Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30 November 1954, Kisah Seorang Wanita di Alabama Tertabrak Meteorit

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi meteorit
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini 65 tahun lalu, tepatnya 30 November 1954, terjadi sebuah peristiwa langka.

Seorang perempuan bernama Elizabeth Hodges tercatat menjadi korban satu-satunya yang terkonfirmasi pernah tertabrak meteorit.

Peristiwa itu terjadi pada 30 November 1954. Ann Elizabeth Hodges tertabrak meteorit di rumahnya sendiri, di Sylacauga, Alabama.

Melansir laman National Geographic, saat sore hari, Ann tengah beristirahat di sofa rumahnya ketika sebongkah batu hitam menembus langit-langit rumah, sempat mengenai radio sebelum mengenainya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luka memar

Akibat meteorit ini, Ann mengalami luka memar di paha.

Menurut dokter yang memeriksanya saat itu, tidak ada patah tulang dan luka memar di pahanya akan hilang.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Lion Air JT 538 di Bandara Adi Sumarmo, 23 Orang Tewas

Kisah ini tergolong langka karena meteorit biasanya jatuh ke lautan atau di lokasi yang luas dan terpencil.

Sebelum meteorit ini menghantam masuk ke ruang tamu Ann, orang-orang di Sylacauga dan sepanjang Alabama Timur melaporkan bahwa mereka melihat sebuah cahaya terang.

Sementara, yang lainnya menggambarkannya seperti bola api.

Geologis yang bekerja di wilayah tersebut kemudian mengidentifikasi apa yang dilihat masyarakat sebagai meteorit.

Saat itu, tidak semua orang yakin dengan keterangan tersebut. Beberapa justru menyangkanya sebagai kecelakaan pesawat.

Warga pun berbondong-bondong mendatangi rumah Ann, hingga suaminya, Eugene Hodges, harus menerabas melewati kerumunan untuk masuk ke rumahnya saat ia pulang dari kantor.

Ann kewalahan melihat keramaian di rumahnya sehingga ia pun dipindahkan ke rumah sakit.

Polemik kepemilikan meteorit

Kejadian tersebut menciptakan paranoid yang tinggi. Oleh karena itu, kepala polisi Sylacauga menyita batu hitam tersebut dan menyerahkannya kepada Angkatan Udara.

Setelah Angkatan Udara mengonfirmasi batu hitam tersebut sebagai meteorit, pertanyaan lain pun muncul.

Apa yang harus dilakukan dengan batu tersebut?

Melalui upaya dari anggota kongres, batu tersebut tidak dibawa kembali kepada Ann, tetapi ke Institusi Smithsonian di Washington DC.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Berakhirnya Aksi Terorisme Mematikan di Mumbai

Di sana, batu tersebut diperiksa oleh E.P. Henderson, seorang asisten kurator pada Divisi Mineralogi dan Petrologi.

Menurutnya, meteorit tersebut bertipe batu, yaitu mengandung batu dan metal.

Beratnya mencapai 8,5 pons dan memiliki panjang 7 inci.

Publik kemudian meminta batu tersebut untuk dikembalikan kepada Ann dan Ann pun setuju. Ia merasa bahwa meteorit itu ditakdirkan sebagai miliknya.

Namun, ada permasalahan yang selanjutnya terjadi. Ann dan Eugene adalah penyewa di rumah yang ditempatinya.

Sementara, pemilik lahan rumahnya yang bernama Birdie Guy, menginginkan meteorit itu untuk dirinya.

Guy pun menyewa pengacara dan menuntut, serta mengklaim batu tersebut adalah miliknya karena terjatuh di lahannya.

Dari sisi hukum, apa yang ia nyatakan benar. Namun, opini publik saat itu tidak menyetujui pendapatnya.

Klaim tersebut akhirnya gagal. Akhirnya, Ann menyumbangkan meteorit tersebut ke museum sejarah alam pada 1956.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Topan Nina Tewaskan 1.036 Jiwa

Sebelumnya, sejumlah museum menunjukkan minatnya dengan memberikan nominal tertentu yang akan dibayarkan kepada Ann.

Melansir dari Daily News, nominal tertinggi yang ditawarkan oleh museum adalah sebesar 500 dollar AS.

Ada pula tawaran sebesar 5.500 dollar AS yang dibuat melalui First National Bank of Drain, Ore.

Beberapa tahun setelah menyerahkan meteoritnya ke museum, Ann kemudian mengalami gangguan saraf.

Ia meninggal dunia pada 1972 di usia 52 tahun karena menderita gagal ginjal.

Eugene curiga bahwa meteorit menjadi penyebabnya. Menurut dia, Ann tidak pernah merasa pulih setelah terhantam meteorit tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: National Geographic, Daily News
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi