Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Tornado di Rote Ndao NTT, Ini Penjelasannya

Baca di App
Lihat Foto
Twitter: @RiwuTommy
Sebuah video menampilkan fenomena adanya pusaran angin yang diduga tornado terjadi di Rote Ndao, NTT.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan fenomena pusaran angin yang menjulang tinggi yang diduga sebagai tornado beredar di media sosial, khususnya Twitter.

Awalnya video tersebut diunggah oleh akun Twitter TOMMY RIWU @RiwuTommy pada Rabu (4/12/2019).

Dalam unggahan berdurasi 29 detik itu diperlihatkan bahwa pusaran angin tersebut berputar di daerah lapang.

Selain itu, video juga dilengkapi dengan narasi bahwa fenomena tersebut terjadi di Rote Ndao, NTT.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga kini, unggahan tersebut telah di-retwit sebanyak 566 kali dan disukai sebanyak 881 akun Twitter.

Baca juga: Foto Pria Cuek Potong Rumput Saat Angin Tornado Viral di Medsos

Konfirmasi BNPB

Menanggapi hal itu, Kepala Pusat Data dan Informasi Masyarakat (Kapusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menyampaikan bahwa fenomena tersebut bukan merupakan tornado melainkan puting beliung.

Ia juga menegaskan, puting beliung itu benar terjadi di Kabupaten Rote Ndao, NTT.

"Sore ini (4/12/2019) sekitar jam 15.00 WIT terjadi kejadian puting beliung di Dusun Nggelak, Desa Meoain, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, NTT," ujar Agus saat dikonfirmasi Kompas.com pada Jumat (6/12/2019).

Agus melaporkan bahwa dari kejadian tersebut diketahui ada 1 korban berusia 10 tahun mengalami luka-luka.

"Korban sudah dalam penanganan medis setempat," ujar Agus.

Diketahui, kerugian yang ditaksir sekitar Rp 1,5 juta.

Harta benda yang hilang dan rusak antara lain, 3 lembar seng rumah warga, 2 lembar seng pospol, dan atap rumahkuburan atasnama Dominggus Dami.

Tak hanya itu, Kepala Stasiun Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryatno pun membenarkan peristiwa itu merupakan puting beliung, bukan tornado.

"Itu adalah fenomena puting beliung di laut atau istilahnya water spot, terjadi karena adanya perbedaan suhu udara di lautan dengan daratan," ujar Daryatno.

Menurutnya, saat itu suhu udara di lautan lebih rendah dibanding masa udara lainnya.

Sehingga, ada penumpukan masa udara pada daerah tersebut.

Ia menyampaikan bahwa fenomena tersebut berlangsung sekitar 2 menit.

"Adapun skala waktunya enggak lama cuma sekitar 2 menit. Biasanya terjadi pada sore hari dan saat musin pancaroba," ujar Daryatno.

Baca juga: BNPB Sebut Puting Beliung Mendominasi Bencana 2019, Ada 1.127 Kejadian

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi