Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Desember 2013, Nelson Mandela Meninggal Dunia

Baca di App
Lihat Foto
AFP PHOTO/ALEXANDER JOE
Mantan presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Hari ini 6 tahun lalu, tepatnya 5 Desember 2013, mantan Presiden Afrika Selatan dan pejuang kemanusiaan, Nelson Mandela, meninggal dunia.

Nelson Mandela meninggal dunia pada usia 95 tahun setelah berjuang melawan kondisi kesehatannya selama beberapa tahun.

"Bangsa kita telah kehilangan putra terbaiknya. Rakyat kita telah kehilangan seorang ayahnya. Kami melihat dalam dirinya apa yang kami cari dalam diri kami sendiri" kata Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, dikutip dari History.

Mandela dikenal sebagai pejuang kemerdekaan, pejuang hak sipil, pemimpin politik serta simbol integritas dan rekonsiliasi, tak hanya untuk Afrika Selatan, tetapi juga untuk dunia.

Misinya untuk mengakhiri apartheid dimulai ketika ia keluar dari bangku sekolah dan bergabung dengan African National Congress (ANC).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Skuadron Pesawat Hilang di Segitiga Bermuda

Karier politik Mandela

Karier politiknya berkembang dengan cepat. Ia terpilih menjadi Presiden ANC pada tahun 1950.

Penembakan terhadap sekelompok pendemo di kota Sharpeville oleh polisi yang menewaskan 69 orang menjadi lebih militan.

Tak lama setelah itu, ANC dianggap sebagai organisasi terlarang. Mandela kemudian membentuk sayap baru organisasi bersenjata bernama Spear of the Nation atau yang dikenal dengan MK.

Dengan kelompok itu, Mandela berencana melakukan penyerangan terhadap institusi pemerintahan.

"Sikap yang salah dan tidak realistis bagi pemimpin Afrika untuk terus menebarkan perdamaian dan antikekerasan pada saat pemerintah memenuhi tuntutan damai kami dengan senjata," kata Mandela.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Benazir Bhutto Jadi Perdana Menteri Perempuan Pertama Pakistan 

Pada tahun 1962, Mandela meninggalkan Afrika Selatan secara diam-diam berkeliling Afrika dan Inggris demi menggalang dukungan.

Namun, usahanya itu justru membawanya ke jeruji besi karena dianggap keluar negara secara ilegal.

Akibatnya, Mandela menerima hukuman penjara seumur hidup dengan tuduhan sabotase dan konspirasi untuk menggulingkan pemerintah.

Alih-alih memberikan kesaksian di pengadilan, ia justru berpidato selama empat jam.

"Saya telah berjuang melawan dominasi kulit putih dan dominasi kulit hitam. Saya menghargai cita-cita masyarakat yang demokratis dan bebas ketika semua orang hidup bersama-sama dalam harmoni dan dengan kesempatan yang sama," ujar Mandela di akhir pidatonya.

"Ini adalah cita-cita yang saya harapkan untuk hidup. Tetapi jika perlu, itu adalah cita-cita yang membuat saya siap mati," lanjut dia.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kecelakaan Lion Air JT 538 di Bandara Adi Sumarmo, 23 Orang Tewas

Ketika Mandela dipenjara, kampanye untuk membebaskan Nelson Mandela banyak terjadi di berbagai daerah, sehingga menimbulkan kemarahan rezim.

Saat FW de Klerk terpilih sebagai Presiden Afrika Selatan pada tahun 1990, ia menyerukan penghapusan rasisme di Afrika Selatan dan membebaskan Mandela tanpa syarat.

Akhirnya, Mandela menghirup udara bebas setelah 27 tahun menghuni penjara.

Empat tahun setelah bebas, Mandela terpilih sebagai Presiden Afrika Selatan pada tahun 1994 dalam pemilihan demokratis pertama di negara itu.

Di bawah pimpinannya, Mandela membentuk pemerintahan yang kuat dan melarang adanya diskriminasi.

Tak hanya itu, ia juga mencegah orang-orang kulit hitam untuk membalas dendam dan memberikan ampunan bagi siapa pun yang terlibat.

Berkat perjuangannya itu, Mandela mendapat Nobel Perdamaian bersama dengan Mantan Presiden Afrika Selatan FW de Klerk.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Berakhirnya Aksi Terorisme Mematikan di Mumbai

Respons pemimpin dunia atas meninggalnya Mandela

Sejumlah pemimpin negara di dunia memberikan tanggapan dan kenangannya atas kematian Mandela.

Presiden AS saat itu, Barack Obama, menilai, berpulangnya Mandela membuat dunia kehilangan salah satu manusia pemberani dan paling berpengaruh.

"Melalui martabat dan kemauan kerasnya, ia mengorbankan kebebasan dirinya demi kebebasan orang lain," kata Barack Obama.

"Mandela telah mengubah Afrika Selatan dan menggerakkan kita semua. Perjalanannya dari seorang tahanan hingga menjadi presiden mewujudkan janji bahwa manusia dan negara dapat berubah menjadi lebih baik," lanjut dia.

Sementara, Presiden Rusia Vladimir Putin menganggap semasa hidupnya Mandela telah melalui berbagai cobaan dan masa sulit.

"Tetapi tetap berkomitmen sampai akhir hayatnya untuk mewujudkan cita-cita humanisme dan keadilan," kata Putin.

Bagi Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Mandela adalah raksasa untuk keadilan dan inspirasi manusia yang membumi.

Presiden Senegal kala itu, Senegal Macky Sall mengatakan, kontribusi Nelson Mandela tidak diragukan lagi.

"Ia merupakan orang paling berpengaruh di abad ini. Ia adalah panutan bagi orang Afrika dan juga bagi kemanusiaan. Mandela memberi kebanggaan dan martabat menjadi orang kulit hitam," kata Sall. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: BBC, History
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi