Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prajogo Pangestu, Orang Terkaya Ketiga di Indonesia yang Pernah Jadi Sopir Angkot

Baca di App
Lihat Foto
Yoga Sukmana/Kompas.com
Pendiri Barito Pacific Prajogo Pangestu (kanan) bersama Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi di Kantor Pusat Ditjen Pajak di Jakarta, Kamis (29/9/2016)
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Forbes baru saja merilis daftar orang terkaya di indonesia tahun 2019.

Salah satu yang berada dalam daftar tersebut adalah Prajogo Pangestu yang berada di urutan ketiga dengan total kekayaan sebesar 7,6 milliar dollar AS yang setara dengan Rp 106 triliun.

Peningkatan kekayaannya terjadi karena investor menaikkan saham Barito Pacific.

Bagaimana ayah tiga anak ini memulai bisnisnya hingga menjadi orang terkaya nomor tiga di Indonesia?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria kelaihran Kalimantan Barat 1944 silam ini merupakan seorang taipan kayu yang mengelola Barito Pacific.

Sebelum mendirikan perusahaannya, ia bekerja di PT Djajanti Group, yang dimiliki oleh Burhan Uray, pada tahun 1969.

Setelah itu, ia menjadi General Manager pabrik PT Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur, pada tahun 1976.

Pemilik nama asli Phang Djoem Phen ini bukan berasal dari keluarga kaya raya. Ia terlahir dari keluarga biasa yang membuat dirinya hanya bisa mampu mengenyam pendidikan sampai tingkat sekolah menengah.

Baca juga: Taipan Prajogo Pangestu Mantu

Pernah jadi sopir angkot

Pria 75 tahun ini juga sempat bekerja sebagai sopir angkot. Siapa sangka, berawal dari pekerjaan inilah ia berhasil mengubah nasib.

Tahun 1960an, sata masih berprofesi sebagai sopir angkot ia bertemu dengan seorang pengusaha kayu asal Malaysia, Burhan Uray.

Pria asal Malaysia itu mengajak Prajogo bergabung dengan perusahaanya yang berkecimpung dalam industri kayu, PT Djajanti Group.

Setelah itu, Prajogo dipercaya menjadi general manager Pabrik Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur.

Setelah setahun berkarir Prajogo memutuskan untuk keluar dan memuloai bisnisnya sendiri dengan membeli CV Pacific Lumber Coy.

Prajogo juga mengganti nama CV Pacific Lumber Coy menjadi PT Barito Pacific Timber. Tahun 1993, perusahaan tersebut mulai dikenal masyarakat luas dan namanya lalu berubah menjadi Barito Pacifik pada 2007.

Di tahun yang sama, Barito Pacific mengakuisisi 70 persen perusahaan petrokimia, Chandra Asri, yang juga berdagang di Bursa Efek Indonesia.

Bisnis Prajogo pun semakin berkembang di berbagai bidang.

Tahun 2011, Prajogo juga mendirikan PT Chandra Asri Petrochemical yang merupakan penggabungan dengan Tri Polyta Indonesia, dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar nasional.

Tahun 2015, Chandra Asri Petrochemical bekerja sama dengan produsen ban Perancis Michelin untuk mengembangkan pabrik karet sintetis di Indonesia.

Penghargaan

Bulan Agustus lalu, Prajogo juga menerima penghargaan dari Presiden Jokowi.

Ia memperoleh Bintang Jasa Utama yang merupakan suatu kehormatan dari Negara Republik Indonesia kepada warga sipil atas pelayanannya yang istimewa kepada negara.

Penghargaan tersebut ia dapatkan berkat dedikasihnya dalam mengembangkan dan meningkatkan Industri Petrokimia dan Panas Bumi di Indonesia.

Baca juga: Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia, Hartono Bersaudara Peringkat Pertama

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi