Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Perempuan Ditangkap di Sumba Diduga Kawin Tangkap

Baca di App
Lihat Foto
Twitter: Rally Tsog
Beredar video perempuan dibawa secara paksa oleh warga diduga merupakan tradisi kawin tangkap pada Jumat (6/12/2019)
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan segerombolan warga sedang memboyong perempuan secara mendadak di depan rumah beredar di media sosial Twitter pada Jumat (6/12/2019).

Dalam video berdurasi 30 detik itu, perempuan tersebut dipaksa untuk menuruti sekelompok warga itu ke tempat yang diduga calon suami.

Selain itu, video juga dilengkapi narasi yang menyebut bahwa tindakan itu merupakan salah satu praktik kebudayaan Kawin Tangkap di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Twitter please do your magic! Ini salah satu praktik kebudayaan di Sumba hari ini.
Orang-orang biasayanya menyebut sebagai kawin tangkap. Seorang perempuan ditangkap dan dibawa oleh beberapa pria dewasa untuk dijadikan istri tanpa ada persetujuan si perempuan," tulis pihak pengunggah video, Rally Tsog, @RallyTsog dalam twitnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga kini unggahan tersebut telah mendapatkan respons tinggi. Sebanyak 11.295 akun telah me-retwit dan sebanyak 8.566 akun telah menyukai video itu.

Baca juga: Viral Siswi SMA Negeri di Demak Diduga Pesta Miras, Ini Faktanya

Kronologi kejadian

Atas viralnya video tersebut, Pemerhati Budaya Sumba, Pater Roberst Ramone CSsR mengonfirmasi bahwa kejadian itu benar terjadi di Sumba, NTT.

"Tepat tanggal 6 Desember kurang lebih jam 06.30 WITA pria datang ke kos bersama keluarga dan membawa wanita (M) itu," ujar Pater saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (8/12/2019).

Sementara, Pater mengisahkan bahwa M tersebut telah hidup bersama dengan seorang pria (W) selama setahun di rumah kos.

"Sudah proses adat dan hampir selesai, namun dalam perjalanan hubungan ada problem (mau pisah)," ujar Pater.

Ketika ada masalah tersebut, kedua belah pihak juga telah mengadakan pertemuan di tikar adat membahas masalah itu, tetapi belum ditemukan solusi.

Berdasarkan keterangan dari perempuan tersebut, Pater menyampaikan bahwa masalah tersebut bermula sejak Juli 2019 hingga saat ini.

Beberapa kali pihak pria mencoba mendatangi dan meminta untuk rujuk kembali dengan sang kekasih.

Sementara, pihak kos juga telah memberi sejumlah arahan agar masalah tersebut diselesaikan, karena mereka dinilai warga sering terjadi cekcok di kos.

Baca juga: Viral Pengawal Ambulans Ditilang Polisi, Bagaimana Aturannya?

Kemudian, ketika M sedang duduk di depan kos, warga sekitar memboyongnya ke suatu tempat untuk dipertemukan kepada W.

Persis seperti yang terekam dalam video viral yang beredar baru-baru ini.

"Keluarga wanita mengikuti serta melaporkan W ke polisi. Tak lama setelah itu, M sudah kembali ke keluarganya," ujar Pater.

Ia juga menyampaikan bahwa permasalahan itu dikembalikan ke pihak keluarga untuk diselesaikan secara musyawarah dan mufakat.

"Kurang lebih pukul 21.00 WITA, pihak wanita kembali ke kos bersama keluarga untuk pamit dan kembali ke keluarga," terang dia.

Menurut Pater, video yang beredar di media sosial merupakan rekaman yang dibuat oleh keluarga pihak wanita yang saat itu ada di tempat kejadian.

Baca juga: Viral Rumah Roy Suryo Dipenuhi Parabola, Ini Penjelasannya

Sumba tidak brutal

Di sisi lain, pendiri Rumah Budaya Sumba (RBS) sekaligus Pusat Budaya Sumba ini mengungkapkan bahwa kasus penculikan perempuan di Sumba sudah jarang dilakukan di era saat ini.

"Sepengetahuan saya era 70-80 penculikan terjadi dengan beberapa alasan, yakni kesepakatan tidak terjadi di antara dua keluarga wanita dan laki sementara pasangan muda saling suka," ujar Pater.

"Kesepakatan hanya terjadi satu pihak saja misalnya hanya pihak laki saja, maka sebagai jalan pintas kawin lari/paksa," lanjut dia.

Selain itu, Pater mengungkapkan bahwa kawin lari tidak hanya terjadi pada muda-mudi saja, bahkan bisa bisa juga terjadi pada wanita bersuami atau direbut dari suaminya.

Namun, kasus ini jarang terjadi di saat ini.

Ia juga menegaskan meski ada tradisi seperti itu, harapannya tidak ada anggapan bahwa warga Sumba brutal.

Hal itu merupakan anggapan yang keliru.

"Patut dicatat bahwa penculikan hanya terjadi di antara mereka yang saling kenal. Orang asing tidak pernah terjadi penculikan," katanya lagi.

Baca juga: Kisah Dalia al-Darwish, Perempuan Palestina yang Memiliki Lisensi Mengemudi Truk

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi