Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghapusan Eselon III dan IV, Apa Plus Minusnya?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ERLANGGA DJUMENA
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memberi arahan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di jakarta, Kamis (29/11/2019).
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Penghapusan eselon III dan IV kini tinggal menunggu waktu. Presiden Joko Widodo memastikan akan menyederhanakan birokrasi di kementerian pada tahun depan.

Jokowi menilai, penyederhanaan itu dilakukan untuk memangkas birokrasi agar bisa melakukan perubahan di tengah cepatnya perkembangan global.

Efektifkah cara ini?

Dosen Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada Gabriel Lele merespons positif langkah Presiden Jokowi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut dia, selain berdampak pada efisiensi anggaran, penghapusan itu juga berimbas pada pengambilan keputusan yang semakin cepat.

"Polanya selama ini dari eselon I turun ke eselon II diturunkan lagi ke eselon III, IV, baru dari bawah naik lagi, itu kan lama sekali. Pengambilan keputusannya jadi sangat lambat," kata Gabriel kepada Kompas.com, Jumat (29/11/2019).

Oleh karena itu, lanjut Gabriel, mimpi untuk menghasilkan birokrasi yang lebih sederhana berpeluang terwujud.

Baca juga: Bappenas akan Menjadi Pilot Project Kecerdasan Buatan Pengganti Eselon III dan IV

Catatan

Gabriel mengatakan, meski demikian, penghapusan eselon III dan IV juga punya dampak negatif, baik dari sisi personal maupun kelembagaan.

Secara personal, dampak pada kondisi psikologis orang-orang yang tergusur. 

"Mereka sudah terbiasa di birokrasi. Ada kebutuhuan dilayani oleh bawahan. Tiba-tiba menjadi bawahan kan bukan hal yang mudah. Jadi ada biaya psikologis yang bakal ditanggung oleh masing-masing individu yang terkena restrukturisasi ini," papar Gabriel.

Secara kelembagaan, penghapusan itu tidak bisa disamaratakan di semua kementerian.

Sebab, ada karakter urusan yang harus turuan sampai ke eselon III, bahkan eselon IV.

Meski tujuannya untuk mempercepat, tetapi penghapusan eselon bisa menjadi tidak tepat dan akan memperlambat proses pemerintahan.

"Karena tuntutannya makin berat, pada saat yang bersamaan kita berharap agak cepat kn sulit itu. Dia tetap butuh kehati-hatian, akhirnya proses pemerintahan itu jadi lamban," ujar Gabriel.

Baca juga: Eselon III dan IV Diganti Robot, Dedi Mulyadi: Itu Bentuk Sindiran Pak Jokowi ke PNS

Gabriel juga mengingatkan adanya resistensi di internal pemerintah akibat kebijakan ini.

Risiko yang paling harus dipertimbangkan adalah resistensi diam (passive resistance).

"Bentuknya ya orang mogok aja, tidak mau kerja. Jadi dia melawan penghapusan tapi tidak ditunjukkan secara terang-terangan, kan mereka sudah disumpah untuk loyal terhadap pimpinan," kata dia.

Meski demikian, resistensi dinilainya wajar terutama pada masa-masa transisi.

Seperti diketahui, penghapusan eselon III dan eselon IV akan dimulai dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB).

Hal itu disampaikan langsung oleh Menpan-RB Tjahjo Kumolo.

"Saya mulai dari Kemenpan-RB, dan bulan ini eselon III dan IV nya saya pangkas," ujar Tjahjo, Rabu (30/10/2019).

Ia berharap agar langkahnya itu bisa menjadi contoh bagi kementerian dan lembaga lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi