Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Naskah Pidato Nadiem untuk Hari Guru, Pakar Sebut Ada Tantangannya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ WAHYUNANDA KUSUMA PERTIWI
Mendikbud Nadiem Makarim saat berbicara dalam acara Google for Indonesia di Jakarta, Rabu (20/11/2019).
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Naskah pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim ramai dibahas di media sosial.

Sebelumnya, naskah pidato tersebut diunggah oleh akun twitter @Kemdikbud_RI dan dapat pula diunduh di laman kemdikbud.go.id. Pidato ini adalah pidato Nadiem pada upacara bendera peringatan Hari Guru Nasional 2019.

Pidato tersebut terbilang singkat dan memuat beberapa poin-poin penting. Dalam pidatonya, Nadiem mengajak perubahan pada guru dengan melakukan perubahan-perubahan kecil dalam kelasnya:

Baca juga: Jelang 25 November, Ini Sejarah Hari Guru Nasional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut pengamat pendidikan Darmaningtyas, poin-poin yang disampaikan Nadiem dalam naskah tersebut memang merupakan hal-hal yang dibutuhkan bagi guru untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia saat ini.

Ia mengatakan bahwa saat ini, kurikulum terlalu padat dan tuntutan administrasi terlalu besar. Akhirnya, guru pun terjebak pada rutinitas untuk mengerjakan hal-hal yang bersifat administratif.

Tantangan Sinkronisasi

Namun, adanya poin-poin yang disampaikan Nadiem bukan berarti bahwa perubahan kemudian dapat dilakukan dengan mudah.

Saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/11/2019), Darmaningtyas menuturkan ada tantangan yang harus dihadapi untuk dapat melakukan perubahan yang diimbau oleh Nadiem.

"Tantangannya itu kalau antara dinas pendidikan, pengawas, kepala sekolah, dan guru itu tidak sejalan. Guru penginnya seperti yang dikehendaki oleh menteri, tapi pengawas masih berpedoman pada pola-pola kerja lama," jelas Darmaningtyas.

Ia mengatakan bahwa selama tidak ada sinkronisasi antara apa yang dimaui guru dan kemudian direstui oleh kepala sekolah, pengawas, dan dinas, perubahan tersebut tidak akan terwujud.

Menurut Darmaningtyas, selama masih ada pengawas, yang akan menjadi pengendali sekolah adalah pengawas.

"Pengawas itu yang saya rekomendasikan dulu, fungsinya lebih ke pembimbingan. Oleh karena itu, pengawas bukan ke administrasi administrator, tetapi substansi pembelajarannya. Itu yang bener, kalo mau meningkatkan mutu pendidikan," tuturnya.

Langkah Awal

Ia mengungkapkan beberapa langkah awal yang dapat diupayakan untuk mewujudkan perubahan yang disampaikan oleh Nadiem.

Baca juga: Habiskan Rp 1 M, Museum Pendidikan Surabaya Akan Diresmikan Risma Saat Hari Guru

"Ya langkah awal, ujian nasional harus dihapuskan. Yang kedua ya, benahi kurikulumnya, jangan terlalu banyak mata pelajaran yang membuat anak itu juga bosan. Mata pelajaran-mata pelajaran yang sifatnya pilihan mestinya lebih banyak diberikan," ungkap Darmaningtyas.

Menurutnya, mata pelajaran-mata pelajaran yang sudah ada harus disederhanakan.

"Jadi, yang wajib mungkin hanya beberapa. Dulu kalau yang saya usulkan ya, kalau SD itu ya membaca, menulis, berhitung. Jadi SD kelas 1 sampai 3 sebenarnya ya itu aja, membaca, menulis, berhitung, olahraga, kesenian. Baru kelas 4, baru mulai belajar matematika, ipa, gitu. Jadi itu harus disederhanakan," jelasnya.

Menurutnya, poin-poin Nadiem sebenarnya telah ada pada semangat perubahan kurikulum 2013, yaitu menciptakan sistem pembelajaran yang menyenangkan, murid lebih banyak bertanya daripada mendengarkan, guru bukan satu-satunya sumber pembelajaran, alam sekitar juga bisa jadi sumber pembelanjaran, dapat menjadi media pembelajaran.

"Tapi ya itu tadi, karena mata pelajarannya terlalu banyak, tuntutan administratif terlalu tinggi, akhirnya apa yang menjadi spirit 2013 itu tidak terwujud di lapangan," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi