Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Kali Pilang di Wonogiri Haramkan Makanan Berbahan Kimia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Nur Rohmi Aida
Pasar Kali Pilang
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com – Baru-baru ini Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah memiliki tempat kulineran baru berkonsep pasar tradisional.

Tempat tersebut adalah Pasar Kali Pilang yang berlokasi di Desa Jowogan, Jaten, Selogiri.

Salah satu keunikan dari pasar ini adalah adanya beberapa aturan. Salah satu aturan yang dicantumkan di depan pasar adalah, makanan di pasar ini bebas dari bahan makanan kimia.

"Itu (aturan bebas bahan kimia) selalu diutarakan setiap ada evaluasi," ujar Agus Suyanto, Ketua Pasar Kali Pilang kepada Kompas.com Minggu (24/11/2019).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adapun yang dijual di pasar tradisional ini adalah aneka rupa menu makanan 'ndeso'.

“Ada thiwul, gatot, sawut, pokoknya bebagai menu tradisional,” kata Agus

Keunikan yang lain, pengunjung bisa mencicipi berbagai sajian tradisional sambil lesehan di atas tikar di lapangan terbuka. Tak hanya itu, Anda juga bisa makan sembari menikmati teduhnya naungan pohon beringin besar yang ada di tengah lokasi.

Menariknya lagi, aturan berbelanja di pasar ini pengunjung tidak membayar dengan uang asli. Melainkan dengan uang koin bambu yang sebelumnya telah ditukar dahulu dengan uang betulan.

Baca juga: 6 Pasar Senggol di Bali, Tempat Jajan Makanan Bali Murah Meriah

“Ada uang 1 sen itu sama dengan seribu, dua sen sama dengan 2 ribu, ada 5 sen sama dengan 5 ribu,” terang Agus.

Selain itu, datang ke tempat ini pengunjung akan dibawa pada nuansa Jawa yang kuat.

Para pedagang maupun warga yang bertugas, seluruhnya menggunakan baju tradisional seperti baju lurik, iket kepala, celana hacincau, jarik maupun baju batik.

Stan-stan pun terbuat dari bambu dan beratap alang-alang.

Saat bertransaksi, Agus mengatakan para pedagang juga disarankan untuk menggunakan Bahasa Jawa.

Agus mengatakan saat ini terdapat sekitar 25 pedagang yang ada di Pasar Kali Pilang.

Pedagang tersebut merupakan warga Rt 3/Rw 3, Jowogan, Jaten, Selogiri.

Selain itu, juga terdapat sejumlah warga lain namun mereka berasal dari satu trah atau keturunan dari warga setempat.

Baca juga: Makan Murah di Bali, Yuk Jajan ke Pasar Senggol

Menurut Agus, sampai dengan hari ini Pasar Tradisional Kali Pilang sudah berjalan sekitar 2 bulan.

Keberadaan Pasar Kali Pilang diharapkan agar warga tidak hanya sekedar menjadi konsumen atau penikmat dari tempat lain namun juga bagaimana mereka bisa maju dengan inovasi sendiri.

Sementara itu Gito Purnomo selaku Pembina Pasar Tradisional Kali Pilang mengatakan pasar ini awalnya ditujukan untuk pemberdayaan dan wadah kreativitas masyarakat setempat.

Ia mengatakan konsep pasar idenya memadukan dari berbagai tempat yang menerapkan hal serupa.

“Sempat studi banding, untuk menambah keyakinan, semangat dan antusias warga,” kata dia.

Adapun nama Kali Pilang menurutnya berasal dari sungai yang ada di samping Pasar.

Kali dalam Bahasa Indonesia adalah sungai, dan Pilang karena dahulu dipercaya pernah ada pohon pilang di tepian sungai yang memiliki banyak khasiat. Namun pohon tersebut kini sudah tidak lagi ada.

Lokasi Pasar Kali Pilang merupakan lokasi yang biasanya kerap digunakan untuk berkumpul dan bersantai warga.

Selain itu, lokasi tersebut kerap digunakan untuk ampiran para goweser lantaran jalan di depan Pasar Kali Pilang merupakan jalur pilihan para pesepeda yang melintas di Wonogiri.

Pasar Kali Pilang buka hanya setiap hari Minggu mulai jam 6 pagi hingga sekitar jam 10 pagi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi