memiliki keterbatasan.

Angkie mendirikan Thisable Enterprise karena sulitnya memperoleh pekerjaan.

Lalu, ia bekerja sama dengan Gojek Indonesia untuk mempekerjakan orang-orang dengan disabilitas di Go-Auto dan Go-Glam.

Angkie diberi tugas khusus oleh Presiden Jokowi untuk menjadi juru bicara bidang sosial.

Baca juga: Angkie Yudistia, Staf Khusus Jokowi, Kisah Titik Bangkit di Kampus dan Perjuangan yang Belum Selesai

5. Gracia Billy Yosaphat Membrasar

Billy, sapaan akrabnya, merupakan milenial asli dari Papua.

Alasan Jokowi memiilih Billy karena dianggap memiliki talenta hebat yang diharapkan berkontribusi dengan gagasan positifnya.

Ia mendapatkan beasiswa afirmasi dari pemerintah sehingga diterima di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB.

Billy juga pernah diundang oleh Pemerintah Amerika Serikat untuk magang dan berbicara di depan State Department AS.

Selain itu, ia pernah menempuh pendidikan lanjutan dengan beasiswa di Australian national University (ANU) dan Oxford University di Inggris. 

Baca juga: Billy Papua, Mahasiswa Oxford Anak Penjual Kue yang Jadi Stafsus Jokowi

6. Aminuddin Ma'ruf

Aminuddin lahir di Karawang, Jawa Barat, dan menyelesaikan S1 di Universitas Negeri Jakarta dan melanjutkan S2 di Universitas Trisakti.

Aminuddin Ma'ruf merupakan mantan Ketua Umum Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014-2016.

Selain itu, ia juga sempat menjabat sebagai sekretaris jendral solidaritas ulama muda Jokowi (Samawi).

Baca juga: Jadi Stafsus Jokowi, Siapa Aminuddin Maruf?

7. Andi Taufan Garuda Putra

Andi, yang berumur 32 tahun, ditunjuk Jokowi untuk menjadi salah satu stafsusnya.

Ia tercatat pernah meraih sejumlah penghargaan atas inovasinya, termasuk kepeduliannya terhadap sektor UMKM.

Selain itu, ia juga dikenal sebagai founder sekaligus CEO Amartha Mikro Fintek, sebuah start up yang bergerak di bidang keuangan mikro.

Andi merupakan mantan mahasiswa dari Manajemen Bisnis Administrasi Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2007.

Dia juga pernah menempuh pendidikan keuangan di Frankfurt School of Finance and Management pada 2013.

Baca juga: Jadi Stafsus Jokowi, Siapa Andi Taufan Garuda Putra?

8. Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana

Ari Dwipayana diangkat menjadi staf khusus bidang politik dan pemerintahan.

Ia pernah menjadi dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada.
Ari memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan di Universitas Gadjah Mada pada 1995.

Kemudian, ia melanjutkan studi S2 di Program Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada dan memperoleh gelar Master Ilmu Politik pada tahun 2013.

9. Sukardi Rinakit

Sukardi dintujuk Jokowi menjadi staf khusus bidang politik dan pers.

Tugasnya adalah membuat pidato terkait politik dan pers.

Ia sebelumnya juga merupakan staf khusus di bidang yang sama. Selain itu, ia pernah menjabat Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate, sebuah lembaga riset independen.

Ia menempuh pendidikan S1 pada Jurusan kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia.

10. Arif Budimanta

Arif mendapat tugas dari Jokowi untuk menjadi staf khusus bidang ekonomi.

Ia lahir di Medan, 14 Maret 1968, dan dikenal sebagai politisi PDI Perjuangan serta anggota DPR periode 2009-2014.

Arif memiliki latar belakang pendidikan sarjana Institut Pertanian bogor (IPB) di tahun 1990.

Setelah itu, ia melanjutkan ke jenjang magister di Universitas Indonesia.

Baca juga: Arif Budimanta, Politisi PDI-P yang Jadi Staf Khusus Presiden  

11. Diaz Hendropriyono

Diaz yang merupakan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), ditunjuk Jokowi menjadi staf khusus bidang sosial.

Ia menempuh pendidikan di Norwich Military University, Amerika Serikat (AS), lalu melanjutkan pendidikan pascasarjana di Vvirginia Tech University, AS, bidang administrasi publik.

Diaz kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Hawaii Pacific University, AS.

12. Dini Shanti Purwono

Dini adalah politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menjabat tugas sebagai staf khusus bidang hukum.

Dini berlatar belakang pendidikan di dunia hukum. Ia menempuh pendidikan S1 di Universitas Indonesia.

Kemudian, ia melanjutkan S2 di Harvard Law School dan lulus pada 2002.

Selain itu, ia pernah menjadi anggota Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) selama sekitar 10 tahun, yakni tahun 2008-2018.

13. Fadjroel Rachman

Fadjroel mendapatkan tugas dari Presiden Jokowi untuk menjadi staf khusus bidang komunikasi atau jubir presiden.

Ia adalah mantan Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Pria kelahiran Banjarmasin, 17 Januari 1964 ini, merampungkan pendidikan strata satu di Jurusan Kimia Institut Teknologi bandung (ITB).

Kemudian, ia melanjutkan pendidikan untuk jenjang S2 dan S3 pada program manajemen Keuangan dan Moneter di Universitas Indonesia.

(Sumber: Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim, Dani Prabowo, Achmad Nasrudin Yahya, Fabian Januarius Kuwado, Ihsanuddin, Dian Erika Nugraheny | Editor: Bayu Galih, Krisiandi, Icha Rastika, Fabian Januarius Kuwado)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi