KOMPAS.com - Penyakit autoimun yang diderita penyanyi Ashanty mendapatkan perhatian publik.
Ashanty dibawa ke rumah sakit setelah mengalami bentol di sekujur tubuhnya.
Bentol itu diduga karena autoimun yang dideritanya.
Bagaimana mendeteksi gejala autoimun?
Melansir laman Healthline, penyakit autoimun adalah suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang tubuh sendiri.
Padahal, sistem kekebalan berfungsi melindungi diri dari bakteri dan virus.
Namun, pada penderita gangguan autoimin, sistem kekebalan tubuh tidak dapat membedakan antara sel asing dan sel tubuh.
Baca juga: Bisakah Autoimun Menyerang Anak-anak?
Akibatnya, justru akan menyerang bagian tubuh kita sendiri, seperti sendi atau kulit, karena menganggapnya sebagai sel asing.
Jenis gangguan autoimun
Gangguan autoimun terdiri dari beberapa jenis, yang dikelompokan berdasarkan organ dan sistem tubuh yang dipengaruhinya.
Berikut beberapa jenis gangguan autoimun:
- Diabetes (Tipe I)
Memengaruhi pankreas. Gejala termasuk haus, sering buang air kecil, penurunan berat badan dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi. - Penyakit Grave
Memengaruhi kelenjar tiroid. Gejalanya di antaranya penurunan berat badan, peningkatan detak jantung, kecemasan dan diare. - Penyakit radang usus
Termasuk kolitis ulserativa dan mungkin, penyakit Crohn. Gejalanya meliputi diare dan sakit perut. - Multiple sclerosis
Memengaruhi sistem saraf. Tergantung pada bagian mana dari sistem saraf yang terpengaruh. Gejalanya dapat mencakup mati rasa, lumpuh dan gangguan penglihatan. - Psoriasis
Mengaruhi kulit. Fitur termasuk pengembangan sisik kulit yang tebal dan memerah.- Rheumatoid arthritis
Memengaruhi sendi. Gejalanya, persendian yang bengkak dan cacat. Mata, paru-paru dan jantung juga bisa menjadi sasaran.- Scleroderma
Memengaruhi kulit dan struktur lainnya, menyebabkan pembentukan jaringan parut. Fitur termasuk penebalan kulit, borok kulit dan sendi yang kaku.- Lupus erythematosus sistemik
Mengaruhi jaringan ikat dan dapat menyerang sistem organ tubuh. Gejalanya di antaranya peradangan sendi, demam, penurunan berat badan dan ruam wajah yang khas.Jika mengalami gejala-gejala tersebut, segera temui dokter untuk mendapatkan diagnosis akurat.
Baca juga: Selain Nasi, Berikut 3 Bahan Makanan yang Harus Dihindari Penderita Autoimun
Mendeteksi autoimun
Sangat sulit untuk mendeteksi gangguan autoimun. Apalagi, jika gangguan yang dialami masih dalam tahap awal dan banyak organ atau sistem yang terlibat.
Meski demikian, metode diagnosa yang bisa dilakukan adalah:
- Pemeriksaan fisik
- Riwayat kesehatan
- Tes darah, termasuk yang mendeteksi autoantibodi
- Biopsi
- Sinar X.
Selain itu, tidak ada pemeriksaan tunggal yang dapat mendeteksi sebagian besar penyakit autoimun.
Dokter biasanya akan menggunakan kombinasi tes serta memeriksa gejala dan fisik kita untuk memberikan diagnosa pasti.
Biasanya, tes antibodi antinuklear (ANA) seringkali menjadi salah satu tes pertama yang digunakan dokter ketika pasien menunjukan gejala penyakit autoimun.
Baca juga: Ashanty Sakit Autoimun: Bentol di Sekujur Tubuh, Dilarang Makan Nasi, Jaringan Usus Diperiksa
Tes antibodi anti-nuklear berfungsi untuk mengukur kadar dan pola aktivitas antibodi pada darah yang melawan tubuh (reaksi autoimun).
Namun, tes tersebut tidak dapat memberikan hasil pasti jenis gangguan autoimun apa yang terjadi pada pasien.
Untuk mendapatkan hasil spesifik, dokter juga memeriksa peradangan dalam tubuh yang disebabkan oleh penyakit ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+ - Rheumatoid arthritis