Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: 15.000 Orang Meninggal karena Kepungan Gas Beracun di Bhopal

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Sebuah ledakan terjadi di pabrik pestisida Union Carbide di Bhopal, India merenggut puluhan ribu nyawa pada 3 Desember 1984.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini 35 tahun lalu, tepatnya 3 Desember 1984, sebuah ledakan terjadi di pabrik pestisida Union Carbide di Bhopal, India.

Kepungan gas beracun di Kota Bhopal total disebut merenggut belasan ribu nyawa.

Peristiwa itu menjadi kecelakaan industri terburuk sepanjang sejarah dan menyebabkan kota Bhopal dikepung oleh gas beracun.

Dikutip dari History, Bhopal merupakan sebuah kota yang memiliki jumlah penduduk hampir satu juta jiwa.

Pada Minggu, 2 Desember 1984, sekitar 100 pekerja yang bekerja pada shift akhir tengah malakukan proses pembuatan pestisida Sevin.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses ini melibatkan pencampuran karbon tetraklorida, metil isosianat (MIC), dan alfa-napthol.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Benazir Bhutto Jadi Perdana Menteri Perempuan Pertama Pakistan

Selama dua belas jam berikutnya, terjadi serangkaian kesalahan yang berakibat meledaknya tanki penyimpanan MIC.

Akibatnya, sekitar 45 ton gas berbahaya itu menyebar dalam area 40 kilometer setelah sebuah katup pada tempat penyimpanan pecah akibat kuatnya tekanan dari dalam.

Kepala Perwakilan Union Carbide S. Kumaraswamy mengatakan, gas tersebut berasal dari salah satu dari tiga tangki penyimpanan bawah tanah, seperti diberitakan Harian Kompas, 4 Desember 1984.

"Biasanya, tiap kebocoran akan dinetralisasi oleh caustic soda. Tetapi nampaknya dalam kecelekaan ini tekanan yang kuat dari dalam membuat gas MIC keluar tanpa sempat dinetralisasi," kata Kumaraswamy.

Ia juga menyebut bahwa kebocoran telah ditutup sekitar pukul 01.40 dinihari dan tidak ada kebocoran lagi.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Lion Air JT 538 di Bandara Adi Sumarmo, 23 Orang Tewas

Meski telah terjadi ledakan gas di pabrik, tetapi sirine pabrik baru dibunyikan dua jam setelah penduduk sekitar menjadi korban karena terkena dampaknya.

Sementara itu, polisi dan petugas kesehatan baru datang ke lokasi kejadian pada pagi harinya.

Pemberitaan Harian Kompas, 6 Desember 1984, menyebutkan, dalam tiga hari, lebih dari 1.400 orang meninggal dan sekitar 200.000 orang dirawat di rumah sakit.

Sebagian besar korban meninggal dunia adalah wanita, anak-anak, dan orang lanjut usia yang tidak bisa lari serta mereka yang ketika musibah terjadi dalam keadaan tidur nyenyak.

"Kami merasa tercekik dan mata kami terbakar. Kami hampir tidak bisa melihat jalan di tengah kabut dan suara sirine mengaung. Kami tidak tahu harus lari kemana," kata Ahmad Khan, salah seorang pendudukan Bhopal.

Sementara itu, Mayor Polisi Girish Tiwari mengatakan, semua orang yang masih hidup lari kebingungan.

"Setiap orang bingung. Para ibu tidak tahu bahwa anak-anak mereka sudah mati. Anak-anak pun tidak tahu bahwa ibu mereka mati dan para lelaki tak tahu seluruh keluarganya mati," kata Girish.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Berakhirnya Aksi Terorisme Mematikan di Mumbai

Banyaknya korban meninggal membuat rumah sakit-rumah sakit tak lagi mampu menampung korban.

Mayat-mayat hanya dijajarkan dalam di lapangan rumput dekat tempat penyimpanan mayat.

Britannica mencatat, korban tewas terakhir diperkirakan mencapai 15.000 hingga 20.000 jiwa.

Sementara, sekitar setengah juta orang yang selamat menderita masalah pernapasan, iritasi mata atau kebutaan.

Selain itu, sekitar 10-20 persen dari mereka hilang ingatan dan mengalami kerusakan saraf.

Kendati telah membuat puluhan ribu nyawa melayang, para pemilik pabrik Union Carbide tak ada yang diadili.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi