Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebulan Resmi Menjabat Menteri BUMN, Ini 5 Gebrakan Erick Thohir

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/RAKHMAT NUR HAKIM
Menteri BUMN Erick Thohir di Istana Kepresidenan, Jakarta
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Erick Thohir telah sebulan menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam sebulan masa jabatannya, ia telah melakukan sejumlah "gebrakan" yang mengundang pro dan kontra.

Sebelumnya, pada awal pengangkatannya, ia mengaku tidak memiliki rencana kerja dalam 100 hari ke depan karena perlu mempelajari lebih lanjut mengenai seluk-beluk BUMN.

Erick menjelaskan bahwa ia perlu mempelajari target apa saja yang belum dicanangkan Rini Soemarno untuk Kementerian BUMN. Oleh karena itu, untuk mengejar target tersebut, ia berpendapat perlu melakukan sejumlah sinkronisasi.

Dihimpun dari berbagai pemberitaan Kompas.com, berikut beberapa gebrakan yang telah dilakukan Erick:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Membentuk satuan tugas atau task force kereta cepat Jakarta-Bandung 

Pada 4 November, Erick membentuk satuan tugas atau task force untuk segera merampungkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Satuan tugas tersebut dipimpin oleh Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra.

Dengan adanya satgas, diharapkan proyek kereta cepat tidak molor. Pasalnya, menurut rencana, proyek ini akan disambungkan ke Surabaya.

Kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan dapat mulai beroperasi pada 2021.

Baca juga: Erick Thohir Bentuk Task Force Untuk Kebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung

2. Memangkas jabatan deputi di Kementerian BUMN

Pada era Rini Soemarno, jabatan deputi diisi oleh tujuh orang. Erick akan memangkasnya menjadi hanya tiga orang.

Mengutip dari pemberitaan Kompas.com (19/11/2019), Erick mengungkapkan bahwa ia dan kedua wakil menterinya telah bertemu dengan semua pejabat eselon I secara langsung dan menjelaskan mengenai restrukturisasi.

Menurut Erick, hal ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk mempercepat gerakan demi membangun bangsa ini. Maka dari itu, efisiensi birokrasi harus dilakukan.

Baca juga: Erick Thohir Pangkas Jabatan Deputi di Kementerian BUMN

3. Menunjuk Ahok sebagai Komut PT Pertamina (Persero)

Salah satu gebrakan Erick yang banyak menuai pro dan kontra adalah menunjuk Ahok menjadi salah satu bos BUMN, yaitu PT Pertamina (Persero).

Sebelumnya, Erick telah bertemu terlebih dahulu dengan Ahok dan kemudian melaporkan hasil pertemuan tersebut kepada Presiden Jokowi.

Sebelum pada akhirnya ditetapkan, Presiden menyampaikan bahwa Ahok tetap menjalani proses seleksi untuk dapat lolos dan menjabat dalam salah satu BUMN.

Baca juga: Ahok Jabat Komisaris Utama Pertamina

4. Menunjuk mantan Komisioner KPK untuk menjadi Komut BTN

Selain Ahok, Erick juga mengundang mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Chandra Hamzah ke Kantor Kementerian BUMN, Senin (18/11/2019).

Dalam pertemuan tersebut, Erick didampingi oleh kedua Wamen BUMN, yaitu Budi Gunawan Sadikin dan Kartika Wirjoatmodjo.

Pertemuan tersebut membahas seputar perkembangan BUMN secara luas. Chandra tidak menyebutkan sektor apa yang difokuskan dalam pembahasan tersebut.

Namun, akhirnya, Erick mengumumkan telah menunjuk Chandra Hamzah sebagai Komisaris Utama BTN.

Baca juga: Digadang-gadang Akan Jadi Petinggi BUMN, Siapakah Chandra Hamzah?

5. Melakukan evaluasi 11 perusahaan air minum

Erick Thohir juga tengah mengevaluasi anak perusahaan BUMN yang tidak jelas dasar pembentukannya.

Sebagaimana diberitakan Kompas.com (20/11/2019), Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mencontohkan, saat ini ada 11 perusahaan air minum milik BUMN.

Menurut dia, banyaknya perusahaan pelat merah yang bergerak dalam industri yang sama tidak baik bagi bisnis perusahaan yang bersangkutan.

Baca juga: Erick Thohir Evaluasi 11 Perusahaan Air Minum Milik BUMN

(Sumber: Kompas.com/Akhdi Martin Pratama, Mutia Fauzia, Ade Miranti Karunia |Editor: Bambang Priyo Jatmiko, Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi