Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Angin Kencang di Sejumlah Daerah, Ini Penjelasan BMKG

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Kilatan cahaya yang menyilaukan disusul dengan suara guruh menggelegar di langit Jakarta, beberapa waktu lalu. Musim pancaroba ditandai dengan kondisi cuaca yang cepat berubah. Selain panas terik dan hujan es, selama musim pancaroba juga rentan terjadi angin kencang serta petir dan guntur. Keempat peristiwa itu biasanya terjadi secara berkesinambungan.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Fenomena angin kencang kerap terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia baru-baru ini.

Dampaknya, terjadi kerusakan terhadap sejumlah bangunan yang dilalui.

Minggu, 24 November 2019, angin kencang menerjang Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dampaknya, sekitar 63 rumah warga rusak parah.

Masih pada hari yang sama, angin kencang juga menerjang Desa Tepas, Kecamatan Geneng, di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbaru, Senin, 25 November 2019, angin kencang juga terjadi di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Tercatat, lima rumah mengalami kerusakan dengan rincian tiga rumah roboh dan dua rumah rusak ringan. 

Mendapati hal itu, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Miming Saepudin mengatakan, fenomena angin kencang yang terjadi saat ini biasa terjadi.

 

Terbagi Dua Jenis

Menurutnya, angin dengan kecepatan tinggi yang terjadi beberapa hari terakhir di wilayah Indonesia secara garis besar terbagi menjadi dua jenis berdasarkan durasi dan area cakupannya.

Adapun kedua jenis tersebut antara lain angin kencang secara tiba-tiba dengan durasi singkat dan angin kencang yang terjadi persisten hampir sepanjang hari.

"Untuk angin kencang tiba-tiba dengan durasi singkat cenderung terjadi di wilayah daratan pada sore hari akibat adanya awan Cumulonimbus (CB) yang terbentuk di wilayah tersebut," katanya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/11/2019).

Baca juga: Waspada Puting Beliung, Kenali Indikasinya!

Awan CB yang sudah cukup besar, nantinya akan menghasilkan arus udara baik naik menuju awan ataupun turun dari awan menuju permukaan bumi yang sangat kuat.

Kuatnya arus udara naik atau turun inilah yang kerap menyebabkan bencana angin kencang di wilayah Indonesia beberapa hari terakhir.

"Awan CB umumnya semakin sering terbentuk pada peralihan musim seperti saat ini," jelasnya.

Kemudian, untuk angin kencang yang secara persisten terjadi di beberapa hari terakhir cenderung teramati di wilayah Indonesia bagian utara dan selatan.

Merujuk pada lokasi pengamatan angin kencang tersebut, maka kemungkinan besar angin kencang tersebut disebabkan oleh dorongan massa udara yang masih cukup kuat dari wilayah Australia maupun Asia.

"Terlebih untuk tekanan udara di wilayah Asia saat ini sudah mulai meningkat sehingga menyebabkan dorongan massa udara juga mengalami amplifikasi," ungkapnya.

"Dampak paling terasa yakni di wilayah Kepulauan Natuna, Ranai, Tarempa dan sekitarnya," imbuhnya.

Baca juga: Yang Harus Diwaspadai Saat Musim Pancaroba, Angin Kencang hingga Puting Beliung

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi