Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu Retno Marsudi Bagikan Kisah Diet, Ini Kata Ahli Gizi

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menemui wartawan sebelum melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel bin Ahmed Al-Jubeir di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (23/10/2018). Kunjungan itu merupakan tindak lanjut dari kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Azis ke Indonesia, tahun 2017. Tindak lanjut kunjungan Raja Salman sendiri bernama Pertemuan Komisi Bersama.
|
Editor: Resa Eka Ayu Sartika

KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menceritakan program diet yang sedang dilakukan melalui unggahan di akun Instagram, Sabtu (7/12/2019).

Ia menampilkan beberapa perbandingan foto dirinya di saat ini dan beberapa waktu sebelumnya untuk menunjukkan hasil dari diet yang dijalaninya.

Dalam keterangan foto, Retno menyebut selain melakukan olahraga rutin, ia juga tidak mengonsumsi karbohidrat, minyak, juga gula.

Selain badan yang terlihat lebih segar, menteri luar negeri perempuan pertama itu pun merasa lebih baik dan lebih kuat.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak ayal, banyak netizen yang kemudian memberikan pendapatnya di kolom komentar.

"Ibu Menteri tampak 10 tahun lebih muda," tulis akun @nenyfitrin.

Tidak sedikit juga dari netizen yang mengaku ingin mencoba diet sebagaimana yang dilakukan oleh sang Menlu.

"Semangat Ibu, saya coba juga start 75 kg. 8 bulan lagi kita update," ujar @wahyuni821.

Baca juga: Ketika Menlu Retno Marsudi Joget TikTok Entah Apa yang Merasukimu...

Tak bisa diikuti semua orang

Ahli Gizi DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum berpendapat tidak semua orang sebaiknya mengikuti gaya diet yang dilakukan oleh Menlu, karena memiliki kondisi tubuh yang berbeda-beda.

"Setiap orang punya fase hidup yang beda, kebutuhan beda, aktivitas beda. Umur beliau kan bukan tahap tumbuh kembang lagi, jadi enggak bisa makan kayak remaja 15 tahun. Kedua, aktivitas beliau banyak duduk dan mikir," ujar dokter yang juga filsuf ini.

Tan menyebut pilihan yang dijalani Retno Marsudi 8 bulan terakhir ini perlu diapresiasi, karena menandakan ia memahami tubuhnya.

"Apa yang dilakukan Bu Retno perlu diapresiasi artinya beliau paham kondisi tubuhnya. Jadi beliau makan sesuai kebutuhan dilihat dari usia dan aktivitas," sebut Tan.

Dengan begitu, netizen harus mengerti kondisi tubuhnya terlebih dahulu sebelum mengikuti gaya diet yang dilakukan oleh Ibu Menlu.

Baca juga: Menlu Retno: Saatnya Wanita Bekerja Bersama Membawa Panji Toleransi

Dikritisi

Namun, ada hal yang ingin Tan kritisi tentang penyampaian diet yang dilakukan oleh Menlu, yakni mengenai penulisan kandungan-kandungan yang ia kurangi atau hindari.

Tan berpendapat tidak mungkin seseorang bisa sepenuhnya menghindari karbohidrat, minyak, dan gula seperti yang dituliskan Retno, 'no-carbs, no-oil, no-sugar'.

Menurutnya, keterangan itu perlu diperbaiki menjadi 'no refined sugars, no refined oils' dan sebagainya.

Mengapa? Ya, karena jika kita mengonsumsi sayur san buah-buahan, di sana terdapat kandungan karbo yang juga mengandung gula, fruktosa bukan glukosa.

Ini penting agar tidak terjadi pemahaman yang salah di masyarakat, khususnya pengguna Instagram yang dapat mengakses unggahan Menlu.

"Itu risikonya kalau awam membahasakan sesuatu yang ujung-ujungnya kedengaran ekstrem. Semoga Bu Menlu bisa kita koreksi sedikit, ya," ujar Tan.

Selain itu, zat-zat itu juga dibutuhkan oleh tubuh, hanya saja harus diperhatikan jumlah dan sumber makanan yang dikonsumsi.

"Lemak sehat ada di semua ikan laut dalam (omega3 rich), kacang-kacangan, kelapa dalam bentuk urap, santan tanpa dihangatkan berulang (bukan minyak kelapa), buah berlemak sehat seperti alpukat dan juga kuning telur," jelasnya.

Hal lain yang penting untuk diperhatikan adalah menghindari bahan-bahan makanan ultra proses seperti kue, yoghurt, cokelat, keju, pasta permen, es krim, selai, dan sebagainya. Makanan-makanan itu perlu dihindari karena menyebabkan banyak masalah kesehatan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi