Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Penghapusan UN, Akankah Kali Ini Terealisasi?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/MARKUS MAKUR
Siswa SMPN II Kota Komba, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, NTT, Selasa, (23/4/2019) sedang mengerjakan soal Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNBkP). (KOMPAS.com/MARKUS MAKUR)
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memunculkan wacana mengenai penghapusan Ujian Nasional (UN).

Bahkan, Nadiem menyebutkan, penghapusan UN akan direalisasikan setelah tahun 2020. Saat ini, menurut dia, masih dalam tahap pengkajian.

Untuk tahun ajaran 2019/2020 yang sudah berjalan, ujian nasional masih akan dilakukan agar tidak membingungkan guru juga pelajar yang sudah mempersiapkan semuanya.

Rencana penghapusan UN ini pertama kali disampaikan mantan CEO Gojek ini saat mengadakan rapat bersama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Staf Khusus Mendikbud, dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Nadiem Makarim Sebut Realisasi Penghapusan UN Setelah 2020

Wacana penghapusan UN hampir selalu muncul saat pergantian Mendikbud.

Kali ini, akankah wacana penghapusan UN akan benar-benar direalisasikan?

Pengamat Pendidikan Darmaningtyas menilai, kali ini penghapusan UN sangat mungkin untuk direalisasikan.

"Menteri yang kemarin (Mendikbud sebelum Nadiem) sudah mau  menghapus, tapi kan Pak JK keberatan. Pak Jokowi sudah setuju, tapi kan Pak JK kan tidak setuju. Sekarang kan Pak JK sudah enggak ada (tidak menjabat), jadi saya kira harus sudah punya keberanian untuk menghapus," ujar Darmaningtyas, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (1/12/2019).

Ia menilai, keputusan penghapusan UN akan sangat bergantung pada keberanian menteri yang menjabat dan izin dari pemimpin negara sebagai atasannya.

Baca juga: Mendikbud Nadiem Makarim Pastikan UN 2020 Masih Akan Berjalan

"Tergantung menterinya, kalau menterinya sudah, bawahan kan akan manut. Yang paling penting ya menteri sama atasan menteri. Kalau atasan menteri sudah oke, ya menteri tinggal oke. Kalau bawahan menteri itu pasti mau," ujar Darmaningtyas.

Darmaningtyas menyebutkan, keberadaan UN sudah tidak relevan lagi dengan sistem penerimaan murid baru yang menggunakan sistem zonasi.

Tinggi rendahnya nilai menjadi penilaian kedua setelah memastikan jarak rumah calon siswa baru ke sekolah.

"Karena kalau memang penerimaan murid baru berdasarkan zonasi, ya ujian nasional sudah enggak perlu. Ya enggak perlu ada pengganti, kan penerimaan murid baru berdasarkan zonasi kok. Untuk apa UN," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi