Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Viral, Kini Instalasi Pisang Dilakban Seharga Rp 1,68 Miliar Dimakan Seniman

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/David Datuna
Tangkapan layar video David Natuna memakan instalasi pisang senilai Rp 1,68 miliar
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, sebuah pisang yang ditempel di dinding menggunakan lakban menjadi viral dan ramai diperbincangkan.

Instalasi ini merupakan karya seorang seniman Italia, Maurizio Cattelan, dan dipamerkan oleh Perrotin, pendiri sebuah galeri seni kontemporer di Paris.

Cattelan menyebut instalasi ini dengan nama "Comedian".

Dua edisi dari instalasi pisang yang dilakban karya Cattelan ini kemudian terjual seharga 120.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,68 miliar.

Cattelan juga membuat edisi lainnya dengan harga 150.000 dollar AS atau sekitar Rp 2,01 miliar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini, pisang yang dilakban pada instalasi itu dimakan oleh seorang seniman.

Banyak pengunjung Art Basel Miami mengagumi instalasi ini. Oleh karena itu, kehadiran instalasi ini selalu memunculkan kerumuman di galeri.

Keramaian yang terjadi membuat pihak galeri berencana mencopot "Comedian" pada Minggu (8/12/2019).

Baca juga: Viral Instalasi Pisang Dilakban Terjual Rp 1,68 Miliar, Ini Kisahnya

"Pagi ini, mengikuti rekomendasi, kami membongkar instalasi pada pukul 9 pagi," kata pihak galeri dalam keterangan resminya, seperti dikutip dari The Guardian.

Pihak galeri menyebutkan, mereka telah bekerja sama dengan Art Basel untuk melakukan penjagaan.

Akan tetapi, instalasi ini menimbulkan sejumlah kerumunan yang tidak dapat dikontrol. Kondisi ini dapat menimbulkan bahaya untuk karya-karya seni di sekelilingnya.

Akan tetapi, instalasi ini akhirnya belum sempat dicopot hingga terjadi sebuah peristiwa mengejutkan.

Pada Sabtu (7/12/2019), seorang seniman David Datuna mencopot instalasi pisang dari dinding pameran dan memakannya.

David mengatakan, ia sedang lapar.

David mengunggah sebuah video di Instagram pribadinya yang menunjukkan aksi tersebut. Ia menyebut aksinya sebagai "Hungry Artist".

Dalam unggahannya itu, David menuliskan, "I love Maurizio Cattelan artwork and I really love this installation. It's very delicious."

Melansir The Guardian, aksi tersebut memberikan makna baru terhadap komentar yang diberikan oleh pendiri galeri, Emmanuel Perrotin.

Sebelumnya, Perrotin berkata, "Karya Cattelan bukan hanya tentang objek, tetapi tentang bagaimana objek bergerak di dunia".

Kejadian ini tidak merugikan pembeli. Sebab, karya instalasi pisang yang dilakban di dinding ini disertai dengan sertifikat keaslian.

Oleh karena itu, pemilik dapat mengganti pisang pada instalasi tersebut.

"Datuna tidak merusak karya seni itu. Pisang itu adalah sebuah ide," kata Direktur Galeri Lucien Terras.

Menurut Terras, ide dari karya tersebut hidup kembali setelah sebuah pisang kembali dipasang oleh Perrotin beberapa menit setelahnya.

Baca juga: Raline Shah Terkejut Karya Seni Pisang Dilakban Terjual 1,68 Miliar

Jadi, setelah aksi yang dilakukan oleh Datuna, pihak galeri segera mengganti dengan pisang yang baru dan dilakban kembali. 

"Ide ini sangat menarik," kata Kapten Polisi Miami Beach Steven Feldman yang dipanggil untuk menjaga ketertiban saat terjadi kerumunan.

Sebelumnya, karya seni ini dipuji oleh Perrotin sebagai simbol perdagangan global.

Selain itu, instalasi ini juga dinilai bermakna ganda, yaitu sebagai perangkat klasik yang menggambarkan humor.

Cattelan membeli pisang untuk instalasinya di sebuah pasar buah lokal.

Ia juga dikenal dengan karya-karya jenaka seperti sebuah toilet berbahan emas 18 karat yang dapat berfungsi dan diberi nama Amerika.

Saat itu, pengunjung yang melihat karya tersebut diberikan kesempatan untuk menggunakan toilet karya Cattelan ini.

Namun, baru-baru ini, toilet tersebut dicuri dari sebuah pameran di Inggris.

Pada 1999, Cattelan juga pernah melakban galeri Italia terkenal Massimo De Carlo ke dinding dari galerinya sendiri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi