Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru, Suhu Panas Global Tingkatkan Risiko Kelahiran Lebih Awal bagi Wanita

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi bayi kembar.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pemanasan global masih menjadi masalah serius bagi bumi. Suhu udara bumi tercatat terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Bahkan, suhu panas di tahun ini mencatatkan rekor terbarunya dalam beberapa puluh tahun terakhir.

Studi mengenai ancaman bencana dan risiko penyakit yang ditimbulkan oleh pemanasan global pun mulai bermunculan.

Yang terbaru, sebuah studi menemukan bahwa wanita berisiko melahirkan lebih dini akibat suhu panas global, seperti dikutip dari CNN.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi yang dipublikasikan dalam Journal Nature Climate Change itu menemukan bahwa pada hari-hari tertentu ketika suhu melewati 32,2 derajat Celcius, tingkat kelahiran meningkat hingga 5 persen.

Setelah suhu menurun, angka kelahiran pun ikut berkurang.

Peningkatan 5 persen mungkin tidak terdengar banyak, tetapi para peneliti memperkirakan bahwa selama periode 20 tahun, rata-rata 25 ribu bayi di Amerika Serikat lahir lebih awal akibat meningkatnya suhu global.

Baca juga: Mengenal Penyakit Hepatitis A dan Cara Pencegahannya

Risiko Penyakit

Hal itu sama halnya dengan kehilangan lebih dari 150 ribu hari kehamilan setiap tahun di AS dari tahun 1969 hingga 1988.

Studi tersebut juga menemukan bahwa rata-rata waktu kehamilan kini lebih cepat 6,1 hari.

Bahkan, dalam beberapa kasus, bayi dilahirkan hingga dua minggu lebih awal.

Pada studi sebelumnya, ditemukan bahwa ibu menghadapi peningkatan risiko pre-eklampsia, hipertensi, dan masalah kesehatan lainnya akibat suhu yang tinggi.

Selama minggu-minggu terakhir bayi dalam kandungan, ada pematangan secara dramatis di otak dan petumbuhan fisik yang cepat.

Riset itu telah menunjukkan bahwa bayi yang lahir lebih awal memiliki risiko penyakit yang lebih tinggi seperti asma, keterlambatan perkembangan, dan beberapa risiko besar yang membutuhkan perawatan rumah sakit sejak dini.

Meski riset itu tidak menjelaskan hubungan antara panas ekstrem dengan kelahiran, tapi penelitian itu menunjukkan bahwa suhu panas dapat meningkatkan kadar neuropeptida saat persalinan.

Baca juga: Benarkah Ibu Kota Baru Memindah Masalah Jakarta ke Kalimantan?

Masalah Serius

Pada hewan, stres akibat suhu panas dapat meningkatkan jumlah oksitosin yang dihasilkan oleh induk.

Dengan krisis iklim yang terus meningkat, diperkirakan akan membawa suhu yang jauh lebih panas pada masa-masa yang akan datang.

Karenanya, kelahiran dini dapat menjadi masalah yang jauh lebih besar di AS dan di seluruh dunia.

Jika menilik pada proyeksi iklim, maka hasil studi terbaru itu memungkinkan adanya tambahan 250 ribu hari kehamilan akan hilang setiap tahun pada akhir abad ini.

Jika dunia tidak segera mengatasi emisi karbon, maka masalah-masalah serius lain mungkin akan bermunculan.

Baca juga: Kasus Orangtua Beri Kopi pada Bayi, Susu Kedelai Bisa Jadi Alternatif

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: CNN
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi